ᴄᴇʀᴛᴀᴍᴇɴ ; sᴜɴɢᴊᴀᴋᴇ ✓

part fifteen

🌻

_________________________________

sunghoon terus memperhatikan jam di tangannya. sudah lama dokter menangani jake, namun mereka belum juga keluar.

sunghoon panik, ia berharap dan terus berdoa disana.

sampai ada seseorang yang berjalan dan duduk di sebelah sunghoon.

sunghoon yang menyadari itu segera bergeser dari tempat ia duduk.

    "ada apa?" tanya sunghoon datar.

   "aku minta maaf. kau boleh menuntut ku apapun, tapi tolong maafkan aku atas semua yang aku perbuat."

   "sudah lupakan, tidak ada yang bisa berubah kalau aku menuntut mu. yang ada masa depan mu hancur."

kei disana terdiam, ia bingung kenapa sunghoon tidak melaporkan nya.

   "k-kenapa? bagaimana dengan jake? apa dia akan membenci ku dan menuntut ku nanti?"

   "tidak, aku tahu jake bukan orang seperti itu. apalagi kau sudah berbuat banyak kebaikan untuk nya..."

   "...kalau jake bisa memaafkan mu, kenapa aku tidak?"

kei tersenyum, lalu menepuk bahu sunghoon pelan.

    "terimakasih, aku sudah mengurus semuanya. aku tidak akan menganggu kalian lagi."

   "ya, terimakasih sudah menjaga jake dan mencintai nya. semoga kau mendapatkan yang lebih baik!"

   "ya sepertinya akan dapat sebentar lagi..."

   "oh ya?"

mereka sedikit berbincang lebih dan tertawa bersama. sehingga sunghoon sedikit melupakan rasa gelisah nya.

    "eh! terimakasih sudah membuatku agak tenang, aku sebenarnya sangat khawatir jake yang masih di dalam."

   "tenang saja, dokter disini berkerja dengan sangat baik. apalagi ada seseorang yang mendoakan nya dari sini."

sunghoon mengangguk kecil.

   "baiklah aku ada pekerjaan, semoga jake cepat sadar ya."

   "iya hati hati bung."

setelah kei pergi, sunghoon merasa sedikit lega. ia memaafkan kei karena jake pernah bilang kepadanya, tak apa apa untuk memaafkan seseorang.

meskipun ia tidak tahu apa keputusan ini benar, tapi ia yakin jake juga akan memaafkan kei. apalagi dengan kesadaran kei yang berani mengakui kesalahannya dan meminta maaf.

//Clekk

pintu terbuka dan menampakkan dokter keluar, sunghoon segera berdiri dari duduknya.

    "dengan keluarga pasien?"

sunghoon mengangguk.