Sampai di rumah, Jaemin beristirahat sebentar. Sembari menunggu Ayah Renjun pulang kerja. Setelah semua lengkap Jaemin akan mengatakan kesungguhan nya pada kedua orang tua Renjun.
Tapi tetap saja Jaemin tak bisa beristirahat. Ia malah memikirkan bagaimana caranya agar kedua orang tua Renjun luluh. Ia gelisah dan takut. Membuat kepala nya pusing.
Hari sudah gelap dan harusnya sebentar lagi makan malam juga pasti Ayah Renjun sudah pulang.
Jaemin dan Renjun pergi ke ruang makan. Disana sudah ada, kedua orang tua Renjun, mereka sudah mendahului makan tanpa Jaemin dan Renjun. Itu sudah biasa, Jaemin beberapa kesini memang kerap di perlakukan seperti ini.
Sedikit membuat nya goyah. Tapi pendririan nya lebih kuat.
Jaemin dan Renjun langsung duduk dan ikut makan dengan khidmat. Sangat sepi dan sedikit mencekam. Hanya suara denting sumpit, sendok dan garpu yang saling beradu dengan piring.
Renjun di sebelah Jaemin hanya menunduk dengan meremat celana yang di pakai nya.
Jaemin selesai makan, ia mengambil tangan Renjun yang saling meremat dan mengusap nya lembut, untuk sedikit memberi kekuatan.
Jaemin dan Renjun menunggu kedua orang tua Renjun untuk selesai makan. Setelah kedua selesai, mereka langsung pergi dari sana, menuju ruang keluarga di ikuti oleh Jaemin dan Renjun di belakang.
Baba Renjun duduk bersandar di sofa dengan Mama Renjun di sisi nya. Mereka terlihat menunggu apa yang akan di katakan oleh Jaemin juga Renjun.
"Sebelumnya maaf. Karena saya datang kemari mendadak. Baba dan Mama apa kabar?" Tanya Jaemin. Ia memulai dengan basa basi, karena ingin sedikit mengurangi ketegangan yang terjadi. Bukan apa apa, kekasihnya sedikit ketakutan dan tak nyaman.
Kedua orang tua Renjun hanya diam tak menjawab. Jaemin menghela napas, ia tau pasti acara basa basi nya tak akan di jawab. Jadi sekarang lebih baik langsung pada point utama nya.
"Baiklah. Saya kemari karena akan meminta ijin melamar Putra anda Huang Renjun sebagai pendamping saya! Jadi kami mohon restui kami" Ujar Jaemin tegas.
Pandangan Baba Renjun menegas menatap Jaemin. Jaemin balas menatap nya, ia tak takut sekali pun akan di pukuli.
"Kamu akan melamar nya?! Masih banyak perempuan di luar sana. Kenapa harus dia?!" Tanya Baba Renjun."Karena saya mencintainya!" Jawab Jaemin.
"Apa yang kamu lihat darinya! Kamu dan dia sama sama laki laki! Apa kamu buta?!" Sarkas Baba Renjun.
"Saya mohon restui hubungan kami" Jaemin turun kebawah, ia menekukan kedua kaki nya bersimpuh di hadapan kedua orang tua Renjun.
Renjun sudah menangis, ia sedih, hati nya sakit karena penolakan tapi ia juga senang dengan perjuangan Jaemin terhadap nya. Tanpa ragu pula Renjun ikut bersimpuh di hadapan kedua orang tua nya.
"Baba Mama. Renjun mohon, restui kami" ucap Renjun.
Baba Renjun langsung berdiri di hadapan Jaemin dan Renjun. Lalu ia melayangkan pukulan di wajah Jaemin, hingga Jaemin tersungkur ke belakang. Renjun terkejut, ia ingin menghampiri Jaemin tapi Baba nya memberi isyarat untuk jangan mendekat.
Renjun diam, Baba nya memukuli Jaemin dengan keras. Sementara Jaemin hanya diam tak membalas atau bahkan menghindar. Renjun menatap Mama nya yang sedang duduk. Kedua mata Mama nya berair, ia menangis sama seperti Renjun.
Renjun bersimpuh di depan Mama nya. Ia menangis memohon untuk menghentikan Baba yang memukuli Jaemin. Mama Renjun semakin menangis saat melihat Putra nya sendiri seperti ini.
Mama Renjun ikut berjongkok dan memeluk Renjun. Ia merindukan Putra nya yang cerewet dan selalu meminta ingin memiliki seorang adik.
Mama Renjun menatap ke belakang. Suami nya itu berdiri dengan terengah karena sudah memukuli Jaemin. Sementara Jaemin berbaring di lantai dengan muka lebam nya.
Mama Renjun membantu Renjun untuk berdiri. Dan menatap Ayah Renjun dan Jaemin yang sudah pasrah.
Baba Renjun menunjuk Jaemin di bawah.
"Kau!—" Baba Renjun terengah dan mengambil napas untuk kembali berbicara."Jangan pernah sakiti Putra ku! Jika menyakitinya sekali saja! Aku akan membawanya pulang!" Ujar Baba Renjun tegas.
Baba Renjun berbalik menatap istri dan Putra nya. Ia merentangkan tangan nya, memberi isyarat untuk di peluk.
"Peluk aku" ujar nya.Mama Renjun dan Renjun langsung menghampiri dan memeluk Baba nya.
Jaemin terkekeh senang, perjuangan membuahkan hasil. Walaupun ia harus babak belur dan habis di tangan Baba Renjun. Tapi ini sesuai dengan yang ia dapatkan. Atau mungkin harusnya hal ini lebih berat, agar Baba Renjun dan dirinya sendiri bisa merasakan kepuasan.
"Terimakasih. Renjun menyayangi Baba dan Mama" ujar Renjun.
"Kami juga menyayangi mu. Maafkan karena membuat mu sakit" ucap Mama Renjun.
Renjun mengangguk lalu melepas pelukan itu. Baba dan Mama Renjun pamit untuk segera tidur karena hari sudah cukup malam.
Renjun menghampiri Jaemin yang sudah bangun. Ia memeluk Jaemin dan kembali menangis. Ia kasian melihat Jaemin yang babak belur di tangan Baba nya.
"Terimakasih kasih karena sudah bertahan dan maaf membuat mu menunggu lama" ujar Jaemin pelan.
Renjun mengangguk ia melepas pelukan nya dengan Jaemin. Lalu berdiri sambil membantu Jaemin. Sebelum tidur ia harus mengobati luka Jaemin terlebih dahulu.
Sampai di kamar Jaemin duduk di ranjang kasur dengan Renjun yang telaten mengobati luka lebam nya. Sesekali meringis karena merasa sakit dan perih.
Renjun hanya diam, fokus mengobati luka Jaemin. Tak ada percakapan di antara mereka. Hanya sunyi, dengan Renjun yang fokus terhadap luka Jaemin dan Jaemin yang fokus memandangi wajah Renjun.
Wajah Renjun memerah, hidung nya merah, mata nya merah. Itu sedikit lucu di pandangan Jaemin. Renjun selesai mengobati Jaemin, lalu ia ikut menatap Jaemin.
Jaemin mengambil tangan Renjun untuk di kecupi. Renjun tersenyum melihat itu.
"Terimakasih telah hadir bersamaku dan bertahan hingga saat ini. Terimakasih untuk segala rasa sabar yang telah kamu bangun demi kita. Dan terimakasih untuk tidak menyerah pada keadaan. Aku tau, kamu yang terbaik untukku" ucap Jaemin tulus.Tbc...
Drama sekali, tapi tidak apa apa. Nikmati saja😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Love || JaemRen✓
FanficTentang cinta dalam sebuah group antara Jaemin dan Renjun.