10

45 9 0
                                    

Ternyata kak Yonghoon menyewa sebuah mansion kecil yang letaknya tak jauh dari pantai, hanya berjalan kaki kira-kira sejauh seratus meter saja kita sudah bisa menginjak pasir putih di pantai itu, bahkan saat kita ada di lantai dua mansionnya, kita langsung disambut pemandangan pantai yang menyegarkan mata sejauh memandangnya.

Sudah sejam yang lalu kita sampai di mansion sederhana namun bergaya eropa klasik dangan berbagai ukiran dan lukisan di dindingnya. Kamarku ada di lantai dua yang memang hanya ada satu kamar diatas sini dan sebuah balkon yang lumayan luas untuk melihat pemandangan keluar. Di lantai bawah ada dua kamar dengan dua buah single bed di masing-masing kamarnya, kak Yonghoon dengan Kia, sementara si kembar selalu bersama.

Sebelum sampai kesini memang aku berencana akan langsung beristirahat begitu sampai, tapi seketika sudah ada disini aku malah enggan untuk berbaring dan memilih pergi ke balkon. Ku hirup udara segar disini dengan menutup kedua mataku. Sangat berbeda dengan daerah Seoul yang termasuk perkotaan dan tentunya banyak polusi, pantas saja kak Yonghoon sangat ingin kesini dan aku mengapresiasinya dengan sangat.

Sampai ketika ada seorang yang menyodorkan sekaleng minuman bersoda dari samping kananku, kudongakkan kepalaku untuk melihatnya. Kak Yonghoon. Lalu aku tersenyum dan menerima minuman itu sembari berterimakasih.

"Kaka ga istirahat aja? Bukannya masih cape ya?" Ucapku setelah meneguk minuman tadi.

"Liat kaya gini aja aku udah ngerasa sehat kok. Capenya langsung ilang."

Aku terkekeh, "iya sih, tadinya aku juga mau rebahan, eh gajadi. Pemandangannya bagus banget ka." Ucapku masih tanpa memandang kak Yonghoon, malah sibuk melihat pohon-pohon nyiur di pantai yang saling melambai.

"Kamu suka tempatnya?" Tanya kak Yonghoon.

"Suka banget kak."

"Syukur deh kalo kamu suka."

Lalu hening. Tapi aku tiba-tiba kepikiran sesuatu.
"Eh kira-kira kak Hyun MT dimana ya? Udah sampe belum ya?"

Dapat kulihat kak Yonghoon memutar badannya menatapku, aku pun demikian, menatapnya yang kini tengah mengerutkan keningnya.

"Kenapa sih kamu dari berangkat bahasnya Kanghyun mulu." Ucap kak Yonghoon masih dengan alisnya yang bertaut dan dengan sedikit nada kesal di dalamnya.

Aku menaikkan alisku, bingung, memangnya apa yang salah?
"Ya... kan kali aja kita ketemu disini."

"Kalo ketemu kamu mau apa sama Kanghyun?"

"Mmm.... mungkin kita bisa jalan-jalan bareng?"

Kak Yonghoon mendecakkan lidahnya, "kan kamu juga udah pernah MT gitu kan pas kelas dua SMA? Emang bisa jalan-jalan keluar sendirian?"

Aku termenung, benar juga. Lalu aku tersenyum sembari menampakkan gigiku ke kak Yonghoon.

Raut wajahnya sudah berubah menjadi lebih santai lagi, lalu dia tersenyum juga dan akhirnya seperti biasa. Kak Yonghoon mengacak-acak pucuk kepalaku dengan gemas, dan setelah itu dia pergi ke lantai bawah lagi.

"Oh iya, nanti sore kita belanja ke minimarket depan ya buat makan malem." Kak Yonghoon berseru sembari menuruni tangga. Aku melihat punggungnya yang semakin menjauh lalu menghilang dibalik dinding.

Hari masih lumayan terik karena siang hari, aku yang memang enggan untuk tertidur jadi hanya memutuskan untuk rebahan saja sembari melihat sosial mediaku. Namun tiba-tiba saja ponselku berbunyi notifikasi singkat yang menandakan pesan masuk.

Kak Hyun
|halo tuan putri, sedang apa?

Aku tersenyum geli setiap kali kak Hyun memanggilku tuan putri, entah kenapa, membayangkan wajahnya yang datar membuatku ingin tertawa.

In [Another] World || ONEWE 🌠 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang