Part 17

981 88 2
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




▶●◀




"Bagaimana keadaannya? "

Tanya Revan setelah seorang dokter wanita keluar dari ruangan. Dokter itu menatap kearah pemilik rumah sakit itu dengan sopan.

"Kakinya terdapat beberapa pecahan kaca tapi kami sudah membersihkannya dan sisanya hanya goresan biasa, kaki kanannya terkilir karena memakai heels. Jadi untuk sementara kaki kanannya akan memakai gips, lalu pastikan dia tidak memikirkan hal yang akan memicunya untuk mengingat kejadian tadi. Karena itu akan membuatnya trauma akan suara pecahan, pastikan bahwa dia tidak mengingat kejadian yang telah dia alami. Kami memberinya obat penenang karena tadi dia sempat berteriak histeris, kemungkinan dia akan sadar esok hari dan pasien diperbolehkan pulang jika kondisinya membaik. " jelas dokter itu ramah.

"Pindahkan dia keruangan VIP. " titah Revan.

"Baik Tuan, kami akan memindahkannya. Kalau begitu saya permisi. " pamit dokter itu.

Tubuh Vienna melemas dan terduduk dibangku yang ada didepan ruangan. Dia masih terkejut melihat kejadian didepan bola matanya sendiri, putrinya nyaris celaka. Dia tidak bisa membayangkan jika tidak ada yang menolongnya.

Baru saja dia melihat kebahagiaan yang terlihat diwajah putrinya untuk pertama kalinya. Namun hal itu langsung tergantikan dengan kecelakaan yang hampir saja merenggut nyawa putrinya.

Vienna tersadar dari lamunannya saat merasakan seorang pria menepuk bahunya. Vienna langsung memeluk pria itu setelah tau bahwa itu adalah suaminya. Cris mengeratkan pelukannya saat mendengar isakan tangis istrinya.





●●●







Thalia mengerjapkan matanya beberapa kali saat pancaran cahaya masuk kedalam retinanya. Pusing dirasakan olehnya, badannya lemas seolah dirinya baru saja melakukan marathon.

Pandangan Thalia menyeluruh kesegala sudut untuk melihat dimana dirinya berada dan saat melihat sebuah infusan dipunggung tangannya membuat dia sadar bahwa dirinya ada dirumah sakit. Rasa haus dirasakan oleh Thalia namun tubuhnya yang lemas membuatnya tidak bisa beranjak dan hanya bisa menahan rasa haus yang dirasakannya hingga ada seseorang yang dapat menolongnya.

Cklek

Suara pintu terbuka membuat Thalia langsung menolehkan kepalanya kearah pintu yang terpampang Vienna dan Cris disana.

"Thalia sudah bangun. " ucap Vienna menghampiri ranjang Thalia.

"Apa ada yang sakit, honey? " tanya Cris yang ada disamping ranjangnya dengan tangan yang mengelus kepala putrinya lembut.

"H-haus... " lirih Thalia.

Vienna langsung menyodorkan gelas yang berisi air minum untuk Thalia dan Cris yang membantunya untuk bangun dari tidurnya.

Take Me [OnHold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang