"Gue mau kita tukar raga lagi..." Putri menyodorkan uang bulanan yang harus dia berikan pada Eliza.
Eliza memasukkan amplop itu dalam tasnya, "Nanti gue pertimbangkan. Bulan depan gue minta 50 juta."
Putri berdecak, "Banyak banget."
"Atau lo mau dipukuli sampai mampus ? Tinggal pilih," Eliza tersenyum menjengkelkan.
"Oke," Putri mengerang frustasi, "Lo nggak mau hidup lo balik lagi ? Hidup enak, kaya, cantik ? Gue akan cari cara buat balikin keadaan kita."
Eliza tersenyum, "Nanti gue pertimbangkan."
Merasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, Eliza bergegas meninggalkan taman belakang.
"Lo nggak mau bertukar raga lagi sama gue ?" Putri mengejar Eliza.
"Lo ngomong apa sih ? Tukar raga ? Lo pasti lagi ngelindur Liz," Eliza sejujurnya ingin kembali, tapi melihat wajah frustasi Putri sepertinya bukan hal yang bijak untuk kembali. Setelah tiga bulan menjalani kehidupan dengan bertukar raga, ini pertama kalinya Putri mengajukan ide untuk mengembalikan keadaan.
Eliza menduga jika di rumahnya sedang ada masalah dan Putri ingin melarikan diri.
Oh ! Nggak semudah itu, Put ! Selama ini gue udah hidup susah selama jadi lo ! Jadi sekarang gantian ! Silahkan menikmati hidup sebagai Eliza seutuhnya !
"Gue serius... gue bisa bikin keadaan normal lagi," kalimat Putri itu membuat Eliza tersenyum.
"Iya, makasih, Put," Eliza meninggalkan Putri yang terlihat tidak puas dengan jawaban Eliza.
Kenapa Eliza nggak mau kembali ke kehidupan lamanya ?! Bisa semengerikan apa lagi hidupnya Eliza sampai dia nggak mau ?!
Putri menatap punggung Eliza panik. Getaran ponselnya membuat Putri terlonjak kaget.
"Iya, Pap. Liz pulang sekarang," Putri berlari menuju lobi. Hidup mengerikannya datang.
---
Eliza memasuki perpustakaan dan menghampiri teman-temannya, "Maaf telat, gue ada urusan tadi."
Nanda mengangguk, "Nggak papa kok, tumben lo nggak sama Nathan ?"
"Nathan lagi ada jadwal pembinaan. Udah sampe mana belajarnya ?" Eliza membuka bukunya dan memulai belajarnya. Masa depan Eliza bergantung pada kerasnya usaha yang dia lakukan sekarang. Eliza sudah membuat keputusan, dia tidak ingin kembali ke tempat dimana dia harus hidup seperti orang lain.
Cukup bertahan setahun lagi, lalu setelah itu Eliza bisa mengambil beasiswa yang ditawarkan Damar —papa Nathan– untuk menjalani kuliah kedokteran dan hidup di asrama sampai lulus.
Memar-memar di tubuhnya yang dia dapat dari jatuh karena terpleset di kamar mandi jelek Putri, memberikan keuntungan besar. Erisa menaruh simpati padanya dan menawarkan segala bantuan untuk menjamin masa depan Eliza.
Erisa jelas orang yang memiliki jiwa kemanusiaan tinggi dan Damar jelas tipe suami yang akan melakukan apapun untuk istrinya. Jadi saat Erisa meminta Damar memberikan beasiswa khusus untuk Eliza. Damar jelas mengusahakan yang terbaik.
Nathan Wasesa : Nanti pulang bareng, gue yang antar ke sanggar musik lo
Putri Btari : Nggak usah, gue jalan aja sekalian olahraga :)
Nathan Wasesa : Pokoknya gue tunggu
Putri Btari : Gue beneran nggak papa, Than. Gue jalan aja
Nathan Wasesa : Pokoknya gue tunggu
Putri Btari : Tukang maksa ih :p
Nathan Wasesa : Ketemuan di lobi langsung ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Replace
Short StoryEliza Yuvena Sastrawidjaya memiliki segalanya. Wajah cantik, kekayaan yang melimpah, dan otak jenius. Tuhan pasti sedang bergembira saat menciptakannya. Jangan ditanya berapa banyak temannya atau bahkan fansnya, Eliza jelas malas menghitungnya. Putr...