Bagian: 4

1K 24 1
                                    

Malam ini Najwa berdiam diri di dalam kamarnya sambil memikirkan hal yang terjadi sore tadi. Ia benar-benar mengurung dirinya sampai tak ingin makan. Tiba-tiba pintu kamar terbuka, terlihat di sana Mamah masuk ke kamar Najwa sambil membawakan makanan.

"Makan dulu, ya!" ucap Mamah, Najwa menengok.
"Taro di situ aja, Mah!" ucap Najwa, Mamah pun meletakkan makanan itu di meja kecil.
"Kenapa sih, Nak? Ada masalah di kampus? Atau di tempat kerja?" tanya Mamah bertubi-tubi. Najwa menatap Mamahnya.
"Bukan, Mah," ucapnya.
"Lalu?"
"Aku bertemu Renaldi, Mah," ucap Najwa yang membuat Mamah terkejut tetapi menampakkan senyum di bibirnya.
"Renaldi kawan kecilmu dulu?" Najwa mengangguk.
"Lalu kenapa kau murung?" tanya Mamah lagi.
"Renaldi beda, Mah gak seperti dulu" ucap Najwa.
"Beda gimana?" tanya Mamahnya
"Entahlah, Mah tapi yang jelas auranya sangat berbeda," ucap Najwa.
Mamah Najwa hanya tertawa mendengar putrinya berkata seperti itu. Satu fakta yang harus kalian tau, Mamah Najwa sudah tau kalau putrinya itu pernah di tembak dengan Renaldi dan Mamah pun tau kalau Renaldi memang anak yang nakal.
"Sudahlah, sudah malam, lebih baik kau tidur, besokkan harus kerja!" ucap Mamah.
"iya, Mah"

••0••

Suara dentuman musik yang begitu keras terdengar di seluruh ruangan, lampu yang berkelap-kelip, orang-orang yang joget ria, wanita yang berpakaian cukup minim, pria-pria hidung belang, bau alkohol dan asap rokok di mana-mana memenuhi ruangan itu. Terlihat seorang pria tampan dengan rokok di selipan jarinya dan beberapa wanita di sekelilingnya, sesekali salah satu wanita itu pun menuangkan minuman beralkohol di gelas si pria itu.

"Cukup cantik!" ucap pria itu dengan tatapan yang menggoda begitu pun wanita yang menuangkan minuman itu. Pria itu menimumnya dengan satu kali tenggakan.

Tiba-tiba dua temannya pun datang dengan bergandengan dengan wanita yang begitu cantik dan sexy.

"Bro, gue duluannya!" ucap salah satu temannya, pria itu pun hanya mengangguk sambil sesekali menghisap rokoknya. Setelah dua temannya pergi ia pun menghampiri wanita cantik dengan menggunakan gaun cukup mini dan pendek.
"Temani gue malam ini!" bisik pria itu, tanpa basa-basi wanita itu pun membuntuti pria itu.

Apartemen yang begitu luas dengan dinding berwarna putih yang menghiasinya, terlihat di sana dua insan yang sedang bercinta sampai dengan puncak kenikmatan.

"Aaahh!" desah si pria dengan pelepasan yang nikmat, sedangkan wanita itu hanya terkulai lemas. Dua insan itu mengambil napas dalam-dalam setelah kegiatan mereka. Dan saat sudah mempunyai tenaga untuk berdiri, wanita itu pun langsung memakai pakaiannya begitu dengan si pria.
"Nih bayaran lo!" kata pria itu sambil melemparkan uang yang begitu banyak kepada si wanita, si wanita itu pun menerima uang yang diberikan oleh pria itu.
"Oke, kalo gitu gue pergi dulu ya?" pria itu hanya mengangguk. Ia melihat ke arah jam dinding yang ia sadari ternyata sudah pagi, ia mengambil handphonenya dan mencari nomor seseorang yang ia ingin dia hubungi pagi ini. Setelah menemukan nomor tersebut yang bertuliskan "Wawa", Renaldi langsung menelpon Najwa tanpa ragu, cukup lama ia menunggu jawaban namun, akhirnya panggilan itu diangkat juga.

"Pagi, Wawa?" ucap Renaldi.
"Kenapa? Pagi-pagi sudah telepon Wawa aja!" jawab Najwa.
"Ih, jangan galak-galak dong! Nanti aku kiss lho!" mendengar ucapan itu dari mulut Renaldi Najwa pun jadi bergidik jijik.
"Apaan sih? Gak jelas!" balas Najwa. Renaldi hanya tertawa.
"Nanti aku jemput, ya? Rumah kamu masih yang lama 'kan?" tanya Renaldi.
"Gak usah, aku bisa sendiri!" ucap Najwa.
"Harus mau, kalo gak mau harus kiss!" balas Renaldi. Najwa pun tak mau mengambil resiko konyol akhirnya ia pun mengiyakan ajakan Renaldi.

R E N A L D I (18+) [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang