10

304 44 14
                                    


Manik besar dengan doube lids itu menatap bangunan restoran tradisional didepannya. Sedari tadi mata besarnya mengamati sosok yang berdiri didepan restoran, tersenyum dan membukakan pintu dengan sopan menyambut pelanggan yang datang.

Apakah hidup -nya sulit sekarang. Bagaimana bisa ia bekerja seperti itu.

Darah daging yang dilahirkan dan dibesarkan dengan penuh hormat oleh orang-orang sekitar. Bagaimana bisa mereka disana memperlakukan rendah anak semata wayangnya.

Kaki jenjang itu melangkah keluar dari Kafe. Ia muak dan tak suka anaknya harus membungkuk dan berlaku rendah kepada orang lain. Anaknya dilahirkan untuk menjadi Terhormat. Dan harus selalu dihormati. Bukan sebaliknya.

Sosok yang menjadi objek pengamatan itu tertegun ketika melihat sosok cantik yang sudah lama tak dilihatnya.

Wanita yang selalu cantik dimatanya. Dan jujur ia sangat merindukan sosok didepannya itu.

Senyum merindu tak bisa disembunyikan, bagaimana pun ditahannya. Hatinya seolah ingin berteriak mengatakan

"EOMMA! Aku merindukan mu!"

dipeluknya sang Ibu dengan erat. Air mata tak terbendung lagi, ia terlalu bahagia hingga air mata itu lolos begitu saja.

.
.

Sungmin meletakkan nampan bertingkat tiga keatas meja sebelum MiJoo datang mengambilnya,membawa benda itu ke dapur dan menyimpan benda itu ditempatnya.

Dengan mata bulatnya, gadis berkuncir kuda itu melirik sudut restoran yang sepi. Sebelah alisnya terangkat saat tak menemukan apa  yang ia cari.

"mencarinya?"

"hm?" Sungmin menoleh pada Mijoo yang sudah berdiri disampingnya. Seolah gadis itu tahu apa yang  tengah dicari Sungmin

"Ia menghilang begitu saja"

Kedua alisnya kembali berkerut mendengar keterangan MiJoo.

Gadis dengan rambut ter urai didepannya mengangguk.

"Tak ada yang melihatnya pergi. Bahkan Shin-Sajangnim yang berdiri dekat pintu masuk. Tak menyadari Kyuhyun yang tiba-tiba saja hilang?"

Aneh sekali. Kemana perginya Kyuhyun?

seperti itulah pertanyaan didalam kepala Sungmin.

.

Bibir penuh berpoles gincu merah darah itu menganga melihat kondisi ruangan didepannya. Entah mungkin hidupnya terlampau kaya sedari kecil. Ia tak mengerti bagaimana bisa seseorang tinggal dirumah yang bahkan luas ruangannya saja lebih kecil dari luas kamar mandinya.

"Eomma" seru sosok tampan memberikan gelas plastik berisikan air dingin padanya. "eomma pasti haus. Aku hanya bisa menjamu eomma dengan ini" lanjutnya ikut duduk diatas tempat tidur.

Pergerakan tubuh pria itu sedikit menimbulkan bunyi berdecit dari kaki ranjang yang bergeser

"Kau tidur disini" tanya wanita itu mengelus selimut tebal yang cukup lembut dibawahnya.

Gelengan pelan ditujukan sebagai balasan.

Kyuhyun tersenyum melihat raut wajah sang ibu yang kembali terkejut.

"aku tidur dibawah dengan selimut itu eomma" tunjuknya pada alas kasur yang terlipat rapih diatas sofa lama disisi ranjang.

"kenapa?? Kenapa ia tak biarkan kalian tidur diranjang yang sama"

MOLLYCODDLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang