Wanita itu pun membuka helmnya dan sedikit membersihkan celananya yang kotor karena terkena debu aspal. Wanita itu pun mengarahkan wajahnya ke arah Renaldi dan betapa terkejutnya saat...
"Wawa?!" Renaldi menatap wajah wanita itu dengan tatapan penuh tanya.
"Aduuh, Mas makanya lain kali tuh hati-hati!" Najwa tak menggubris dengan apa yang keluar dari mulut Renaldi.Najwa langsung bangkit dan mengangkat motornya yang terjatuh. Renaldi yang melihat hal itu pun langsung sigap membantu Najwa.
"Renal bantu, ya ,Wa?" ucap Renaldi.
"Gak usah, Mas makasih!". Mereka berdua sama-sama memasang wajah bingung dan penuh tanya. Renaldi dengan pertanyaan yang menggumpal di kepalanya " apa Najwa gak kenal sama aku?" begitu pun Najwa, Najwa seperti bingung sejak pertama sang pria yang menabraknya memanggil dengan sebutan 'Wawa'. Tapi Najwa tak terlalu memikirkan hal tersebut. Ia pun menyalakan motornya dan melajukkan namun, Renaldi menghadangnya."Masa iya kamu gak kenal sama aku, Wa?" ucap Renaldi dengan tangan yang memegangkan stank motor Najwa agar sang empunya motor tak pergi meninggalkannya. Najwa jelas mengenal siapa pria itu, ia bisa melihat dari mata elang yang pria itu miliknya. Tapi Najwa berusaha untuk tak menggubrisnya, Najwa pun bisa mengetahui bahwa pria itu habis memakai benda haram, ia bisa merlihat dari matanya.
"Aduh, Mas maaf ya? Saya tuh buru-buru mau pulang, udah malam. Jadi, Masnya mohon minggir, oke!" ucap Najwa. Renaldi pun langsung menyingkirkan tangannya dari stank motor Najwa, membiarkan Najwa untuk melanjutkan kembali perjalanannya.Renaldi terus memperhatikan Najwa sampai tak terlihat lagi cahaya lampu dari motornya. Renaldi membalikkan tubuhnya dan mengarahkan mata elang itu ke depan kampus yang sangat megah dan ternama itu.
"Jadi kau kuliah di sini?"
Dengan gumaman kecil dan senyum devil yang manis itu, Renaldi tak habis-habisnya menatap kampus terfavorit di kota Jakarta. Renaldi pun mulai tersadar dari lamunannya, ia baru ingat kalau ia ingin pergi ke party sahabatnya—Rama. Ia langsung naik dan melaju membelah jalanan ibu kota lagi.
••0••
Najwa sampai di rumahnya pukul 10 tepat, ia langsung membuka pintu dengan kunci cadangan yang ia bawa. Najwa langsung masuk ke kamarnya, ia tak menemui Mamahnya, karena ia tau pasti Mamahnya sudah tidur dan ia tak ingin membangunkannya.
Sesampainya di kamar, ia langsung meletakkan tas miliknya di kasur, menganti pakaiannya. Najwa duduk di kursi belajarnya yang berhadapan langsung ke arah jendela sampai dengan mudahnya ia melihat ke arah keluar. Ia memikirkan kejadian yang tadi baru saja ia alami."Renaldi? Apa mungkin?"
Najwa bergumam, bertanya-tanya dalam hati dan kepalanya.
"Wawa? Panggilan itu 'kan hanya Renaldi yang menggunakan. Apa mungkin itu Renaldi? Tapi seperti tidak mungkin, pria tadi itu habis memakai barang haram, jadi mana mungkin ia Renaldi"
Najwa pusing dengan kejadian yang ia alami, akhirnya ia pun memutuskan untuk istirahat, meskin besok ia libur kerja tapi jam kuliah tetap saja masih ada.
Di lain tempat, Renaldi sudah memasuki rumah yang sangat mewah, suara dentuman musik terdengar begitu jelas di telinganya. Baru saja Renaldi masuk, tapi sudah disambut oleh wanita cantik, tubuh seksi dan pakaian yang super minim.
"Sayang!" ucapnya dengan nada manja sambil menyilangkan tangannya ke tangan Renaladi. Namun apalah daya seorang Renaldi, dia pun pria normal dan dia sudah dewasa, jika sudah melihat hal seperti itu menghampirinya dia pun menanggapinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
R E N A L D I (18+) [REVISI]
General Fiction[Follow dulu sebelum baca!!] Jangan lupa untuk vote dan komen ••0•• Dia adalah Renaldi Baskoro, cowok berdarah dingin, liar, suka mabuk-mabukan, obat-obatan, dan main perempuan. Tak ayal banyak yang menakuti diri...