12. Terungkap

428 63 3
                                    


-

Normal POV.

Aku berjalan pelan menuju bagian lain gedung. Untuk sementara aku akan tinggal di sini dan belajar soal sihir cahaya. Hampir ku injakkan kakiku menaiki tangga, aku memikirkan suatu ide aneh. Tapi bukan berarti tidak mungkin. 

"Baiklah, ayo kita coba" gumamku dan berlari menuju ruangan Goddess Annelly. 

Belum sampai pada tujuanku, aku bisa melihat beberapa malaikat terluka yang sedang di sembuhkan, juga beberapa malaikat lainnya yang berlairan membawa senjata.

"Perang..?"

"Nona, anda ada di sini, Goddess menyuruh saya untuk membawa anda menjauh. silahkan lewat sini. Ikuti saya" seorang malaikat datang padaku dengan tergesa-gesa.

"Ada apa? Apa yang terjadi?" tanyaku.

"Terjadi penyerangan mendadak dari seorang pengendali naga. Ini bisa jadi bahaya karena Goddess sendiri sampai turun tangan"

Entah kenapa, aku mengerahkan sihir ku dan meluncur menuju tempat penyerangan. 

Sesampainya aku di sana, terlihat 3 ekor naga sedang bertarung dengan sesosok besar malaikat berpedang. Malaikat itu sepertinya sangat kuat sampai-sampai kibaran bajunya saja menimbulkan angin yang sangat kuat. 

"Goddess.. Embodiment..." gumam ku takjub.

[Cttn : : ini hanya contohnya :v]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Cttn : : ini hanya contohnya :v]

Goddess Annely memegang sepasang pedang perak dengan pola rumit di pegangannya. Dia dengan gesit menyerang 3 naga yang ukurannya sendiri setengah dari tubuhnya. nampaknya Goddess Annelly sendiri sedikit kewalahan. 

Goddess Embodiment sendiri sangat susah di dapatkan. Jika belum bisa menguasai secara utuh perwujudan itu, maka Goddess Embodiment akan memakan banyak energi juga tak bisa bertahan lama. Terlebih lagi, Goddess Embodiment yang belum sempurna tidak bisa di gunakan bersamaan dengan sihir penggunanya sendiri. 

"Aku harus membantu.." gumamku. 

Saat aku akan mengeluarkan energi untuk membantu Goddess Annelly, tiba-tiba semua yang ada di sekitarku menggelap. seolah aku berada di ruangan hampa sendirian.

"Wah wah.. ini seorang pengendali cahaya dan pengadil alam semesta di masa depan? Lemah sekali" Ucap sebuah suara entah dari mana. "Tapi yang lemah begini.. Harus di hancurkan sebelum berkembang" lanjutnya.

"Aura ini.. kau seorang dewa..??" Tanyaku. Aura dari suaranya saja sudah berat. seolah hanya dari suara dia bisa mengguncang suatu dunia. "Dewa ya.. sayangnya tebakanmu salah" balas suara itu menggema.

Ruangan hampa di sekitarku menjelma menjadi lautan, dengan diriku yang tenggelam di sana. Seberapa keras aku mencoba berenang, aku akan tetap tenggelam. "Kau tahu.. Seseorang yang akan memegang nasib dunia nantinya adalah dirimu. Akan ku beri tahu sesuatu. Akulah lawanmu. Akulah yang membuatmu ada di sini. Akulah yang berniat menghancurkan dunia sihir tempatmu tinggal"

MLA S2 : Journey To The War[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang