6. Lunch

57 25 2
                                    

Haii👋 semuanya....
Aku up lagi nihh🙈

Niatnya sih besok,😌 tapi karena idenya muncul sekarang,
jadi gak papa lah ya sekarang aja😆

Hm... Gak usah banyak ngomong deh ya aku, soalnya part ini panjang📍

Aku cuman mau ingetin jangan lupa :

READ👀
VOTE☑
Comment 💭
Share📣

That's all
🔍...🔍

-----------------------------------------------------------

HAPPY READING!

Setelah resmi menjadikan Athilla sebagai pacarnya disinilah Kai berada, Taman belakang sekolah.

Apa yang kalian pikirkan? Dia akan kembali ke kelas setelah mengantarkan Athilla? Dia akan mengikuti pembelajaran yang ada? Tentu saja tidak, dari mana dia mendapat julukan ‘badboy’ kalau bukan dari tindakannya yang urakan.

Saat ini ia tengah duduk di sebuah kursi tua yang mulai tampak berkarat, memejamkan matanya perlahan untuk menikmati ketenangan ini.

Senyuman kecil mulai terbit di wajahnya kala kilasan balik wajah kekasihnya muncul kembali.  Senyum tulus gadis itu, tingkahnya yang apa adanya dan tidak dibuat-buat, sikap malu-malu dan, ah banyak sekali!

Kai tenggelam dalam pikirannya, tanpa mengetahui ada dua sosok makhluk astral sedang mengintainya.

“Psst.. Mo, itu si boss kenape dah?” Dipo, itu adalah suara Dipo sahabat Kai, dan Bimo. Bimo juga merupakan kawan dekat Kai.

Selama di tingkat SMA, Kai tidak memiliki banyak teman yang dekat dengannya. Beberapa di antara mereka memilih mundur dan menjaga jarak saat tahu sifat kasar dan kejam Kai.

Hanya Dipo dan Bimo yang benar-benar bisa menerima semua kepribadian Kai, bahkan mereka seringkali menjadi samsak bagi Kai untuk melampiaskan emosinya.

Jika orang lain menganggap mereka bodoh, atau hanya berteman dengan Kai karena harta cowok itu.

Maka bagi Dipo dan Bimo tidaklah demikian, Dipo memang baru mengenal Kai di tingkat SMA ini tapi Bimo, ia sudah berteman dekat dengan Kai semenjak mereka duduk di bangku kelas 2 Smp.

Ah ya, hampir lupa memperkenalkan satu orang lagi. Marcelino Aksara. Satu lagi sahabat dekat Kai yang memiliki karakter rata-rata sama dengan Kai. Lalu kenapa saat ini hanya ada Dipo dan Bimo? Dimana Marcel?

Ingat, Dipo dan Bimo memiliki wujud dan sifat menyerupai makhluk astral. Bagaimana mungkin Marcel menjadi salah satu dari mereka?

Masalah wajah dan ekonomi, memang mereka berempat tidak perlu diragukan lagi.

Tapi masalah kewarasan dari mereka berempat? Mungkin 50 dari 100.
Merasa orang disampingnya tidak merespon, Dipo memukul-mukul bahu Bimo, “Mo! Liat tuh, liat.” Ucapnya sedikit ngegas.

“Sakit gilak, lu kata gue beton?!” Rutuk Bimo mengelus bahunya yang terasa sedikit nyeri.

“Ck, liat noh si bos senyum,” merasa ini adalah pembahasan yang cukup menarik, Bimo memfokuskan  matanya ke arah Kai, yang masih memejamkan mata.

Dia benar-benar harus menyipitkan mata karena senyuman itu sangat kecil.

“Itu beneran senyum? Kok kecil banget gilak?” Dia masih berusaha untuk memperjelas apakah itu benar-benar senyuman atau bukan.

📌 My Kainos [ON GOING] 📌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang