Author POV ON
Seorang gadis tengah melangkah menuju pemakaman ibu dan ayahnya, kejadian di sekolah barusan, membuat dirinya lebih memilih bolos karena malu.
Dia duduk di atas tanah merah, sehingga rok seragam yang ia pakai kotor, tanpa ia sadari setetes air mata jatuh membasahi pipinya saat melihat makam kedua orang tuanya yang sangat ia rindukan.
"Mamah, papah", lirihnya, bahkan nyaris tak terdengar.
"Angel cape mah...pah...hua....hiks...hiks" dia tidur memeluk makam ibunya yang hanya di hiasi tanah dan batu nisan, tangisannya begitu terdengar rapuh sekali. Ternyata dia sering menutupi lukanya dengan sebuah tawa.
"Angel benci hidup Angel, kenapa Angel gak ikut mamah papa aja...hiks...hiks.. toh gak ada yang perduli banget sama Angel"
"Bahkan kaka pun pergi ninggalin Angel", lirihnya dan air mata itu terus saja membasahi pipinya, bahkan ia tidak perduli saat baju seragamnya kotor.
"Kenapa takdir mempermainkan Angel?"
"Andai mamah sama papah ada disini, pasti hidup Angel gak akan berantakan kaya gini"
"Angel kangen kita kumpul bareng mah..."
"Angel iri sama Sakila, dia punya ibu yang sayang sama dia"
"Angel iri, saat ibu Renata mengusap kepala Sakila, sedangkan Angel diperintah seperti budak"
"Mereka jahat pah"
"Mereka ambil semua yang Angel punya"
"Angel benci kehidupan Angel sekarang, mereka jahat sama Angel, mereka sering buat Angel benci sama kehidupan"
"Apakah kehadiran Angel ini adalah sebuah kesalahan mah?"
"Sehingga orang lain bisa semaunya mempermainkan perasaan Angel"
"Angel benci mah, Angel benci"
"ANGEL BENCI SAMA HIDUP ANGEL SENDIRI"
Gadis itu teriak lantang dan memukul tanah dengan keras, begitu rapuh sekali gadis itu bahkan tangisannya tak kunjung reda, siapa saja yang mendengar ia menangis saat ini, pasti akan langsung memeluk gadis rapuh itu.
Ia meninggalkan pemakaman kedua orang tuanya, dan berlari menuju rumahnya yang sangat jauh.
Awan nampak gelap, bahkan kilat begitu jelas dipendengarannya. Tapi gadis itu masih berlari dengan kencang di jalan raya.
Ketika dia menyebrang, sebuah motor menyerempet dirinya hingga ia jatuh pada aspal.
Hujan pun turun dengan derasnya, ia merasakan sakit di kepalanya karena tadi terbentur aspal, ketika dia memegang keningnya, ternyata dia berdarah.
Pandangannya mulai memburam, semuanya nampak gelap dan yang terakhir ia tau, seseorang memanggil namanya berulang ulang.
ANGEL
Skip
Malam begitu dingin dan gadis itu tertidur cukup pulas pada kasur ranjang yang mpuk, dia tak menyadari bahwa dirinya berada di rumah Raga. Ya, Raga yang menolong Angela saat gadis itu pingsan.
Gadis itu mulai terganggu tidurnya saat nyeri pada kepalannya mengganggu.
Ketika ia membuka matanya, betapa terkejutnya ia, saat menyadari bahwa ini bukanlah kamarnya.
"lo udah sadar"
Tiba-tiba seseorang dibalik pintu menyadarkan lamunannya. Ia menggeram marah saat mengetahui orang yang membawanya kemari adalah Raga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slef-harm
RandomGue gak nyangka Gue pikir dia yang akan merubah hidup gue jadi berwarna Gue pikir dia tulus sayang sama gue Tapi ternyata nggak Dia cuma jadiin gue bahan taruhan Dia bahkan memperburuk keadaan hati gue. Bahkan gue sampe lupa gimana caranya berhenti...