chapter 11

294 41 7
                                    

"Masuk," Jaehyun menjawab ketika ia sedang menyusuri beberapa cetakan x-ray, menunjuk ke beberapa area tertentu dan Jeno serta Jaemin mencatat dengan cepat.

"Hey, apa aku mengganggu?" Taeyong mengintip.

"Tidak.. tidak, beri aku waktu sebentar. Masuklah," Jaehyun terus menjelaskan kepada kedua muridnya sebelum membubarkan mereka dengan cepat. "Seharusnya itu saja. Laporan kalian berdua terlihat baik-baik saja. Aku akan melihatnya kembali malam ini. Kalian bisa pergi makan siang. "

"Makan siang?" Mereka bertanya bersamaan karena terkejut.

"Makan siang.. ya. Pergilah makan, murid-murid kecilku." Dia mengusir mereka dengan senyum ramah. Taeyong menyembunyikan tawanya dengan terbatuk kecil.

"Terima kasih, Dr. Jaehyun." Kata mereka sebelum meninggalkan pintu kantor; untuk sesaat, mereka hanya saling menatap dengan bingung.

"Apakah dia baru saja memanggil kita murid-murid kecil?" Jeno bertanya, Jaemin mengangkat bahu menanggapi dan mereka menuju ke kafetaria.

.

"Usaha yang bagus." Taeyong meletakkan makanan di atas mejanya di samping tumpukan rapi (walau tidak cukup rapi untuk standar Taeyong) file dan kertas di mejanya.

"Itu usaha terbaikku. Mereka tidak akan pergi jika aku tidak menakut-nakuti sedikit. " Jaehyun pergi ke sisi mejanya, menjebak tubuh Taeyong di antara meja dan dirinya sendiri.

"Jangan bully mereka, mereka menggemaskan." Bibir Taeyong mengerucut.

"Menurutmu mereka menggemaskan?" Sang dokter mengangkat alisnya dengan rasa ingin tahu.

"Kau cemburu?"

"Tidak."

"Menurutku kau menggemakan seperti ini."

"Seperti apa?"

"Cemburu." Jaehyun mengerutkan kening sebelum mendekat untuk berbisik di telinganya.

"Aku selalu ingin melakukan hal dramatis dalam drama dimana aku mendorong semua barang dari mejaku dan mengangkatmu keatasnya... tapi.."

"Ada tapinya? Ini baru saja terdengar bagus." Taeyong tersenyum jahil.

"Tapi mungkin kita bahkan harus membersihkan semuanya sebelum waktu seksi dimukai. Aku baru saja mengurutkan file tadi, maaf." Sang dokter terkekeh dan mencium pangkal hidung Taeyong, meminta maaf.

"Kalau begitu gantinya di rumah."

"Hm, begitu?" Jaehyun menarik ikat pinggang Taeyong, mempertemukan bibir keduanya dalam sebuah ciuman. Ciuman itu berawal lembut menjadi tidak terlalu lembut dalam hitungan detik. Suara pintu terbuka memaksa Jaehyun untuk menjauh, terkejut, "Apakah sesulit itu mengetuk pintu?" Tanyanya kesal. Tangannya meratakan kemeja dan rambutnya ketika teman-temannta berjalan masuk ke ruangannya.

"Apakah sesulit itu untuk mengunci pintu?" Seulgi membalas.

"Taeil dan Doyoung tidak pernah mengunci pintu." Kata Irene, sedikit trauma mengingatnya. Taeil berdiri di sampingnya, menggelengkan kepalanya.

"Oke... itu agak TMI." Taeyong tertawa.

"Jeno dan Jaemin memberi tahu kami bahwa kau ada di sini dan kami ingin melihatmu..."

"Dan apa kau membawa makanan." Taeil menambahkan.

"Aku membawanya." Taeyong menunjuk tas yang ia bawa, membuat Irene dan Seulgi menghela nafas lega.

"Kau tidak ada kelas?" Taeil bertanya ketika dia membuka Tupperware. Mereka berkumpul di meja besar Jaehyun, dengan hati-hati memindahkan dokumen ke samping.

Spring (jaeyong) [12/13]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang