9. Dunia di atas Awan

565 68 2
                                    


Happy Reading

__________________________

___________________

___________

____

"Yezzy, liat baik baik! Apa dia kakakmu?!" seru El'vern. Yezzy memicingkan matanya dan menjawab. "Em.. Sepertinya bukan, tapi auranya agak mirip".

"Memang kau punya kakak?" tanya El'vern. "Heemm.. Aku lupa" jawab Yezzy enteng.

"Apa..??" beoku bingung.

"Ella.. Boleh gak sih ni anak disate aja" umpat El'vern kesal. "Oh ya, sialahkan!" jawabku malas.

"Hei hei.. Aku minta maaf oke? Sekarang apa yang akan kita lakukan untuk naga itu?" ucap Yezzy.

Aku memperhatikan lebih jeli naga yang sedang bertarung bersama beberapa orang itu. Dan akhirnya menyimpulkan. Itu bukan naga! Sama sekali bukan naga!

"Ella.. Itu hanya ilusi?" gumam El'vern bertanya padaku. Aku mengangguk pelan. Entah orang seperti apa yang bisa menciptakan ilusi padat seperti itu. Dia pasti seorang ahli dan kekuatan ilusinya sangat besar.

"Menurutmu.. Orang seperti itu, apakah di temukan juga di sini?" tanyaku pada El'vern.

El'vern berfikir sejenak. "Entahlah. Ah.. Tapi, mungkin dia juga terseret ke dunia ini atau lahir dengan kekuatan ilusi yang besar di dunia ini?" jawab El'vern asal.

Saat aku memikirkan sesuatu, air di belakangku beriak dan terbelah. Sontak aku melompat menjauh. Dari sana, ada seorang malaikat bersayap 4 terbang keluar dengan cepat. Bajunya putih dengan jubah putih bergaris emas. Di tangan kanannya, ada kain panjang berwarna emas yang melilit lengannya dan jatuh panjang seperti cambuk.

Malaikat itu diam sejenak di udara. Dia melambaikan tangannya ke bawah, dan air yang terbelah kembali tenang ke keadaan semula.

Malaikat itu mendongak menatapku. Matanya berwarna merah keemasan dan tajam. Dia lalu mengayunkan tangannya dan kain yang melilit lengannya menjadi mirip cambuk menuju ke arahku.

Aku mebgeluarkan sayapku dan terbang menjauh. Terlihat rautnya kaget sejenak sebelum kembali tenang.

"Ella.. Kekuatannya tak bisa ku deteksi. Jika kau bertarung dengannya, kemungkinan besar kau akan kalah" ucap El'vern.

Aku memicingkan mata sejenak. Malaikat itu terus mebyerangku dan aku terus menghindar. Memang kekuatannya bukan tandinganku, tapi jika dengan senjataku, pasti kekuatanku akan makin kuat.

Aku tersenyum kecil lalu memanggil senjata andalanku.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MLA S2 : Journey To The War[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang