BAB 12

1.3K 185 8
                                    

Hay yorobunnn.....
Fia back..........

.
.
.
.
.
.
.
.

Akhir-akhir ini para penghuni Neo SHS dibuat senang ah, apa lagi para siswi. Pagaimana tidak, pasalnya Jeno sang pangeran sekolah yang terkenal dengan wajah datar itu mulai menampakan banyak ekspresi. Iya,  kalian tidak salah 'JENO MULAI BISA TERLIHAT BEREKSPRESI'. Bahkan seringkali mereka melihat jeno mulai bisa tersenyum bahkan tertawa menambah kesan pemikatnya. Oh, satu lagi,  Jeno juga beberapa kali menampakkan wajah khawatirnya seperti saat ini.

Bel tanda istirahat pertama baru beberapa detik yang lalu berdering. Membuat para siswa berhambur keluar kelas, tak terkecuali Jeno dkk. Namun belum sempat kakinya keluar dari kelas, suara dari salah satu sahabatnya mengintruksinya.

"Jen hp lo mana kok nggak bisa dihubungi?" teriak lucas bertanya

"di tas, mati, habis baterai. Kenapa?" tanya jeno bingung

"Chenle telfon gw, katanya Haechan sakit. Nelfon lo nggak bis---"

"sial" potong jeno sembari berlari kenuju kelas haechan dengan wajah khawatirnya, hal itu tak luput dari pandangan para siswa Neo.

Sampai dikelas haechan, Jeno bisa melihat haechan yang sedang menelungkupkan wajahnya di atas meja, seperti menahan sakit. Disamping haechan ada chenle yang tampak jelas dengan wajah khawatirnya. Jeno segera berlari menuju meja haechan.

"hai, maaf ya lama. Mana yang sakit?" tanya jeno pada haechan yang sama sekali tidak mendapat balasan.

"aku baru sadar dia pegangin perut kesakitan pas bel istirahat barusan kak. Maaf" sesal Chenle

"it's ok Chenle. Makasih ya udah hubungin aku tadi. Aku bawa haechan ke uks dulu" tenang Jeno sembari mencoba menggendong haechan ala bridal.
Jeno bisa melihat wajah haechan yang sudah penuh dengan peluh menahan sakit sembari meremat perutnya. Melihat itu jeno segera berlari menuju uks sembari menggumamkan kata-kata penguat untuk haechan.
Sampai di uks jeno segera masuk tanpa permisi, berteriak pada dokter yang berjaga

"Dokter, tolong!!!"teriak Jeno saat masuk ke uks

"tolong bawa ke kasur itu" tunjuk sang dokter pada salah satu bangkar disana

"kamu tenang dulu. Biar saya periksa" tenang sang dokter

Mendengar itu jeno mundur beberapa langkah setelah membaringkan tubuh lemah haechan, seolah memberi ruang sang dokter memeriksa haechan. Jeno melihat dokter itu mulai memasang infus pada tangan kiri haechan yang memang sudah lemas setelah memeriksa keadaan haechan sebelumnya.

"Bisa tolong belikan bubur di kantin dulu, maag nya kambuh, sepertinya dia telat makan" jelas sang dokter.

"baik dokter. Saya permisi dulu" jawab jeno, bergegas melakukan perintah

Beberapa menit kemudian jeno sudah datang menghampiri haechan yang masih lemas dengan membawa bubur dan air untuk haechan.

"setelah makan, kamu harus minum obat" perintah dokter pada haechan yang ditanggapi dengan anggukan lemah

"makan dulu ya, aku suapin" ujar jeno sembari membantu haechan duduk dengan menumpuk bantal agar lebih nyaman.
Jeno mulai mendekatkan sendok yang telah terisi bubur pada haechan. Dengan malas haechan menerima suapan tersebut hingga tandas setengahnya. Baru jeno akan memaksa menghabiskan, suara dari haecan menghentikan kegiatannya.

"kak.. " mulai haechan

"ya?"

"jangan bilang bunda ya"

"bilang apa?"

"aku sakit"

"kenapa?" tanya jeno mulai penasaran

"aku nggak mau bunda mara"

"sekarang aku tanya. Kenapa kamu sampe telat makan?hmm" tanya jeno halus

"tadi malem aku ngerjain tugas fisika dari sore sampe malem jadi lupa buat makan. Terus paginya aku bangun kesiangan jadi nggak sempet buat sarapan. Dari kemarin Bunda ikut ayah ke luar kota sekalian jenguk nenek jadi nggak ada yang ngingetin makan sama bangunin"

"kenapa nggak minta tolong yang lain buat bangunin ato ingetin kamu? Ato nggak kamu minta tolong ke aku kan bisa"

"sebenernya kak jaemin udah bikinin makanan cuman aku aja yang bandel. Maaf" sesal haechan, helaan nafas terdengar dari mulut jeno

"lain kali jangan diulangi, aku khawatir" lembut jeno sembari membelai surai panjang haechan

"iyaa~"

"tapi, janji kan nggak bilang-bilang ke bunda ato yang lain?" tuntut haechan lagi

"iya iya. Janji" jawab jeno sembari mencubit gemas hidung haecan

"yey,,,,, sayang kak jeno banyak-banyak~" seru haechan tanpa sadar memeluk lengan kekar jeno

"gimana-gimana? Coba bilang lagi" timpal jeno masih tak percaya (baru kali ini haechan bilang sayang ke jeno :') ~ )

"nggak. Nggak mau" elak haechan sembari melepaskan pelukannya dan menutupi muka merahnya menahan malu yang tampak lucu....

Huaaaa Papa,,,, jeno lemah dengan manusia imut ini (>,<)

🌻🌻🌻

Fia up lagi yey.......
Jangan lupa vote dan comment ya yorobunnn......
Pa pai🙌🙌🙌
Flaying kiss dari fia 😘💕💕💕

 Pa pai🙌🙌🙌Flaying kiss dari fia 😘💕💕💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tolongin...... Fia gemes sama mereka 😭😭😭😭

4J + 1HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang