AY POV
" Siapa . . . ? " aku terkejut begitu Devan sudah disampingku setelah Radit pergi. " Teman kuliah dulu " jawabku singkat. " Nyonya Ayleen Devan ardhias . .. " panggilnya lirih tapi penuh penekanan, membuatku merasa sedikit aneh dengan nama baruku.
Jangan bilang dia akan marah karena melihat aku diantar pria lain ? bukan salahku, dia yang meninggalkanku tadi.
" papa mengajak kita ketemu sepulang kuliah ini " ucapnya tidak kuduga. Papa ? kenapa ? apa ada yang penting ?. " bukankah kita bisa ketemu dirumah ? " tanyaku , Devan menggeleng. " turuti saja " jawabnya singkat sebelum berjalan lebih dulu.
- - -
" jadi dimana papa?" tanyaku begitu kami berdua sampai disebuah rumah bergaya kontemporer yang sangat indah.
" papa hanya alasan , aku takut kau akan membuat alasan konyol untuk bisa menghindari pergi menamaniku melihat rumah ini " jawabnya. Aku mendengus.
" rumah siapa ini ? " tanyaku lagi. Devan mengisyaratkanku untuk mengikuti langkahnya memasuki bangunan itu. " aku baru saja membelinya untuk kita, kau bilang tidak ingin tinggal dengan orang tuamu atau papaku " jawabnya acuh. membelinya ? dia bisa membeli rumah ini dengan gaji nya sebagai dosen ? apa dia menabung seluruh gajinya seumur hidup, kekehku dalam hati.
" aku membantu perusahaan papa secara tidak langsung, mengajar hanya menyalurkan hobiku . . " jelasnya seolah menjawab seluruh hinaan didalam kepalaku tadi. Maaf pak killer, aku menarik pikiranku tadi.
" kau bisa berkeliling , dan katakan apa kau menyukainya ? " ucapnya membuatku menatapnya bingung.
" ini rumahmu, kau membelinya dengan uangmu ? lalu kenapa harus bertanya padaku ? kalau kau membeli nya karena menyukainya , ya terserah saja " balasku membuat Devan menatapku tajam.
" kenapa aku merasa kesal setiap mendengarmu bicara ? " ucapnya dingin. " sepertinya mulutmu harus diajari sopan santun " imbuhnya mendekatkan wajahnya, dan cup, pria itu berhasil mendaratkan bibirnya telak dimiliku. mengecupku singkat.
Aku terkejut bukan main atas perbuatan nya barusan. dia . . . barusan pria ini ? sungguh menciumku ?
Dia . . . mencuri ciuman pertamaku.
DEVAN POV
Aku terkejut begitu melihat Ayleen mematung karena kecupan barusan. apa ada yang salah ? . Aku sungguh tidak ingin memikirkan ini, tapi apa itu tadi ciuman pertama nya ? sungguh ? dimana ada didunia ini yang belum pernah berciuman sampai usia kepala dua ?
Melihat reaksinya barusan, bisa saja itu benar. Sangat menarik.
" dimana kamarku ? " ucapnya membuang pandangan ke arah lain. apa dia malu ?
Aku naik kelantai dua dengan Ayleen yang mengikutiku dari belakang, " kamar nyonya "candaku membukakan pintu kamarnya.
" bagaimana nyonya , anda ingin complain ? " tanyaku membuat Ayleen mendengus. " tidak perlu, ini . . . lumayan " balasnya asal. lumayan ? " lumayan ? apa ini caramu menghargai usahaku yang sudah mempersiapkan rumah ini sejak dua tahun lalu ? " gumamku. " apa ? " tanya Ayleen , sepertinya gadis itu tidak mendengar apa yang kukatakan barusan, syukurlah. Aku menggeleng.
" lalu dimana kamarmu ? " tanyanya . " kenapa ? kau ingin tidur dikamarku?" godaku membuat Aylen melayangkan satu tinjunya di pundaku dan berjalan keluar. Gadis itu membuka pintu kamar disebelah kamarnya.
" warna kamar kita sangat berlainan . . ." ucapnya membuatku bingung. " kenapa ? kau tidak menyukai warna kamarmu ? mau kuganti seperti miliku?" tanyaku , Ayleen menggeleng. " tidak itu bagus, itu terlihat seperti mencerminkan kepribadian kita , aku terlihat polos seperti peri dan kamarmu gelap seperti karaktermu , iblis " ucapnya tertawa. Apa dia sedang mengejek ku saat ini?. " kau . . .! " desisku mencoba untuk menggelitiki gadis didepanku, membuat Ayleen berlarian disekitar rumah dan berhenti didepan sebuah taman kecil di bagian rooftop bangunan rumah ini.
" apa ini ? " tanyanya begitu melihat bagian rooftop yang sengaja kudesign untuk . . . untuk . . . semacam tempat private.
" ini semacam . . . mm . . itu . . . anu . . . " bagaimana aku harus mengatakannya ?. " aku akan menghabiskan lebih banyak waktuku disini " ucap Ayleen membuatku terkejut. " aku berencana menulis blog bisnis, tempat ini cocok untuk mencari inspirasi " jelasnya, ah, begitu ? aku hampir memikirkan hal lain tadi.
" baiklah kapan kita bisa mulai pindah ? " tanyanya. " besok " jawabku ragu, membuat gadis itu tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE TEACHER ( COMPLETED)
RomanceDijodohkan sejak kecil, sebelum ibunya meninggal , Devan yang saat itu sudah lima belas tahun , jatuh cinta dengan gadis yang sembilan tahun lebih muda darinya. Sempat tidak bertemu selama dua puluh tahun, karena sejak ibunya meninggal Devan dan a...