PART 6

103 10 3
                                    

"Asha, ya allah akhirnya kamu sadar nak hiks!" Sinta memeluk tubuh Marsha yang masih dalam keadaan lemah.

Marsha merasa tubuhnya tak punya tenaga sama sekali walaupun hanya sekedar untuk memalingkan wajah, kepalanya terasa sangat berat karena pusing diakibatkan oleh benturan ditanah.

Kemal pun turut menghampiri putrinya yang masih berada dalam pelukan ibunya. Kemal hanya mengusap pelan kepala putrinya.
Dibenaknya merasa penasaran mengapa Marsha melakukan perbuatan nekat tersebut? Apakah ada hubungannya dengan Oji.

"Sha, kenapa kamu loncat di balkon kamarmu?" tanya Kemal membuat Marsha tertegun.

FLASHBACK

"Sha, kok bisa disana sendirian?" tanya Arwana khawatir dengan pandangan yang masih fokus ke jalanan.

Marsha hanya diam tak bergeming, Arwana merasa kasian, dimatanya gadis mungil itu lagi berada di ambang kesedihan dan kekecewaan.
Mengapa ia bisa mengetahuinya? Karena ia pernah mengalaminya.

Arwana pernah merasa hal yang sama seperti yang dirasakan oleh Marsha ketika ia dan putrinya ditinggal pergi oleh kekasih hidupnya untuk selamanya.

Marsha tengah memandangi luar jendela mobil dengan tatapan kosong, dia terus-menerus melihat pemandangan yang sedang bergerak semu hingga kepalanya terasa sangat berat.
Akhirnya dia melepaskan pandangannya dan mengangkat kedua kakinya keatas kursi penumpang seraya ia membenamkan kepalanya sambil memeluk kaki.

"Maaf Pak atas ketidaksopananku," ucap Marsha bersalah karena pola duduknya.

Arwana hanya tersenyum manis tanpa membuka suaranya. Sesampai dirumah Marsha gadis itu langsung keluar di perut mobil dan meninggalkan Arwana.

Arwana cengo ketika melihat Marsha keluar dari badan mobil tanpa mengucapkan apa-apa bahkan hanya sekedar berkata terima kasih.
Tapi ia memakluminya, Arwana menganggap mungkin Marsha masih shock.

Arwana mulai mengstater mobilnya sampai menyala lalu ia pun beranjak dari tempatnya, tetapi baru saja dua meter dari pemberhentian, terdengar jeritan seorang wanita dengan reflek Arwana langsung memundurkan mobilnya dan keluar dari sana.

Matanya membesar ketika ia melihat seorang wanita menangis tersedu tengah memeluk Marsha, Arwana berlari menghampiri Marsha yang tergeletak lemas dengan darah membanjiri  di kepala, tak perlu basa-basi Arwana langsung mengendong Marsha dengan gaya bridal style dan segera membawa Marsha ke rumah sakit dengan mobilnya.

FLASHBACK END

"Sekarang Pak Arwana mana?" tanya Marsha gak enak hati.

Sinta dan Kemal tersenyum kepada putrinya yang masih dalam keadaan lemah, di mata mereka terpancarkan rasa khawatir dan rasa kelegaan.

"Dia pulang sayang karena bajunya kena banyak darah," jawab Sinta.

Tatapan Marsha seketika menjadi sendu. "Maaf karena merepotkan kalian," kata Marsha sambil menggenggam tangan ayah dan ibunya halus.

Kedua orang tuanya menggelengkan kepala, Marsha yang melihatnya hanya bisa tersenyum kikuk, ia berfikir kenapa ia gak mati? Padahal ini satu caranya agar perjodohan ini dibatalkan. Marsha ingin menangis karena gak bisa membatalkan perjodohannya dengan orang tercintanya.

Ia merasa gak berguna untuk orang yang dicintainya yaitu Oji Milan Sekmowidodo.

"Assalamualaikum," salam seseorang yang membuat Marsha dan kedua orang tuanya menoleh, namun seketika matanya melotot
Disaat melihat siapa yang berdiri di ambang pintu? Ternyata dia adalah Oji si calon suaminya.

ArmilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang