Disclaimer: Cerita asli milik iheartmonkeys (link: https://archiveofourown.org/works/11159937/chapters/24905289) translate bahasa oleh expectopietronum di wattpad
ㅡ
Bohong jika mengatakan bahwa ketika pertama kali Taeyong melihatnya, ia tidak terpesona. Ia menatapnya selama tiga puluh detik penuh sebelum merunduk ke arah sepatunya, bertanya-tanya apakah ada yang memergokinya menatap sang koas terlalu lama. Kau pikir tiga puluh detik sudah cukup, tapi tidak, Taeyong mengangkat kepalanya untuk menatapnya lagi.
Rambutnya gelap, kontras dengan kulitnya yang pucat, beberapa helai jatuh menutupi dahinya ketika ia membalut pergelangan kaki Donghyuck. Ia menggunakan seragam rumah sakit biru muda seperti yang dikenakan semua dokter muda disini. Donghyuck tersentak dan koas itu mengerutkan keningnya, memandang ke sepupu Taeyong.
"Apa balutannya terlalu rapat?"
"Sedikit." Donghyuck menjawab dengan suara kecil. Dokter lain yang melatihnya membungkuk untuk memeriksa perban yang sudah selesai dipasang dengan ekspresi yang tidak bisa dibaca. Bahkan saat itu pun Taeyong masih menatapnya, sulit untuk tidak.
"Secara keseluruhan kerjamu sudah bagus, Jaehyun." Dokter yang lebih tua mengangguk, menepuk bahu sang koas sebelum membalik halaman catatan medis Donghyuck.
Jadi itu namanya... Jaehyun. Pikiran Taeyong berkelana.
"Terima kasih, dokter Taeil." Jawab Jaehyun. Ia menghela nafas dan tersenyum lega, lesung pipi semakin dalam di sisi pipinya. Senyumannya nyaris membutakan. Dia menatap atasannya dengan padangan kagum. Taeyong menangkap tag nama si dokter senior bertuliskan 'Dr. Moon Taeil' dicetak dengan huruf hitam mengilap.
"Penyembuhanmu cukup baik, Donghyuck. Sepertinya kau bisa pulang dari rumah sakit minggu ini. Tapi kau tidak bisa dengan segera bebas berjalan tanpa kruk selama sekitar sebulan. Apa orang tuamu tidak ada?"
"Ibuku pergi membawakanku lebih banyak pakaian dan ayahku harus menjemput adikku dari sekolah. Tapi tidak apa-apa! Taeyong hyung ada di sini untuk menemaniku. " Donghyuck mungkin terlalu bahagia untuk seorang anak yang baru saja menabrakkan sepedanya ke pohon dan mendarat di tumpukan pecahan kaca. Taeyong tidak terkejut. Pekerjaan Donghyuck di rumah adalah entah ia menakut-nakuti lansia, atau bermain tanah dengan teman-temannya yang malang.
Kedua dokter menoleh ke arah Taeyong seolah-olah mereka baru sadar akan kehadirannya di dekat jendela. Dia terlalu pasif mungkin saja mereka tidak sengaja menganggapnya pot tanaman.
Dokter Moon mencoba, tetapi gagal menyembunyikan ekspresi terkejut dan ketidaknyamanannya, tetapi Jaehyun menatapnya dengan senyum tipis. Taeyong membungkuk sedikit pada mereka meskipun kini ia terbebani dengan tatapan mereka.
Pasti karena rambutnya.
Tapi ia juga menggunakan hoodie kebesaran dan jeans sobek berwarna hitam.
Aku terlihat seperti preman, pikir Taeyong. Ia berusaha tidak tersinggung menerima tatapan keduanya, mengingat ia berada di rumah sakit, dan walaupun ia mungkin terlihat sangat menarik ia sejauh ini bersikap sopan mengunjungi sepupunya seperti kakak laki-laki yang penyayang. Tapi ia sudah biasa dengan stereotip.
Saat dokter Taeil berbalik untuk bertanya pada Donghyuck mengenai lukanya, Jaehyun terus menatap Taeyong.
Tidak mengedip. Tanpa rasa malu. Begitu terus terang.
Pasti karena rambutnya.
Dan untuk pertama kali, Taeyong merasa insecure, seperti seseorang yang tersipu malu.
Taeyong memiliki rambut alien. Warnanya putih pucat dengan percikan keperakan yang ia tidak tahu namanya. Tapi sudah lima bulan sejak ia mengecatnya jadi akar-akar rambutnya sudah mulai tumbuh jadi rambutnya berwarna hitam lalo abu-abu lavender, lalu putih. Terlihat seperti salah satu proyek seni Ten dilemparkan ke atas kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring (jaeyong) [12/13]
FanfictionJaehyun, seorang dokter biasa di salah satu rumah sakit Seoul bertemu dengan Taeyong, si 'college bad boy'. cover pic by: peach boy