Bab 5

924 720 488
                                    

"Sen gue nebeng balik ya sama lo," ucap Reina.

Arsen dan Reina bertemu di parkiran dan berjalan bersama di koridor menuju kelasnya.

"Mobil lo mana?" tanya Arsen.

"Ada, tapi tadi gue dianter Mama jadi gue nebeng ya sama lo pas pulang," rengek Reina.

"Iya," ucapnya datar.

"Makasih Arsen, lo emang yang terbaik deh," puji Reina karena ada maunya.

Tanpa sadar ada yang memperhatikan mereka, orang itu adalah Nala. "Jangan-jangan mereka pacaran lagi," ucap Nala.

"Eh Nal kok masih di sini ayo masuk," Nala pun terkesiap dan menoleh. Ternyata sudah ada Rena dan Andika di sebelahnya.

"Eh iya, ayo," ucap Nala kemudian dan menarik Rena dan Andika menuju kelas.

"Nal tugas lo udah selesai belum?" tanya Andika setelah sampai di dalam kelas dan duduk di bangku mereka masing-masing.

"Emang ada tugas ya?" tanya Nala balik.

"Ya adalah, tugas dari Ibu Rita yang namanya udah kayak rel kereta api panjang banget," ucap Andika sambil tertawa garing.

"Gue belum selesai gimana dong?" ucap Nala panik.

"Nih lihat punya gue aja," ucap Rena.

"Ini yang kerjain siapa?" tanya Nala.

"Kak Reno, dia kan pinter orangnya," ucap Rena sambil tersenyum karena telah membanggakan kakaknya itu.

"Oke deh gue tulis dulu."

Disaat Nala menulis, bel pun berbunyi dan membuat Nala terbur-buru. Tetapi apa boleh buat, jawabannya begitu panjang dan Nala tidak bisa menulis dengan cepat.

Tiba-tiba Ibu Rita selaku guru masuk sambil mengucapkan salam.

"Assalamualaikum anak-anak," ucap Ibu Rita.

"Wa'alaikumussalam Buuuuuu," jawab semua murid.

"Baiklah tugas yang ibu berikan kemarin silahkan dikumpulkan," ucap Ibu Rita.

Andika selaku ketua kelas mengumpulkan buku teman-temannya dan diletakkan di atas meja Ibu Rita.

"Eemmm siapa yang tidak mengerjakan tugas yang ibu berikan? Angkat tangan!" ucap Ibu Rita.

Ragu-ragu Nala mengangkat tangannya dan menunduk malu. Ibu Rita yang melihat Nala langsung menyuruhnya maju ke depan.

"Nala silahkan maju ke depan!" ucap Ibu Rita lagi.

Nala akhirnya maju ke depan sesuai perintah Ibu Rita.

"Kenapa tugas yang saya kasih kamu nggak kerjain?" tanya Ibu Rita.

"Lupa bu," ucap Nala singkat.

"Jangan diulangi lagi ya," peringat Ibu Rita.

"Iya bu."

"Sekarang kamu berdiri di lapangan, di bawah tiang bendera sampai pelajaran saya selesai," perintah Ibu Rita.

Nala akhirnya mengangguk dan keluar kelas sembari melihat ke arah Rena dan Andika lalu tersenyum mengisyaratkan bahwa ia baik-baik saja dan ia pasti bisa menjalani hukuman itu. Sedangkan Rena dan Andika menatap iba kepada Nala.

****

"Ayo anak-anak kumpul semuanya kita akan melakukan pemanasan!" ucap Pak Surya sembari meniup peluit yang selalu ia gantungkan di lehernya.

Seluruh siswa/siswi kelas 11 IPA 1 telah memenuhi lapangan dan membuat barisan untuk melakukan pemanasan.

Di sisi lain, seorang gadis tengah berdiri di pinggir lapangan tepatnya di bawah tiang bendera. Ia sudah jadi pusat perhatian, karena baru kali ini ada murid yang dihukum di bawah tiang bendera di SMA Garuda.

ARSENALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang