"Gue gak pernah maen-maen sama ucapan gue jel"
Angela menghentikan nafasnya saat wajah Raga mendekati wajahnya, bukannya memberontak, tapi Angel malah menutup matanya. Hembusan nafas Raga begitu terasa, Angel begitu terbuai oleh aroma maskulin Raga.
Cup
###
Angela POV
Berengsek, upil kambing, tutup botol, benang kusut, kardus gepeng, jelmaan kodok. Mungkin umpatan itu cocok buat si Raga upil kambing, setelah kejadian di mobil tadi, gue langsung masuk kerumah dan mengunci pintu. Ketika gue membalikan badan, gue melihat nyokap tiri gue, natap gue garang.
Plak
Dia nampar gue kenceng banget, bahkan gue masih ngerasain panasnya pipi gue karena tamparan nyokap.
"ANDA DARI MANA", ucapnya dengan volume yang besar
"Bukan urusan anda"
"Angel, saya ini ibu kamu"
Ucapan itu keluar saja dari bibir nyokap gue, hati gue sedikit sakit. Kemana saja ia, hingga baru mengakui bahwa gue anaknya.
"Ibu tiri, saya harap anda tidak melupakan itu"
Gue melangkahkan kaki gue, namun nyokap gue kembali bersuara.
"Lebih baik saya merawat anjing, dari pada merawat kamu"
gue mengepalkan tangan kuat, ucapan itu begitu menusuk hati, jika gue emang sering nyusahin, kenapa dia gak ngusir atau bunuh gue aja.
"Saya menyesal merawatmu yang semakin hari semakin bandel melebihi binatang"
"Maka perihalalah binatang, jangan perihara saya"
"Orang tua kandungmu pasti sangat menyesal telah merawatmu dulu"
Gue nutup mata gue rapat, gue berusaha sekuat tenaga agar gue gak nangis di depan nyokap gue.
"Jangan pernah bawa mereka dengan ucapan pedas anda"
Tiba-tiba muncullah si kuntil badak, dengan wajah cengonya.
"Kenapa bu?", ucap kuntil badak alias Sakila, seraya melirikku.
"Dia pulang malam dan diantar sama mobil cowo"
"Angel lo gak kapok-kapoknya ya, cari masalah mulu", ucap kuntil badak menatap gue tajam.
Gue gak perduli omongan mereka, gue langsung masuk ke kamar, dan membanting pintu keras. Gue jatuh terduduk lemas dilantai, tanpa gue sadari setetes air mata jatuh membasahi pipi gue. Gue menyentuh luka dijidat gue yang sama sekali gak mereka perduliin, mereka cuma bisa nyari kesalahan gue, tanpa perduli atas luka gue.
"Lebih baik saya merawat anjing, dari pada merawat kamu"
Ucapan ibu gue barusan masih terngiang dikepala gue, gue memukul keramik berulang ulang hingga telapak tangan gue memerah. Gue nangis sejadi-jadinya. Mereka gak perduli, mereka cuma manfaatin gue doang, mereka cuma pengen liat gue menderita. Kenapa ini terjadi sama gue, gue bukan cinderela yang bisa dengan mudah minta bantuan peri.
Gue gadis gila, gue gadis slef-harm, gue gadis lemah. Semua orang tau itu, tapi salahkah jika gue juga pengen diperhatiin, diberi kasih sayang.
"Saya menyesal merawatmu yang semakin hari semakin bandel melebihi binatang"
"Orang tua kandungmu pasti sangat menyesal telah merawatmu dulu"
Lagi-lagi ucapan pedas ibu masih terngiang dikepala gue, gue tersenyum getir, seolah-olah ucapan ibu gue adalah lelucon yang lucu.
"Hiks..hiks..HAHAHAHAHA..hikis..HAHAHAHAHAHAH HAH..hiks..AHAHA...hiks..HAHAHAHAHAHAHAHA HAHAHAHAH...hiks AHAHA..hiks...HAHAHAHAHA HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA.........hiks......HAHAHA....HAHAHAH"
Gue ketawa sambil nangis secara bersamaan, gue ngerasa lucu sekaligus sedih atas hidup gue, mungkin orang lain berpikir gue orang gila yang harus segera dibawa ke RSJ, padahal gue masih waras, gue cuma butuh ketenangan dari masalah hidup gue.
Gue berdiri di depan cermin lemari yang memperlihatkan gadis yang sedang tersenyum diserai air mata.
Prang
Gue memukul kaca itu dengan tangan kosong hingga kaca itu pecah dan berceceran. Gue memungut serpihan kaca itu dangan tangan, dan gue nengepalkannya, sehingga darah segar keluar begitu saja. Kalian pasti bertanya-tanya apakah sakit, jawabannya, TIDAK. Kalian tau, ketika kita sakit hati, rasa sakit pada fisik terasa hambar, karena yang mendominasi sakitnya adalah hati. Maka jangan sampi kalian bermain-main dengan hati.
"Mamah... papah.. Angel kangen"
Angel POV OFF
###
Hua😂😢
KAMU SEDANG MEMBACA
Slef-harm
RandomGue gak nyangka Gue pikir dia yang akan merubah hidup gue jadi berwarna Gue pikir dia tulus sayang sama gue Tapi ternyata nggak Dia cuma jadiin gue bahan taruhan Dia bahkan memperburuk keadaan hati gue. Bahkan gue sampe lupa gimana caranya berhenti...