Part 21

1.1K 97 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




▶●◀





Revan melangkahkan kakinya di koridor kawasan VIP rumah sakit miliknya, dia baru saja dari ruangannya untuk mandi lalu mengganti pakaiannya dan saat ini dia akan pergi ke ruangan dimana gadisnya berada.

Setibanya didepan kamar gadisnya yang terdapat dua orang pengawal dari Cris untuk berjaga jaga hal yang tidak diinginkan, pengawal itu mempersilahkannya masuk dengan membukakan pintu untuknya.

Tatapan datar Revan yang tadi dikeluarkan saat dia ada dikoridor sekarang tergantikan dengan tatapan lembut saat menatap gadisnya yang masih menutup matanya.

Sudah satu bulan sejak kejadian menyakitkan itu. Setelah operasi sebulan lalu, operasi berjalan dengan lancar namun dokter mengatakan bahwa gadisnya dinyatakan koma. Hal itu membuat mereka bersedih, bahkan Vienna terus menerus pingsan karena tubuhnya drop melihat tubuh putrinya yang terbaluti perban.

Namun setelah seminggu kejadian, keadaan Vienna mulai membaik dan mulai menerima keadaan putrinya dengan terus berdoa untuk kesadaran putrinya.

Setelah mendudukki bangku yang ada disamping ranjang gadisnya, Revan menggenggam tangan kanan gadisnya dan melihat bekas luka yang sudah mengering. Hatinya kembali sakit saat dapat merasakan tangan itu dingin dan terasa mengecil ditambah wajah gadisnya yang menjadi tirus dan pucat dengan alat bantu bernafas untuknya dan alat penunjang yang menempel pada tubuh gadisnya.

"Bangun sayang, sudah sebulan Nata tertidur. Apa Nata tidak merindukanku hma? Bangun sayang, semua orang menunggumu termasuk aku. Aku butuh kehadiranmu, jangan tinggalkan aku sayang. I love you. " lirih Revan dengan menempelkan tangan gadisnya pada pipi yang mulai ditumbuhi bulu-bulu halus.

Tubuh Revan menegang merasakan jari yang ada digenggamannya bergerak, untuk memastikan perasaannya Revan langsung menatap jari gadisnya. Alangkah senangnya dia saat melihat jari itu kembali bergerak dengan lemah, hal itu membuat Revan langsung bangkit dari duduknya dan memanggil pengawal yang ada diluar untuk memanggilkan dokter dan Cris.

"Sayang kau mendengarku, Nata bangun sayang. " panggil Revan pelan didepan telinga gadisnya.

Cklek

Pintu terbuka dan terpampanglah dua orang dokter dan tiga perawat memasuki ruangan dengan Cris dan Vienna yang ada dibelakangnya menatap Revan khawatir.

"Ada apa Revan? " tanya Vienna.

"Dia menggerakkan tangannya. " jawab Revan.

Para medis langsung mendekati ranjang untuk memeriksa keadaan Thalia, sedangkan ketiga orang yang tak lain adalah Revan Cris dan Vienna menunggu dibelakang mereka dengan raut wajah berharap.

"Nona. " panggil dokter perempuan.

"Nona, bisa mendengar saya. Jika Nona Thalia bisa mendengar saya, anda bisa gerakkan jari anda. " perintah dokter itu lembut.

Take Me [OnHold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang