21

384 28 0
                                        

~ Malade ~

-oOo-

Bel pulang sudah berbunyi, semua mahasiswa segera berhamburan keluar dari kelas. Tak terkecuali Jeno. Ia berjalan sudah seperti zombie. Ia merasa kenapa udara di sekitarnya sangat panas dan badannya terasa berat.

Walaupun begitu, ia tetap memaksa untuk mengendari mobil sendiri. Padahal tadi pagi Eunji sudah menyarankan untuk naik taksi saja. Tapi karena Jeno sama seperti appa nya, keras kepala, mana didengar saran dari Eunji.

"DEK!!!" Hingga sebuah suara mampu mengagetkannya. Ia sangat hafal siapa pemilik suara tadi. Tidak lain dan tidak bukan adalah kakaknya sendiri, Mark.

"Dek, lu kalo dipanggil i-- ya ampun, dek! Badan lo panas banget. Kita ke ke rumah sakit sekarang, ya?" Ucap Mark khawatir. Pasalnya saat ia memegang tangan Jeno, ia merasa kalau tangan adiknya tersebut itu sangat panas.

Setelah sampai di mobil, Mark segera menidurkan Jeno di jok belakang. Haechan yang baru sampai pun juga merasa bingung, kenapa Jeno itu.

"Kak, Jeno kenapa?" Tanya Haechan pada Mark saat tunangannya tersebut telah selesai dengan Jeno.

"Badannya panas banget" Jawab Mark.

"Ya ampun, kak. Aku pindah ke belakang, ya? Mau jagain kepalanya biar gak gerak-gerak. Ntar makin pusing kalo kebanyakan gerak" Ucap Haechan

"Iya"

Setelah mendapat persetujuan Mark, akhirnya Haechan pindah ke jok belakang untuk menempatkan kepala Jeno di pahanya.

Tak lama kemudian, mobil Mark sudah berjalan meninggalkan area kampus. Jaemin yang kebetulan melihat Haechan yang pindah dari jok depan ke jok belakang pun bingung. Bagaimana tidak bingung jika Haechan pindah dengan terburu-buru dan raut wajah yang cemas.

Drrrttt... Drrrttt... Drrrttt...

Getaran HP nya membuat Jaemin mengeluarkan HP nya dari tas. Saat dilihat, ternyata ada telfon masuk dari Haechan.

"Halo, chan. Ada apa?"

"Na, Jeno sakit. Ini gue sama kak Mark udah ada di perjalanan ke rumah sakit"

Deg...

"Rumah sakit mana, chan!"

"Kita mau ke rumah sakit papi gue aja"

"Ok, gue berangkat sekarang"

Setelah mematikan telponnya, Jaemin segera berlari ke mobilnya. Setelah dihidupkan, Jaemin segera mengemudikan mobil dengan kecepatan lumayan tinggi. Untung saja jalanan sedang lengang jadi ia bisa sampai ke rumah sakit tepat waktu.

Air mata sudah mengalir deras sejak tadi. Ia tidak bisa membayangkan jika terjadi suatu hal yang buruk ke Jeno. Ia rencananya ingin memperbaiki hubungan keduanya saat ini, tapi apalah daya Jeno yang harus tumbang dulu.

"Jen, maafin aku"...

🤒

Setelah sampai di rumah sakit, Jaemin segera berlari ke ruangan papi Haechan untuk menemui sahabatnya itu. Haechan tadi mengirim pesan jika Jeno sekarang sudah ada di ruang pemeriksaan papinya.

Saat sudah menemukan Haechan, Jaemin langsung memeluk tubuh sahabatnya tersebut. Ia menumpahkan lagi air matanya di pelukan Jeno. Tak lupa, ia juga merapalkan doa agar Jeno segera sembuh.

"Chan... gimana kalo Jeno kenapa- kenapa?" Tanya Jaemin sambil tetap memeluk Haechan.

"Huussttt... Heh enggak boleh ngomong gitu. Lo harus do'ain biar Jeno cepet sembuh. Mungkin juga Jeno nggak parah juga, soalnya tadi cuma panas aja badannya" Tanggap Haechan.

Cklekk...

Tak lama, terdengar suara pintu dibuka. Mereka bertiga langsung berdiri.

"Pa, gimana keadaan Jeno?" Tanya Haechan pada papinya, Jonghyuck.

"Jeno nggak apa-apa. Cuma demam tinggi sama telat makan. Dia bisa langsung pulang, kok" Jawab Jonghyuck sambil tersenyum teduh.

"Oh, ya. Saat diperiksa tadi, dia terus saja mencari Jaemin. Mungkin karena kamu Jeno bisa sakit" Kata Jonghyuck sambil memandang satu pemuda manis di hadapannya tersebut.

"Iya,om" Ucap Jaemin sambil menundukkan kepalanya.

"Ok, kalau begitu saya permisi. Chan, langsung pulang! Dan Mark, jangan ngebut. Kamu nanti bawa adek kamu pulang ke rumah" Pesan Jonghyuck setelah mengusak rambut anaknya.

"Na, kamu masuk aja dulu. Kamu temuin Jeno terus ngajak baikan dia" Saran Haechan kepada Jaemin.

"Iya, chan. Kak aku masuk dulu"

🤒

Saat sudah masuk, ia sangat tertegun ketika melihat Jeno tidur pulas. Ia berpikir apa Jeno tidak tidur semalam.

"Jen, maafin aku ya. Gara-gara aku kamu jadi sakit. Aku emang bodoh. Aku egois. Aku nggak pantes sama kamu. Aku egois jen. Aku cuma mikirin diri aku sendiri. Maaf jen" Sesal Jaemin seraya memegang tangan panas Jeno. Ia saat ini sudah tidak bisa menahan air matanya lagi.

Jeno yang mendengar ada orang yang menangis disampingnya pun perlahan membuka matanya. Dapat ia lihat jika sekarang kekasihnya tengah menangis sambil memegang tangannya.

"Na? Kamu kenapa nangis?" Tanya Jeno dengan suara seraknya.

"Maafin aku Jeno. Aku egois. Aku enggak mikirin perasaan kamu. Aku bodoh. Aku enggak pentes sama kamu" Racau Jaemin sambil memeluk Jeno.

"Shuutt.... Heh, kamu itu ngomong apa, sih? Disini itu aku yang salah. Aku yang enggak jujur ke kamu dari awal. Keputusan kamu itu udah tepat. Aku nyadar kalo ternyata kamu itu emang tulus cinta sama aku. Maafin aku yang bodoh ini, ya na?" Pinta Jeno sambil melepaskan pelukan keduanya.

"Huum" Jawab Jaemin.

"I love you, Lee Jaemin"

"I love you, Na Jeno"...


TBC

Typo bertebaran...

Akhirnya konflik ingus ini abis juga. Setelah beberapa chapter yang sangat membosankan.

Ok, stay tune!!!

Mysterious [Nomin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang