Mata pelajaran pertama yaitu matematika telah selesai, semua siswa diberi waktu istirahat selama satu jam dan selanjutnya akan beralih ke ujian bahasa Korea.
Selepas keluar dari ruang ujian, aku lebih memilih pergi ke perpustakaan alih-alih ke kantin seperti siswa lainnya, mungkin berpikir puluhan rumus membuat mereka lapar. Sebenarnya aku juga, tapi tidak terlalu jadi aku lupakan saja urusan mengisi perut, ada yang lebih penting yaitu mengisi otak. Memang aku sudah belajar semua mapel untuk hari ini dari kemarin-kemarin, tapi tidak ada salahnya untuk mengulang, kan? Tak ada ruginya, yang ada aku akan bertambah pintar. Semoga.
Aku tadi melihat wajah frustasi Kia yang keluar dari ruang ujiannya, ㅡruang ujian kita berbedaㅡ, dia tampak tidak puas jika dilihat dari raut wajahnya. Mungkin dia masih menyesali tentang kesalahan belajarnya sejak kemarin. Aku melewatinya begitu saja, kupikir dia butuh waktu sendiri mungkin? Tapi tidak.
Saat aku jalan sendiri menuju arah perpustakaan, dia memanggilku dan hal aku jelas saja menoleh ke belakang. Kia berlari ke arahku dan berhenti saat tepat di hadapanku.
"Kenapa?" Tanyaku.
"Mau kemana? Ikut dong." Dasar Kia, belum juga tahu akan pergi kemana, dia sudah memutuskan untuk ikut saja.
"Ke perpus. Emang lu mau ikut?"
"Boleh."
Aku menaikkan satu alisku, "lah?? Tumben ga sama si kembar. Tadi gue liat mereka ke arah kantin. Bukannya lebih enak makan dari pada ke perpus?"
"Gapapa. Lagi gak mood buat makan."
Aku sedikit terkekeh dan menggelengkan kepalaku, lalu mulai melanjutkan jalanku ke perpustakaan bersama Kia yang juga ikut berjalan di samping kiriku.
"Eh, tadi gue denger dari kak Yonghoon, lu salah belajar ya Ki?" Tanyaku sembari masih berjalan.
"Ih rese banget sih tuh orang pake ngasih tau lu!"
Lagi, aku tertawa kecil. "Gapapa lah Ki, kali aja bahasa Jepang lu tambah lancar, bisa tuh kerjanya sekantor ama kak Yonghoon."
"Iddih... kerja di perusahaan Jepang gitu? Ogah!! Gue mau jadi produser musik aja, gabisa gue kerja dibawah bos gitu, diatur-atur."
"Serah lu deh Ki."
Akhirnya setelah berjalan cukup jauh, kita sampai di depan perpustakaan. Kita berdua langsung masuk ke dalam dan menuliskan nama masing-masing pada buku pengunjung, lalu memilih tempat duduk yang nyaman untuk mulai belajar. Kia pun duduk tepat disamping kananku.
Baru saja lima menit kita berdua duduk dan mulai membaca, tiba-tiba ponselku berbunyi singkat sebanyak dua kali. Suara notifikasi pesan yang datang hampir bersamaan. Ku keluarkan ponsel putihku dari saku almameter sekolahku, dan membuka aplikasi chat tersebut.
Dan benar, ada dua kolom chat teratas yang menunjukkan angka satu disisi kanannya masing-masing. Disana tertulis, kak Hoon dan kak Hyun. Pesan mereka hampir datang bersamaan, tapi kuputuskan untuk membuka yang ada dibawah terlebih dahulu.
Kak Hyun
|gimana ujiannya? Udah selesai kan yang mapel matematika?Aku tersenyum simpul membacanya, lalu kubalas.
Udah ka. Makasih ya, soalnya hampir sama kaya contoh yang kaka kasih kemaren.|
Lalu kuputuskan untuk keluar dari room char tersebut dan beralih ke room chat kak Yonghoon.
Kak Hoon
|mapel pertamanya udah selesai kan? Gimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
In [Another] World || ONEWE 🌠 (✔)
FanfictionKatanya, setiap pilihan di dunia ini bisa membuka gerbang dunia baru di alam semesta. Awalnya aku tak mau percaya, sampai akhirnya aku berada di dunia lain itu. Katanya, pantai adalah batas antara dua alam. Kehidupan dan kematian. Dan senja adalah...