02

493 10 0
                                    

Sebelum baca vote dulu yuk²^^ gratis kok:)

Happy reading ✨

---

Udara yang segar diiringi kicauan burung yang nyaring tak lupa tetesan embun di dedaunan menandakan bahwa suasana hari ini masi terbilang cukup pagi.

Di suasana se pagi ini, gadis itu membereskan bukunya dengan gelisah dan terburu-buru. Entah apa yang menantinya hingga membuat dia seperti itu.

Dengan raut wajah jengkel dengan bibir maju beberapa senti tak membuat dia menghentikan aktifitasnya. Tak lupa dia mengecek buku-buku yang sudah ia masukan takut-takut ada yang ketinggalan. Dirasa sudah lengkap gadis itu langsung memakai tas ranselnya, dan keluar sambil sedikit berlari keluar kamar kost nya, dan menuju garasi tempat sepeda motor matic nya terparkir.

Tanpa babibu, dia menyalakan motor nya dan keluar dari pekarangan kost nya. Perasaan lega hinggap dihatinya. Namun tak lama kemudia perasaan jengkel kembali menghampiri tatkala sepotong bayangan muncul bagaikan kaset rusak, namun hanya menampilkan yang itu itu saja.

Flashback On

"Ma-maaf gue ga sengaja" ucap gadis itu dengan terbata-bata. Setelah adegan tabrakan bak sinetron ataupun FTV, kesadaran gadis itu muncul dan langsung bergerak mundur, membuat jarak antara dirinya dengan laki-laki yang sayangnya kelewat tampan dihadapannya itu.

Hening, tidak ada balasan atau sautan dari lawan bicaranya. Gadis itu memberanikan diri menatap kembali laki-laki dihadapannya yang ternyata sedang menatapnya juga dengan pandangan sayu sambil bersandar di lift.

Merasa salah tingkah karena ditatap intens, membuat perasaan tidak nyaman. Dia merutuki sahabat sialannya itu yang membuat dirinya terjebak disituasi tidak menguntungkan ini. Untung nabrak nya cowo ganteng, gimana kalo om-om gendut yang perutnya gede itu. Membayangkannnya saja membuat gadis itu merinding.

"Caper lo sama gue?" pertanyaan dari orang di sebrangnya itu memecahkan lamunannya.

Apa katanya? Caper? Siapa yang caper? Dia? "H-hah? Lo ngomong sama gue?

"Menurut lo? Siapa lagi disini selain kita berdua?"
"Kalo lo mau caper sama gue, lo salah sasaran. Lo ga tau siapa gue?Asal lo tau aja, gue ga doyan sama modelan jalang kaya lo"

Bagai disambar petir, sungguh perkataan yang keluar dari mulut laki-laki yang 5 menit lalu ia kagumkan, berhasil menyulut emosinya. Bagaimana tidak, setelah menuduh dirinya caper, sekarang dia mengatainya jalang. Rupanya laki-laki didepannya ini perlu dikasi pelajaran. Dia sangat menyesal telah memuja wajah yang sialnya memang sangat tampan itu.

Gadis itu mengambil beberapa langkah mendekati mangsanya dengan tatapan tajam dan senyum manis di bibirnya. Mengambil ancang-ancang dan

PLAK

Rasa puas dan kebas di tangannya setelah menampar laki-laki menyebalkan di hadapannya. Ya dia menamparnya. Dihadapannya laki-laki itu masi dalam posisi terkejutnya terhuyung ke kanan, merasakan pipi kirinya berdenyut sakit. 'sial' batinnya. Tamparan itu cukup membuat kesadarannya kembali 100% dari keadaan setengah mabuknya.

"Kenapa? Kok diem? Sakit ya? Makanya jadi laki tu jangan lemes mulutnya. Atau lo mau tamparan yang lebih special lagi dari gue? Jangan lo kira lo cowo terus gue takut ya sama lo, gue bisa aja bikin lo-"

GREP

Kalimat gadis itu terhenti karena ia merasakan badannya ditarik mendekat oleh lawan bicaranya. Bayangkan saja posisi mereka saat ini sangat dekat, bahkan bisa dibilang menempel. Gadis itu merasakan detak jantungnya yang menggila, berada sedekat ini lawan jenis yang tidak pernah ia alami sebelumnya, wangi maskulin bercampur alkohol, sungguh membuat gadis itu pusing.

Oh My BRONDONG!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang