06. DITEMENIN NATHAN

326 47 56
                                    

NATHANIEL

--------------

HAPPY READING DEAR. 

Diketik 02 November 2020. 

06

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

06. DITEMENIN NATHAN

NATHAN menapakkan kakinya di lorong rumah sakit, hari ini dia benar-benar menepati ucapan nya untuk menjaga Ara bersama Arka. Dua kantong kresek berisi camilan dan buah-buahan kini sudah tergenggam rapat di jemarinya.

Ruang rawat gadis bar-bar itu kini sudah berada di depannya, perlahan ia membuka knop pintu kamar Ara. Terlihat gadis itu sedang berbaring di ranjang rumah sakit menyibukkan dirinya dengan telfon genggam nya.

"Ra, lo beneran gak papa?! Mau gue samperin kesana sama anak-anak lain?!"Terdengar suara seorang lelaki dari sebrang sana.

Ara terdiam sebelum akhirnya tersenyum tipis, "Gue gak papa, lo gak usah khawatir. Disini ada bang Arka dan temen-temen nya yang jagain gue."

"Tapi ra—"

"Gue tutup dulu telfon nya, ada temen nya bang Arka kesini. Dahh, baik-baik ya disana"

Panggilan berakhir, Ara menyimpan ponsel di samping nya lalu memicingkan mata menatap seorang lelaki jangkung yang masih berdiri di depan pintu tanpa berniat masuk.

"Ngapain lo disana? Jadi patung?"Sinis Ara menatap nya

Nathan tak menggubris, ia melangkah kan kakinya menuju sofa dan menaruh kedua kantong kresek di atas meja.

Ara menatap kedua kantong kresek itu bingung, "Itu—"

"Gue pikir, lo pulang masih nanti sore. Gue bawain camilan buat anak-anak kalo pada kesini"Potong Nathan

Ara menyipitkan matanya, bukan rahasia umum jika Nathan adalah seorang lelaki yang irit bicara. Tapi barusan, dia bahkan sudah menghabiskan lebih dari sepuluh kata.

"Seorang Nathaniel yang terkenal irit bicara, kenapa jadi bawel sih?"Gumam Ara pelan.

"Gue denger."

Ara mengantupkan bibirnya, lalu kembali menyibukkan diri dengan bermain ponsel.

Nathan menyenderkan badan nya di sofa, memperhatikan gerak-gerik gadis itu dari sana. Sedetik kemudian, dia baru sadar. Ruangan bernuansa putih itu, kini hanya berisi mereka saja. Kemana Arka?

"Arka."Ujar Nathan datar

Ara mendengus pelan, baru saja dia bersyukur. Virus irit bicara Nathan hilang, dan sekarang sudah kembali seperti semula.

"Bang Arka pergi ke mushola bentar."Nathan berdehem mengerti.

"Lagian, lo ngapain si kesini subuh-subuh?! Belum sholat kan lo!"Cibir Ara

NATHANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang