Bab 4

926 758 617
                                    

"Selamat pagi anak-anak," ucap guru yang akan mengajar di kelas Nala.

"Pagiii Buuuu," balas seluruh murid yang ada di dalam kelas.

"Selamat datang di SMA Garuda. Semoga kalian betah ya sekolah di sini," ucap guru tersebut.

"Perkenalkan nama saya Rita permata sari bunga yang harum semerbak sepanjang masa," lanjut guru yang bernama ibu Rita tersebut.

Semua murid langsung bengong dan bingung bahkan ada yang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Panjang amat Bu," ucap Andika, ketua kelas X IPA 5.

Seketika Bu Rita tertawa. "Nggak, Ibu cuma bercanda. Nama aslinya Rita Permata Sari aja," ucapnya sambil tersenyum.

"Oooo Bu Rita Permata Sari," ucap semuanya secara bersamaan sambil tertawa.

"Baiklah kita akan mulai pelajarannya," lanjut Bu Rita.

"Baik Buuu," ucap seluruh murid.

Tak terasa sudah jam istirahat dan semua murid SMA Garuda berhamburan menuju kantin untuk mengisi perut kosongnya masing-masing.

"Eh duduk di situ yuk!" ajak Andika kepada Nala dan Rena.

Andika sering gabung bersama dengan Nala dan Rena. Andika adalah teman SMP dari Rena. Tapi dulu waktu SMP, mereka berdua tidak sekelas jadi tidak terlalu akrab. Tapi sekarang teman Andika yang ia kenal hanya Rena, jadi ia gabung saja dari pada tidak punya teman. Cuma Rena lupa memperkenalkan Andika kepada Nala pada saat MOS. Dikarenakan setiap kali MOS, Nala selalu di hukum dan tidak sempat bagi Rena memperkenalkan Andika kepadanya.

Sekarang mereka bertiga lagi asik makan bakso pesanannya. Mereka cepat akrab apalagi Andika anaknya easy going.

Disela-sela makannya, seseorang datang menghampiri Mereka.

"Ikut gue," ucap seseorang tersebut sambil menarik pergelangan tangan Nala.

Cowok itu adalah Arsen, ia datang dan langsung menarik Nala agar ikut dengannya.

"Apa-apaan sih Kak? Lepasin!" ucap Nala tapi tidak diindahkan oleh Arsen dan tetap menarik Nala pergi dari tempat itu.

Semua orang yang berada di kantin menatap kepergiannya dengan heran termasuk Rena dan Andika. Mereka terbengong karena kejadian itu. Dipikiran mereka terlintas, kenapa Nala dibawa pergi oleh ketua osis tersebut padahal MOS telah berakhir dan apa yang akan terjadi selanjutnya terhadap Nala, apakah ia akan dihukum lagi?

****

"Apaan sih Kak?" tanya Nala sembari menarik pergelangan tangannya yang sudah memerah karena dicengkeram kuat oleh Arsen.

Mereka sudah sampai di belakang sekolah di mana jarang murid berlalu-lalang di tempat itu.

Seketika saja Arsen melemparkan amplop hitam yang berisikan surat dari Nala untuknya dengan kasar.

Nala hanya heran karena cowok itu mengembalikan amplopnya.

"Kenapa dikembalikan?" tanya Nala takut.

"Isinya nggak sesuai," ucapnya datar.

"Nggak sesuai gimana?" heran Nala.

"Lo budek ya?"

"Maksud Kakak apa sih?"

"Reina nyuruh lo buat pesan dan kesan, kenapa isinya penilaian dan pesan?"

"Kakak buta ya?"

"maksud lo?"

"Gue udah kasih penjelasan di dalam suratnya, kalo gue nggak nulis kesannya karena gue nggak terkesan sama Kakak!" balas Nala dengan emosi.

ARSENALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang