Renjun termenung di depan jendela kamar nya yang sengaja ia buka. Di luar hujan dan udara sangat dingin. Tapi itu tak membuat Renjun cukup dingin.
Renjun sedang memikirkan beberapa hal. Ini bukan tentang hubungan dengan Jaemin, bahkan hubungan mereka berjalan lancar dan sangat baik. Walaupun terjadi perselisihan kecil.
Ia hanya sedang memikirkan comeback Nct dengan unit lengkap. Dan bertambah dua member baru Shotaro dari Jepang dan SungChan.
Comeback kali ini terasa cukup berat untuk nya. Banyak fans yang seperti nya tak mendukung nya untuk ikut Dream, tapi tidak sedikit juga yang tetap memberi nya cinta. Renjun selalu bersyukur dan senang dengan fans yang selalu memberi nya cinta. Ia sangat ingin berterima kasih.
Lalu saat comeback pun Nct Dream memiliki jadwal dengan Candy Lab. Renjun mengetahui perihal nama nya yang tidak di cantum. Tidak ikut pemotretan secara lengkap. Walaupun ia ada disana. Sedikit membuat hati nya sakit, tapi mau bagaimana lagi?—
Ia harus menerima nya.
Member lain masih selalu mendukung nya. Ingin menumpahkan segala keluh kesah. Tapi ia tak bisa begitu saja menumpahkan nya. Ia bekerja harus dengan profesional tanpa melibatkan perasaan nya yang tidak nyaman.
Renjun harus selalu tersenyum dan tertawa di depan kamera. Ia tak bisa menunjukan raut sedih, marah atau pun kecewa nya di depan kamera. Atau ia akan di marahi dan mendapat masalah.
Renjun sudah terlalu biasa dengan hal itu. Ini memang resiko nya dan ia menerima dengan hati terbuka. Renjun tak masalah terluka, bahkan Renjun adalah orang yang bisa berdiri sendiri tanpa di bantu siapapun. Ia bisa menjadi kuat untuk diri nya sendiri, bahkan setelah terluka beribu ribu kali.
Hati dan mental nya sudah sangat kuat. Terlalu kuat sampai orang orang lelah untuk menyakiti nya.
Renjun bukan orang lemah yang akan menangis jika di sakiti. Walaupun ia ingin menangis, ia sekuat tenaga dan sebisa mungkin untuk menahan itu. Dunia entertainment memang kejam dan penuh dengan kepalsuan.
Lalu perihal suara crack nya saat perfome frome home. Renjun cukup sedih dan kecewa dengan dirinya sendiri. Tapi pada akhirnya ia menahan tawa di atas panggung, yah— merasa lucu juga dengan dengan kelakuan nya. Semua orang mengucap tidak apa apa, tidak masalah, kamu sudah bekerja keras. Ia bersyukur dengan itu, walaupun ia tak tau apa itu memang ucapan tulus atau hanya sekedar ingin ikut ikutan atau bahkan mungkin karena kasihan pada nya.
Jujur saja Renjun bisa menguatkan dirinya sendiri. Ia terlampau biasa dengan diskriminasi.
Renjun menatap keluar jendela, hujan deras dan angin yang cukup besar membuat ia pun terciprat air hujan. Renjun menutup mata menikmati dingin nya udara hujan yang menerpa wajah nya dan juga dingin nya udara yang menerpa kulit nya yang hanya di pakaikan kaos berlengan pendek tipis.
Ia sengaja memakai ini. Udara dingin membuat pikiran nya menjadi lebih tenang. Renjun bersandar pada dinding jendela, menumpukan kepala di lipatan tangan kiri nya dan tangan kanan yang keluar untuk menyentuh air hujan. Renjun tersenyum tipis saat dingin nya air hujan menerpa kulit tangan nya.
Mata Renjun tertutup dan membiarkan tangan kanan nya untuk tetap menyentuh tetesan air hujan. Renjun tak ingin beranjak dari sana, ini terlalu menenangkan dan berakhir dengan Renjun yang tertidur.
..
Jaemin masuk ke dalam kamar kekasihnya. Sudah beberapa hari ia tidak memperhatikan kekasihnya itu karena terlalu sibuk. Juga kendala karena saat ia pulang Renjun sudah tidur dan saat ia berangkat Renjun masih tidur.
Jaemin hanya beberapa kali kesempatan bertemu dengan kekasihnya di atas panggung dan juga back stage. Itu karena mereka kebetulan berada dalam satu acara musik.
Hari sudah cukup sore. Jaemin masuk dengan pelan takut membangunkan Renjun jika seandainya kekasihnya sedang tidur.
Jaemin masuk bukan di suguhkan dengan Renjun yang tidur di ranjang. Tapi pemuda manis itu sedang tidur di dekat jendela.
Jaemin menghampiri Renjun dengan membawa selimut. Badan Renjun sangat dingin. Jaemin berdiri di depan jendela dan menarik lengan kanan Renjun pelan. Lengan Renjun sangat dingin dan basah, lalu ada garis merah jejak dari kusen jendela.
Jaemin mengusap garis merah itu lalu mengeringkan lengan Renjun. Setelahnya ia mengangkat Renjun memindahkan nya di ranjang. Tapi lupa menutup dan mengunci jendela.
Menyelimuti Renjun dan ikut berbaring di sana sambil memandangi wajah tidur Renjun.
Jaemin mengelus pipi Renjun yang dingin. Pipi itu sekarang lebih berisi dari pada dulu.
Lucu sekali, pikir Jaemin.
Lalu pandangan Jaemin menjadi sendu.
"Aku tau hari mu sangat berat. Maaf tak bisa membantu mu. Aku sangat ingin membuat mu menjadi kuat, tapi bahkan kamu selalu bisa menguatkan dirimu sendiri. Aku selalu ingin menjadi tumpuan mu, tapi bahkan kamu enggan untuk merepotkan ku. padahal aku selalu mengharapkan hal itu""Kumohon lebih terbuka lah padaku. Kamu bisa menunjukan rasa sedih, marah, dan kecewa mu padaku. Hanya padaku jika kamu tak ingin orang lain mengetahui nya. Kamu harus tau, kamu sangat berharga dalam hidup ku. Sikapmu yang seolah baik baik saja menyakitiku Sayang" ujar Jaemin.
Ia mengecupi punggung tangan kanan Renjun yang sedari tadi ia genggam.
"Aku merindukanmu. Dan maaf karena sudah membentakmu" ujar Jaemin lembut. Setelahnya nya ia mendekap tubuh Renjun dan ikut tertidur...
Renjun bangun, sekitar jam 5 pagi. Di luar masih hujan. Atau mungkin semalam reda dan sekarang kembali hujan.
Kamar nya gelap dan ia sendiri di sini. Renjun merindukan Jaemin.
Menghela napas, lalu beranjak dari ranjang nya dan berniat membasuh wajah. Selesai membasuh wajah. Renjun mengambil hoodie nya dan memakainya mengganti celana tidur dengan celana training.
Berjalan keluar kamar, lalu sampai di depan pintu keluar. Membuka pintu dan memakai sepatu. Renjun berdiri memakai tudung hoodie nya dan berlari setelah menutup pintu.
Renjun berlari santai menerobos hujan. Ini caranya untuk meluapkan segala emosi nya. Ini caranya untuk mengatasi stress.
Renjun berlari membelah jalan. Hari masih sangat pagi, jalanan masih sangat sepi. Mungkin karena efek hujan. Orang orang enggan untuk keluar rumah, apalagi pagi buta begini.
Pakaian nya sudah basah kuyup. Tapi Renjun tak peduli ia terus melanjutkan lari nya. Perasaan Renjun menjadi lebih baik.
Renjun berhenti berlari, menumpu tangan nya di lutut dan mengambil napas. Renjun berdiri menatap sekeliling nya, menurunkan tudung hoodie nya. Hujan sudah reda dan terganti dengan matahari terbit.
Renjun berjalan pulang dengan santai. Mengabaikan tatapan aneh dari orang orang. Mungkin karena pakaian nya yang basah kuyup.
Tbc...
Ada yang kaya gitu??
Jujur aja hujan itu emang bikin tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Love || JaemRen✓
FanficTentang cinta dalam sebuah group antara Jaemin dan Renjun.