💖 FOLLOW DULU YUK SEBELUM BACA 💖
💥💥💥
Gavriel Davin Pradipta seorang siswa kelas dua belas yang terkenal sebagai trouble maker dan begitu dingin hingga mendapatkan julukan Pangeran Antartika, seketika ketenangan hidupnya terusik dengan kemuncula...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jika ingin belajar tentang sebuah ketulusan, keikhlasan, dan tau diri belajarlah pada Reyna. Seorang gadis yang umurnya baru belasan namun berjiwa besar, seorang gadis yang mampu menyentuh hati dua orang preman berhati beku, Lysander dan Davin. Yang satu adalah seseorang yang Reyna sayangi layaknya seorang kakak kandung dan seorang lagi adalah orang yang kini bertahta di hatinya.
*****
Mobil yang membawa Davin dan keluarganya sudah sampai di sebuah halaman rumah yang cukup luas, di tempat inilah dulu Davin lahir dan menikmati masa balitanya, di rumah kakek Davin dari papanya.
Keluarga inti menyambut kedatangan Davin dan keluarganya. Setelah menyapa keluarga om dan pamannya Davin memilih untuk menuju kamar yang biasa dia pakai di rumah itu.
Tubuh, pikiran dan hatinya terasa sangat lelah, dia berbaring sambil memainkan ponselnya. Dia mengabarkan ke teman-temannya bahwa tiga hari ke depan dia tidak masuk sekolah karena alasan acara keluarga dari papanya agar Jovan tidak curiga.
Matanya terpaku pada nama Reyna di room chat WAnya dan Davin memutuskan untuk mengetikkan pesan kepada Reyna.
Dave [ Re ] [ Udah tidur? ]
Reyna [ Blm, Kak Dave udah sampai? ]
Dave [ Barusan sampai. Vid call boleh? ]
Reyna [ Ok ]
Wajah Davin berbinar dia langsung menyentuh icon yang menghubungkan dirinya dengan Reyna lewat sambungan video call.
"Hai, kok belum tidur?"sapa Davin.
"Lagi gak bisa tidur kak, Kak Dave gak capek apa, kok gak buat istirahat?"
"Gue ... Kepikiran lo terus, perasaan gue gak enak sejak di perjalanan tadi."
"Duhhh jadi terharu, Reyna baik-baik saja Kak."
"No, gue lihatnya gak gitu. Lihat mata gue Re!"
Reyna malah menengadahkan wajahnya menatap hamparan bintang lewat balkon kamarnya.
"Re..."
"Kak Dave kapan pulang?"
"Maybe Minggu," Davin meraup wajahnya dan mengacak rambutnya sendiri.
"Ohh ... besok Sabtu ... Reyna ... ultah yang ke tujuh belas tahun dan tepat di hari itu Reyna ..."
"Oh ya? Gue pulang."
"Jangan kak. Reyna gak akan sanggup."
"Lo gak mau ada gue di hari ulang tahun lo?" Ada raut kecewa di wajah Davin.
