Sudah 2 minggu Mark mendiami Ecan, jujur saja Ecan sudah mulai terbiasa dengan sikap Mark yang begitu dingin tapi itu tidak membuat Ecan tidak merindukan kekasihnya itu. Ia sungguh merindukan bercanda dan bertengkar bersama Mark.
Ia memang masih satu bangku dengan Mark, tapi tidak ada perckapan lagi seperti biasa. Ecan tidak lagi galau memikirkan cara mengajak Mark berbicara, karena saat ini dia hanya ingin fokus belajar dan membuat Mark bangga dengan dirinya.
Beda lagi dengan Mark, pemuda ber alis camar itu mulai galau. Ia tak bisa menahan rasa rindu nya terhadap kekasih mungil nya itu. Ingin sekali ia menghujani wajah Ecan dengan ciuman bertubi tubi. Tapi ia fikir, ini adalah kesempatan Ecan untuk memperbaiki diri. Ia mau Ecan menjadi pribadi yang lebih dewasa lagi, ia fikir jika Ecan masih dekat dengannya Ecan pasti akan terus kekanakan.
Yang membuat ia lebih resah lagi adalah sikap Ecan yang sepertinya sudah terbiasa tanpa Mark. Apakah Ecan sudah berhenti untuk mencintainya?
・ ✦・ ・ ✦・ ・ ✦・ ・ ✦・ ・ ✦ ・
Ecan menggerutu sepanjang jalan menuju halte, ia terlambat pulang karena menggantikan piket nana. Sahabatnya itu tidak datang hari ini karena sakit.
Langit sudah mulai gelap, matahari sudah mulai tergelincir. Ia mentap langit itu dengan tatapan sendu. Ayahnya sedang di luar kota dan bus akan lewat 2 jam lagi karena ia sudah terlambat.
Ia bisa saja jalan untuk pulang tapi kaki mungilnya tidak bisa lagi. Ia mau memesan gojek tapi handphone nya lowbat dan lupa membawa powerbank, sungguh hari yang sial. Ecan akan meminta ganti rugi kepada nana besok.
Sudah satu jam Ecan duduk di halte itu, langit sudah benar benar gelap dan Ecan benar benar takut. Matanya mulai berlinang dan hanya satu orang yang ia ingat sekarang. Mark nya....
"Maaf buat lu nunggu"
"M-mark hiks, kok lu disini hiks"
Mark memeluk beruang nya itu dan menenangkannya.
"Maaf ya, pasti lu takut banget ya"
"Gapapa hiks"
Mark menangkup pipi Ecan dan mengecup bibirnya lama lalu menarik Ecan masuk kedalam mobilnya. Sepanjang perjalanan tidak ada pembicaraan yang ada hanya tangan Mark yang menggenggam tangan Ecan dan sesekali mengecupnya.
"Udah sampe". Ucap Mark
Ecan membuka seatbelt dan hendak turun sebelum Mark menarik tangannya dan mempertemukan bibir keduanya.
"Aku kangen banget sama kamu".
"Aku kan ngga kemana mana, Mark"
"Tapi aku rasa kita udah sejauh matahari"
Ecan masih diam, berusaha menahan airmata yang sudah berada di pelupuknya.
"Maaf hiks, a-aku buat kamu kesal pas itu padahal niat kamu baik"
"Aku juga minta maaf karena ga seharusnya aku ngomong gtu ke kamu"
"Kita baikan sekarang?" Haechan menyodorkan jari manisnya ke Mark
"Iya kita baikan". Mark menautkan jari manisnya dengan jari haechan.
・ ✦・ ・ ✦・ ・ ✦・ ・ ✦・ ・ ✦ ・
Besoknya MarkChan berangkat sekolah barengan lagi, Pagi pagi banget Mark udah nongkrong di teras Haechan dengan senyum lima jarinya.
"Ngapain lu senyum senyum kea gtu, serem tau"
"Balik lagi dah maungnya"
"Berisik ah kamu, ayo gas"
"Iya tuan puteri"
"GUA COWO YA BADJINGAN"
Setelah sampai di sekolah, anak anak kelas malah nyorakin pasangan 'sahabat itu'
"Asik ada yang udah ga pisah ranjang"
"Cihuy Mark batal ngeduda"
"Udah ada yang bisa kelonan nih"
Mark menatap satu persatu teman temannya dengan tatapan galaknya tapi malah terlihat imut bagi Mark.
"Udah gausa di ladenin tuh botol kecap"
Dan hari hari mereka yang indah sudah kembali, tidak ada lagi awan mendung yang menghiasi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Boyfriend [MARKHYUCK]
RomanceHaechan yang manja ketemu dengan mark yang nyebelin