Tiga Puluh Dua

624 65 12
                                    

Mark pov

"P' tak ada titipan untukku?" tanyaku pada pemilik kedai.

"Tak ada nong, N'Vee belum kesini."

"Ohh... Ya Pee." aku mengambil piring nasiku lalu mengikuti dua temanku mencari meja kosong.

"Oh hoo....kau terus mengeluh harus minum susu tengah hari tapi tetap saja meminumnya, dan lihatlah wajahmu sekarang ai Mark... Kau cemberut hanya karena tak mendapatkannya saat ini." ledek Fuse.

"Bukan karena susunya tapi karena yang kasih" kata Khampan.

Aku mengabaikan kata-kata mereka berdua, karena semakin aku menanggapi, semakin menjadi mereka menggodaku.

Ya... Seperti kata Kamphan, itu karena yang ngasih P'Vee, aku memang biasa minum susu dingin tapi hanya untuk sarapan bukan makan siang dan P'Vee terus memberiku susu dingin hampir selama tiga minggu ini. P'Vee tidak pernah memberiku langsung tapi selalu dititipkan pada pemilik kedai dimana biasa aku membeli makan siang.

Lalu kemana P'Vee? Sepulang kuliah dia langsung pulang dengan alasan membantu ayah, tapi tak tahu apa yang ia lakukan, tiap kali kirim pesan atau telepon dia hanya menanyakan tentangku tak pernah mengatakan tentang dirinya, kalopun aku tanya dengan mudah dia mengelak, kata P'Yoo ia dikirim ayah pergi perang ke perbatasan. Entahlah, dua kakak adik itu tiap kali bicara sering tidak jelas.

Fuse menyeretku untuk duduk bergabung bersama kelompok senior dimana tak ada P'Vee disana.

"Halo Pee" sapa kami.

"Halo"

Aku duduk disebelah P'Yihwa, karena hanya dengan dia aku boleh dekat, selain itu jika terlihat oleh P'Vee dia pasti akan buat keributan. Hal yang paling aku tidak mengerti, mereka adalah teman-teman dekatnya dari awal kuliah bahkan ada beberapa yang sudah berteman saat mereka di sekolah menengah, seperti P'Bar, P'Yihwa, P'Kla juga masih ada beberapa, tapi P'Vee masih saja cemburu. Mereka juga tak pernah menggodaku selain P'Nuea, itu pun dulu.

P'Vee selalu cemburu, tapi aku bahkan lebih cemburu dari dia. Dia sudah bertambah tua, dia hampir lulus, bulan fakultas maupun universitas juga sudah berganti, tapi penggemarnya bukan berkurang justru semakin bertambah.

Lihatlah di kantin fakultas teknik ini, selalu penuh dengan gadis-gadis dari fakultas lain, kami yang dari fakultas sendiri kadang sampai tak kebagian tempat saking penuhnya. Gadis di fakultas kami sangat sedikit, jadi jika gadis itu bukan pasangan dari fakultas teknik dipastikan mereka adalah pencari jodoh, karena yah...tidak ada yang buruk dari orang-orang di fakultas teknik ini. Dan yang terburuk adalah mereka yang masih terus mengejar P'Vee, itu sangatlah menyebalkan. Mereka tak hanya berbisik tapi dengan jelas membicarakannya.

Aku benar-benar tak suka saat mereka membicarakan P'Vee, mereka terus memujanya dan berharap bisa mendekati, ingin sekali aku mengatakan pada mereka bahwa P'Vee sudah ada yang punya, tapi aku tak seberani itu untuk mengatakannya dengan lantang.

Meskipun aku sangat cemburu, aku tak bisa menunjukkannya apalagi langsung pada Pee, karena tukang pamer itu pasti akan semakin sombong, ia akan menggoda dan menindasku sampai mati.

"P' kemana  P'Vee?" itu Fuse yang bertanya.

"Jangan tanyakan dia! Vee sudah hanyut di laut." jawab P'Kla.

"Ai Kla kau akan membuat N'Mark sedih." kata P'Pan membuatku tersedak.

"Uhhhukkkk uhukkk... " oh.. ini menyakitkan, aku tak bawa air minum.

"Nong tenang saja, aku akan mencarikanmu yang lebih baik dari Vee." ujar P'Yihwa sembari menepuk punggungku.

Jika teman P'Vee mulai menggoda orang, mereka tak akan mudah dihentikan.

Reconciled; Mechanic of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang