Jaemin di ruang rawat Renjun dengan Renjun yang tertidur. Semua member sudah pulang termasuk manajer. Sebenarnya ia pun di pinta untuk pulang tapi ia tak mau dan bersikeras untuk menjaga Renjun.
Karena tentu saja ia akan melakukan itu. Bagaimana mungkin ia meninggalkan kekasihnya sendiri di rumah sakit?—
Jaemin menatap Renjun yang sedang tertidur. Renjun sangat cantik, tubuhnya pun lebih berisi beberapa bulan ini, Dan jangan lupakan pipi itu semakin kenyal juga berisi.
Lucu sekali, pikir Jaemin.
Ngomong ngomong Jaemin belum menceritakan apapun tentang kondisi Renjun sekarang. Bahkan pada manajer ataupun member lain.
Ia masih ragu apa harus menceritakan nya atau tidak.
Oke— jika pada Renjun ia memang harus menceritakan nya karena ini kondisi tubuhnya sendiri. Tapi pada manajer?— ia tidak yakin. Dan member lain?— haruskah ia menceritakan nya?
Kepala Jaemin pusing, ia jelas menerima Renjun apa adany. Tapi orang lain?— apa mereka akan menerima Renjun?
Jaemin tak membayangkan bagaimana orang orang akan membenci Renjun nya. Kekasihnya ini sudah bertahan sejauh ini. Dan Jaemin jelas tak ingin membuat usaha Renjun sia sia.
Jaemin bahkan sudah sangat merasa sakit saat melihat banyak komentar kebencian untuk Renjun. Jika bisa ia selalu ingin membungkam mulut mereka dan juga mematahkan jari jari kurang ajar itu. Tapi sayang Jaemin tak bisa melakukan nya.
"Nana" suara lembut itu menyadarkan Jaemin dari segala pikiran yang membuat nya pusing. Jaemin tersenyum melihat Renjun yang sudah bangun.
Sebenarnya malam ini juga Renjun bisa pulang, apalagi mereka memang punya jadwal. Tapi Jaemin melarang dan mengusulkan untuk pulang besok. Sebenarnya itu bukan usulan, itu pernyataan yang tak boleh di tolak.
"Ada apa Sayang? Kenapa bangun?" Tanya Jaemin.
Renjun menggeleng.
"Tidak ada Nana disini" ujar Renjun.Jaemin menaiki sebelah alis nya bingung.
"Aku disini. Di depan mu. Bersama mu" ujar Jaemin."Aku tau. Tapi bukan yang seperti itu, tidak ada Nana yang tidur disini" ujar Renjun.
Jaemin ber-ah- ia mengerti maksud Renjun sekarang.
"Ayo tidur" ujar Renjun.Jaemin akhirnya naik ke ranjang Renjun. Ia sedikit mengangkat Renjun, berusaha untuk tak mengenai infus di tangan kanan Renjun atau ia akan membuat Renjun terluka.
Jaemin mendekap dan memeluk Renjun, lalu mengusap lembut punggung itu.
"Nana" panggil Renjun.Entah kenapa beberapa hari ini Renjun selalu memanggil nya begitu. Padahal biasanya hanya Jaemin, atau jika sedang kesal Tuan Na.
Biasanya penggemar yang memanggil nya seperti itu. Sekarang mendengar Renjun memanggil nya Nana. Entah kenapa terdengar sangat lucu, sedikit menggelitik untuk nya.
"Kenapa?" Tanya Jaemin."Em.. bagaimana hasil pemeriksaan ku?" Tanya Renjun.
Tadi Jaemin merasa senang dengan panggilan Nana namun mendengar pertanyaan Renjun membuat rasa senang nya menguap. Dan tiba tiba pusing mendera kepala nya.
"Kamu ingin mengetahui nya?" Tanya Jaemin.
Renjun mengangguk.
"Tentu saja. Ini tentang aku, kondisiku. Jadi aku harus tau. Ayo katakan, aku akan siap menerima apapun hasilnya" ujar Renjun."Kamu memiliki kelainan genetik" jawab Jaemin.
Renjun terdiam, pandangan nya menyendu. Air mata sudah di pelupuk dan siap tumpah. Rasa takut mendera dirinya.
"Kelainan seperti apa? Apa aku akan mati?" Tanya Renjun lirih.Jaemin terkejut, ini sudah terlalu jauh jika sampai Renjun berpikir ia akan berakhir mati. Lagi pula Jaemin tak akan membiarkan hal itu terjadi.
"Tidak sayang" ujar Jaemin lalu mencium pucuk kepala Renjun."Di sebutnya interseks, itu kelainan genetik mu. Dimana orang memiliki dua kromosom. Yaitu laki laki dan perempuan. Seperti yang kamu tau karena seharusnya seseorang memiliki satu kromosom entah itu laki laki atau hanya perempuan. Dan juga kamu memiliki hormon seperti wanita—" Jaemin menjeda kalimat nya meneguk ludah nya antara gugup, takut dan khawatir lalu melanjutkan kalimat nya.
"Dan itu membuat mu memiliki Rahim dan ovarium" lanjut Jaemin.
Renjun terkejut, ia mulai berpikir. Apa ini sebabnya perutnya sangat sakit. Ia memiliki Rahim dan ovarium.
..
Setelah pembicaraan semalam, memang cukup berat. Bahkan membuat Jaemin frustasi, Renjun sempat mengatakan ingin melakukan pengangkatan rahim. Dan itu cukup membuat Jaemin kecewa.
Dan semalam juga Renjun sempat meracau bahwa Jaemin tak akan mencintai nya, karena ia punya kelainan genetik dan berakhirlah dengan ingin melakukan pengangkatan rahim.
Jaemin tentu melarang nya, karena bagaimanapun pengangkatan rahim tak semudah yang di bicarakan. Apalagi dengan Renjun yang memang sudah terlahir berjenis kelamin laki laki, jika di lihat oleh mata.
Karena Renjun memang memiliki penis, bukan vagina atau bahkan kelamin ganda.
Jaemin dan Renjun pulang ke asrama. Setelah mendengar beberapa saran dari dokter. Renjun mendiami Jaemin, Renjun sedang marah pada Jaemin.
Sepanjang perjalanan di mobil bahkan Renjun hanya diam. Biasanya pemuda mungil itu banyak berceloteh dan bercerita pada Jaemin. Membuat suasana perjalanan menjadi lebih hidup.
Tapi bahkan sekarang Renjun hanya diam menatap keluar jendela mobil nya. Dan melihat mobil mobil lain yang berlalu lalang.
Dari pagi sejak bangun tidur pun Renjun belum mau menatap Jaemin. Itu membuat Jaemin bertambah frustasi, pikiran nya sedang kacau di tambah Renjun yang sedang marah, itu memperburuk keadaan.
Tapi bagaimanapun Jaemin tetap akan melarang Renjun untuk pengangkatan rahim. Jaemin benar benar tak ingin Renjun melakukan nya.
..
Hari ketiga Renjun marah, dan itu masih sama. Jaemin tak bisa tidur bersama Renjun, tak mencium nya juga memeluknya. Bahkan saat melihat Jaemin, Renjun akan langsung pergi begitu saja.
Jaemin mulai berpikir, bukankah seharusnya aku yang marah?
Kenapa jadi terbalik?
Jaemin ingin meminta tolong pada member lain. Tapi bahkan mereka sudah mencoba pun Renjun selalu menghindari topik tentang Jaemin dan dirinya.
Jaemin menghela napas, ia sedang di kamar beruntung Jeno sedang tak ada. Jaemin sedang frustasi memikirkan Renjun. Ia belum memberi tau perihal Renjun pada Manajer ataupun rekan satu group nya. Ia akan memberi tau nanti saat hubungan nya dan Renjun sudah membaik dan juga saat Renjun siap.
Maka yang ia pikirkan sekarang adalah membuat hubungan nya dan Renjun membaik. Jaemin tak tau kenapa Renjun ingin melakukan pengangkatan rahim. Sungguh Jaemin akan selalu menerima Renjun apa adanya.
Sebelum atau pun sesudah nya. Karena Jaemin memang sangat mencintai pemuda mungil itu. Dan beruntung jadwal kegiatan nya memang sudah longgar, membuat nya bisa berfrustasi ria. Tanpa harus memikirkan hal lain yang menyangkut perkerjaan.
Beberapa hari tak di perhatikan Renjun membuat nya terlihat seperti gelandangan. Bukan Jaemin sekali—
Jaemin berbaring dan memejamkan matanya. Memikirkan Renjun hanya membuat sakit kepala. Jadi untuk sekarang ia lebih baik tidur, dan menguatkan diri. Menghadapi Renjun itu harus dengan kepala dingin tak boleh terbawa emosi. Apalagi sekarang Renjun lebih sensitif dari biasanya.
Tbc...
Kaya main main ya?..
Itu karena aku engga tau gimana harus buat cerita yang terkesan serius. Tapi engga apa apa, aku cukup terhibur dengan tulisan ku sendiri. Haha.
Walaupun gitu aku bakalan coba buat yang lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Love || JaemRen✓
FanfictionTentang cinta dalam sebuah group antara Jaemin dan Renjun.