PART 10

93 9 0
                                    

Marsha yang dibalut pakaian pengantin sekarang berganti menjadi pakaian biasa. Ia menatap dirinya yang sedikit kacau di depan cermin hias yang telah disiapkan oleh pihak hotel.

Pikiran Marsha mulai kacau saat memikirkan kelakuan Oji dan Starla didalam kamar berduaan apalagi mereka berdua tidak muhrim.

Marsha segera menghilangkan pikiran negatifnya. "Semoga Kak Oji gak ngapa-ngapain dengan Starla," guman Marsha pelan.

Setelah puas bercermin, Marsha pun bergegas keluar ke kamar hotelnya untuk menghilangkan rasa lapar di perutnya. Dalam perjalanan menuju kafetaria Marsha hanya menunduk lesu saat membayangkan Oji makan bersama Starla dengan romantisnya padahal tempat itu di sewakan oleh Anisa untuknya dan Oji, tapi malah menjadi begini.

Ketika kakinya melangkah ke arah lift dan terbuka, hati Marsha kembali terasa sakit saat ia berpapasan dengan Oji dan Starla yang bermesraan di depannya.

Tanpa basa-basi ia segera masuk kedalam lift tersebut. Sekarang Marsha memutuskan takkan terlihat lemah di hadapan ke dua orang biadab itu.

"Terima kasih, ya sayang udah puasin aku," ucap Starla dengan penuh penekanan dan mulai mengecup bibir Oji.

Bohong kalau Marsha tidak cemburu, gadis itu berpikir apakah mereka tidak malu bermesraan didalam lift lebih anehnya lagi disamping istri sahnya.

Tak lama lift itu terbuka dan Marsha segera bergegas keluar dari lift. Namun langkahnya berhenti. "Kalian berdua, apakah kalian tak punya otak atau gimana? Kalian itu bukan muhrim malah bermesraan. Untuk loe Starla, loe tahu gak posisi loe sekarang? Loe sekarang bermesraan dengan laki-laki yang baru beberapa jam menjadi suamiku dan untuk loe Oji, seharusnya punya pikiran sekarang loe berada di hotel tempat pernikahan kita. Jadi, loe kagak takut apa berpapasan dengan orang dikenali. Ternyata kalian goblok ya?" hardik Marsha tanpa menoleh.

Kedua orang itu menatap kepergian Marsha dengan tatapan terkejut, mereka gak menyangka Marsha bisa berkata sepedas itu apalagi Marsha sudah tidak memakai embel-embel "Kak" untuk Oji.

Sesampai disana Marsha segera mengambil tempat duduk yang berada disamping jendela yang menampilkan jalanan yang penuh akan kendaraan.

Lagi asyik-asyiknya ngelamun tiba-tiba ada seorang pelayan menghampirinya dan menanyai pesanannya, "Mau pesan apa Kak?"

"E--eh, saya pesan chicken roasted dan avocado juice," jawab Marsha dan dibalas anggukan oleh si pelayan.

Marsha tersenyum lalu menolehkan wajahnya kearah jendela kembali, sampai ia tak merasa kalau ada seseorang duduk dihadapannya sekarang.

"Sha?" panggil seseorang yang membuat Marsha tersentak kaget dan terlepas dari lamunannya ia menoleh kearah sumber suara dan ternyata terduduklah seorang pria yang bernama Arwana.

"Eh, Pak Arwana ngapain disini kok gak pulang?" tanya Asha basa-basi dan di jawab gelengan oleh Arwana.

Arwana menopang kepalanya dengan tangan kirinya sambil menatap manik mata Marsha yang dikelilingi kabut kesedihan disana.
Marsha yang merasa ditatap langsung melontarkan pertanyaan agar Arwana melepaskan tatapan tajamnya.

"Mila dimana Pak kok gak ada disini?" Arwana masih menatap Marsha dengan posisi yang sama.

"Tidur di kamar hotel," jawan Arwana datar.

"Dan kamu kenapa kesini bukannya kamu akan makan malam di rooftop dengan Oji dan kenapa wajahmu tampak lesu? Aku tahu wajah lelahmu bukan karena malam pertama, apakah aku benar?" tanyanya kembali.

'Sial!' batin Marsha.

Marsha tidak berani menjawab, dia terus saja merunduk hingga pesanan Marsha telah sampai dan diletakkan diatas meja dengan rapi.

ArmilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang