9 | Untold story [1]

7 0 0
                                    

Putri pikir setelah sebulan hidup di dalam tubuh Eliza semuanya akan baik-baik saja. Sampai akhirnya dia mendapatkan surat ancaman.

Gue tau lo bukan Eliza, gue tunggu di taman belakang sore ini. Gue punya sesuatu yang bisa bikin lo dimarahi habis-habisan sama orang tua lo —Ops... orang tua Eliza maksud gue–

—Liz

Nb : Bawa surat ini ke belakang sekolah juga

Putri bisa menebak siapa itu 'Liz'. Ini pasti Eliza. Mau apa cewek itu menghubunginya ?!

Apapun yang dilakuin Eliza, dia nggak akan bisa nuker raga gue dan dia lagi. Gue akan selamanya jadi Eliza.

Harusnya Putri mengabaikan ancaman Eliza, tapi dia tau kalau Eliza bisa menekannya lebih parah lagi kalau dia menolak.

"Wah ! Si udik dateng juga akhirnya," Eliza menatap Putri jengkel. Wajah cantik itu seharusnya miliknya.

"Mau apa lo ?" Suara bergetar itu membuat Eliza tertawa merendahkan.

"Sekali pecundang, akan tetap pecundang. Gue nggak mau basa-basi, besok bawain gue duit sepuluh juta atau video waktu Eliza nampar Putri di kelas bakal gue upload dan kasih caption 'Anak menteri hubungan luar negeri melakukan tindakan penganiayaan'. Bagus kan ?"

Putri mengepalkan tangannya, Eliza tidak akan bisa menekannya lagi sekarang posisinya sudah berbalik, "Coba aja ! Gue nggak takut."

Eliza menarik sudut bibirnya, "Ada bekas operasi di tulang rusuk sebelah kanan. Lo tau kenapa ? Eliza dipukul nyokapnya karena cuma dapat medali perunggu di olimpiade internasional. Nyokap Eliza sakit ! Lo mau coba dipukul sampe mampus ? Terserah ! Yang pasti gue sudah kasih informasi dan peringatan buat lo."

"Lo bohong !" Putri menatap Eliza tajam.

"Lo pikir kenapa gue nggak marah waktu lo nyuri badan gue ? Itu karena gue merasa bersyukur ! Akhirnya terbebas dari neraka itu ! Kalo lo nggak mau dipukul sampe nyaris mati. Besok bawain gue duit sepuluh juta. Ah... enggak... nyawa lo harusnya lebih mahal. Bawain gue tiga puluh juta. Telat sedetik aja, abis lo ! Mana notes yang tadi gue kasih !"

Setelah Putri menyodorkan secarik kertas berisi tulisannya, Eliza beranjak pergi meninggalkan Putri yang membeku. Eliza pasti bohong kan ?! Mamanya terlihat sangat baik.

Putri meraba tulang rusuk kanannya, dibagian itu memang ada bekas luka jahit samar. Tapi bagaimana kalau Eliza tidak berbohong ?

"Ngambil 30 juta dari rekening bukan apa-apa daripada gue harus mempertaruhkan nyawa," Putri bergegas meninggalkan sekolah, dia harus cepat-cepat menarik uang.

---

Eliza tidak pernah menyangka aksi bar-barnya menampar si udik ternyata bisa berguna. Setelah bersusah payah mendapatkan rekaman cctv saat dia menampar Putri, Eliza bisa menggunakannya untuk mengancam Si Udik.

Lumayan gue dapet 30 juta dan masih akan terus bertambah.

Tiga ratus juta rupiah

Setidaknya Eliza harus mengumpulkan uang sejumlah itu untuk mengamankan masa depannya dan si udik itu akan memberikannya untuk Eliza.

Sepuluh kali tindakan pemerasan dan Eliza akan berhenti. Bahaya kalau sampai papanya mengetahui Eliza palsu itu diperas.

"Put... belum pulang ?"

Suara panggilan Nathan membuat Eliza menoleh.

"Ini mau pulang kok. Duluan ya Than," Eliza melambaikan tangan dan bergegas meninggalkan sekolah. Selama ini Eliza biasa pulang dengan berjalan kaki untuk menghemat uang sekaligus berolahraga untuk menguruskan badan Putri yang sama sekali tidak ramping ini.

ReplaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang