PART 9

137 11 5
                                    

Tak terasa hari kebahagian Marsha telah tiba, dimulai dari persiapan dekorasi, pakaian, catering, rias, undangan, dan banyak hal lainnya.

Saat ini Marsha memakai gaun indahnya yang berkelap-kelip bak bintang yang bertebaran dilangit malam. Hati Marsha terasa sangat bahagia tapi terkadang terselubungi akan rasa gugup.

Gadis cantik itu menatap wajahnya yang tertutup akan riasan naturalnya, ia mengerjapkan matanya beberapa kali dan melengkungkan bibir pink di ombre merah keatas.

'Semoga Kak Oji mencintaiku setelah menikah,' harap Marsha.

Terdengar pintu terbuka dibalik punggungnya, Marsha tak menoleh kebelakang karena ia dapat melihat bayangan belakang dibalik kaca, disana berdirilah seorang wanita dengan pakaian modisnya berjalan menghampiri Marsha dengan pinggang lenggak-lenggok.

"Hai, apa kabar?" salam Starla dengan seringaian jahatnya.

Wajah Marsha yang senang seketika luntur tergantikan wajah datar, matanya yang bersinar menghilang dalam sekali kedipan mata. Ia sekarang tidak takut lagi dengan Starla karena Oji telah memilih dirinya untuk dijadikan pasangan hidup.

"Loe sekarang sombong ya? Jangan mentang-mentang loe nikah dengan Oji yang masih menjadi kekasih gue," tekan Starla. Marsha hanya diam tak ada niat mengubris obrolan Starla yang bersangkut paut dengan calon suaminya.

"Jadi, jangan nangis kalau loe ama dia udah nikah tapi kagak disentuh saat malam pertama dan Oji akan lebih banyak waktu dengan gue sedangkan loe berlumut didalam rumah," ucap Starla lalu meninggalkan Marsha sendiri yang sudah berlinang akan air mata.

'Aku harus kuat!' batin Marsha sambil mengelap air matanya perlahan dengan tisu yang berada sampingnya.

Walaupun Marsha berupaya menyemangati dirinya tapi entah mengapa ia merasa apa yang diucapkan Starla akan benar-benar terjadi.

"Asha, ayo keluar sayang suamimu udah menunggu," ujar Anisa menghampiri calon mantunya yang akan benar-benar mendapatkan predikat mantu darinya.

Anisa mengulurkan tangannya dihadapan Marsha, gadis itu tersenyum lalu meraih tangan Mertuanya segera. Anisa menuntun Marsha keluar dari ruang rias lalu melangkahkan kakinya menuju lokasi pernikahan indoors di hotel bintang lima yang terdapat di Jakarta.

Di aula pernaikahan berdiri seorang pria tanpan dengan jas hitam legamnya yang akan segera menjadi suami sah dari Marsha Arlani Fitri.

Oji mengulurkan tangannya dan disambut senang oleh Marsha. "Apakah ijab kobuknya bisa dilaksankam segera?" tanya Kemal dan dibalas anggukan oleh Oji.

Oji dan Kemal menjabat tangannya satu sama lain. Marsha menatap Oji yang bertampang sangat tenang tanpa ada rasa gugup sama sekali.

Di hati lain Oji merasa jijik harus menikah dengan gadis lacur itu, sebenarnya ia takkan sudi menikah dengan Marsha kalau ia tidak memiliki tujuan untuk mendapatkan sebagian harta dari keluarga Arlani, sebenarnya ia tak terlalu membutuhkan uang karena ia sudah samgat kaya tapi akibat dair hasutan Starla ia pun menyetujuinya.

"Saya nikahkan anak saya yang bernama  Marsha Arlani Fitri dengan maskawin emas seberat 50 gram, rumah lavender seharga 3 miliar, dan dua jenis mobil alphard dibayar tunai," ucap Kemal.

Tanpa basa-basi Oji langsung menjawab ijab qobul dengan lantang, "Saya terima nikahnya Marsha Arlani Fitri dengan Maskawin dibayar tunai!"

"Sah?"

"Sah!" Semua undangan menjawab dengan lantang dan keras, semua orang bersorak bahagia menatap pasutri itu.

Anisa dan Sinta berpelukan penuh haru karena mereka akan sudah menjadi besan sesuai harapan mereka selama ini. Kemal dan Glen saling menjabat tangan karena telah menjadi satu family.

ArmilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang