11

45 7 1
                                    

Seperti yang dikatakan semalam, kita berlima akhirnya berjalan pergi ke pantai saat pagi hari, tepatnya jam delapan pagi. Suasana masih belum ramai dan sangat menyegarkan untuk menghirup udara yang berisi pula suara deburan ombak di lautan.

Setelah mengaplikasikan sun block ke seluruh kulitku yang terbuka, aku berjalan ke pinggiran pantai dan merentangkan kedua tanganku menghadap laut dan menarik nafas dalam seakan mencari kedamaian. Namun tak lama kedamaian itu sirna karena tiba-tiba saja punggungku di dorong dari arah belakang yang membuatku tersungkur ke pinggiran pantai dan akhirnya kaus serta celana pendekku jadi basah terkena air laut. Siapa lagi jika bukan Kia. Aku langsung menatapnya tajam dan berdiri mengejar lelaki itu sembari membawa sendalku di tangan.

1


2




3


Bukk!!!

Tepat sasaran, aku berhasil melayangkan sendalku ke punggung Kia dan dia kelihatan kesakitan karena itu, jadi aku langsung berlari menghampirinya dan langsung memeluknya dari belakang agar tidak hanya aku yang sudah basah padahal masih sangat pagi seperti ini. Dapat kulihat kak Yonghoon tertawa di pinggiran pantai melihat tingkah kita, sementara si kembar memilih untuk menikmati es kelapa yang baru saja mereka beli tadi sembari mengambil swa foto. Dasar para lelaki narsis.

Setelah berjam-jam kita di pantai dan bermain air, kita akhirnya kembali pulang dan membersihkan diri juga berganti pakaian, lalu saat jam menunjukkan pukul satu siang, kita semua pergi keluar lagi dan mencari makan siang di sekitar pantai. Tapi ternyata kak Yonghoon menarik lenganku ke arah yang berlawanan dengan tiga orang lainnya itu.

"Kita mau kemana kak? Si kembar sama Kia kesana, kok kita kesini sendiri?" Ucapku sembari menunjuk ke arah tiga orang sahabatku yang lain.

"Kaka tau makanan enak disekitar ini."

Aku hanya menghela nafas dan menurutinya dan membiarkan tanganku masih ditarik oleh kak Yonghoon.

Ternyata benar. Makanan di tempat yang direkomendasikan kak Yonghoon sangatlah enak, sayang sekali mereka bertiga tidak bisa mencicipi ini. Memang antrinya sangat memakan waktu dan panjang, tapi memang sesuai dengan rasanya.

Mendekati sore hari saat kita selesai makan, kak Yonghoon kembali mengajakku berjalan-jalan ke beberapa toko cenderamata dan barang-barang khas disini.

"Kak, kita kan masih lama disini. Kok udah ke toko oleh-oleh?" Tanyaku.

"Gapapa. Besok kalo mau pulang kita kesini lagi aja."

Aku tak mengerti apa yang direncanakan olehnya, bagiku kak Yonghoon adalah orang yang susah ditebak.

Tapi di perjalanan kita, kak Yonghoon mengatakan hal yang mengejutkan.

"Eh bentar lagi kalian lulus SMA kan?"

"Iya. Emangnya kenapa kak?"

"Kalo gitu kaka udah boleh dong booking kamu."

Aku menghentikan langkahku. Begitu pula kak Yonghoon.
"H-hah? Gimana kak?"

Kak Yonghoon memutar tubuhnya menghadapku, "kaka suka sama kamu. Dari kamu SMP. Tapi kaka gamau ganggu pendidikan kamu jadi selama ini kaka nunggu kamu."

Aku menatapnya dengan kedua mata yang membulat dan hampir tidak berkedip. Sampai akhirnya kak Yonghoon mencubit pipiku sekilas dan mengacak-acak rambutku seperti biasa, dan hal itu langsung membuatku mengalihkan pandangan ke sembarang arah karena ku yakin bahwa saat ini pipiku sudah memerah.

"Jangan dipikirin banget. Kaka gamau minta kita pacaran, tapi kapanpun kamu siap, kaka mau aja kok lamar kamu langsung."

Sungguh, aku tak tahu harus menjawab atau mengatakan kata apa. Seakan semua kata dalam otakku menguap begitu saja terkena sinar mentari sore.

In [Another] World || ONEWE 🌠 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang