Sea bergegas memasuki restaurant, berjalan menuju tempat pemesanan sementara Rasi duduk dikursi nomor 2 dari pojok kiri paling belakang. Sore ini ia berkencan lagi dengan Rasi, meskipun belum jadian tapi masih bisa dibilang kencan kan?
Sebenarnya tadi mereka bingung akan pergi kemana, tapi karena Rasi bilang ia sedang ingin makan mie, maka Sea mengajaknya untuk makan disebuah restaurant mie pedas."Mbak, pesen Mie nya 2, yang satu cabe 15 yang satu cabe 5. Terus topingnya ayam semua ya." ujar Sea kepada pelayan yang mulai menulis di kertas pesanan. Mie cabe 15 untuknya dan mie cabe 5 untuk Rasi. Sea suka sekali dengan makanan pedas, beda banget dengan Rasi yang sepertinya tidak terlalu suka dengan makanan pedas.
"Minumnya apa mbak?" tanya pelayan tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas pesanan.
"Oh iya, es teh dua aja."
"Baik, ditunggu ya."
"Siap." Sea mulai berjalan ke tempat duduk yang sudah di booking oleh Rasi. Dari kejauhan, Rasi terlihat seperti orang hilang. Dengan tangan yang bertopang dagu lalu mata yang sibuk menatap meja yang masih kosong, ia menunggu Sea. Ah lucunyaa.
"Heh!" tegur Sea membuat lamunan Rasi buyar. Lelaki itu pun lantas tersenyum lalu merapihkan tempat duduknya sejenak.
"Kamu aku pesenin cabe 5, nggak papa kan?" Sea mengajukan tanya. Nampak ragu karena katanya Rasi tak suka pedas.
"Ah—ya nggak papa lah!"
"Soalnya disini level paling rendah tuh 5, jadi ya gimana ya, susah emang kalau enggak pedes. Namanya juga Mie pedes, jadi ya menu nya pasti pedes semua. Kek omongan netijen itu loh yang pedes banget, huh. Untung aku bukan artis ya? Kan kalau artis pasti selalu kena omongan pedes netijen. Eh Rasi? Btw kamu tuh cocok loh jadi artis, tapi jangan sih. Nanti kamu banyak yang ngefans lagi," oceh Sea random banget. Membuat Rasi terbahak lalu mengusap atas kepalanya sejenak.
"Kamu ngomong apa sih? Hahaha,"
"Aku dari tadi ngomong kamu nggak dengerin, Rasi? Ya ampun bener-bener ya kamu minta di gigit."
"Ya kamu ngomongnya panjang lebar gitu gimana aku ngerti. Nggak papa atuh gigit aja sini," ujar Rasi terkesan ambigu. Namun sepertinya pikiran Sea saja yang kotor.
"Ah apaan sih, Rasi. Aku mau gigit Mie nya aja nih dah dateng." Sea mengalihkan pandangannya kepada pelayan yang mengantarkan pesanan. Membantu menurunkan makanan dari nampan lalu menatanya di atas meja.
"Ini level 5 untuk Rasi, dan ini level 15 untuk Sea."
"Level 15?"
"Iya level 15. Aku suka pedas tahu,"
Rasi menghela napasnya berat. Mengaduk Mie nya sejenak lalu membandingkan dengan Mie dihadapan Sea yang nampak merah karena terlihat sangat pedas. Sedikit lelaki itu merasa malu. Malu karena dia tak bisa tahan makanan pedas sementara Sea sangat gila akan makanan pedas.
Lelaki macam apa aku ini?"Udah Rasi ayo dimakan," Sea mulai memegang sumpit lalu mengambil Mie nya dengan perlahan.
Rasi juga mulai mengambil sumpitnya. Mengambil Mie lalu memakannya dengan lahap. Sea sampai heran, lelaki itu sama sekali tidak terlihat sok rapi atau jaga imej seperti dirinya. Rasi apa adanya, belepotan pun ia nampak tak peduli. Tetapi memang lelaki kebanyakan seperti itu jika sudah nyaman bersama wanitanya. Berbeda sekali dengan wanita yang nyaman tak nyaman jaim tetap nomor satu.
"Kenyang banget aku, tunggu ya bentar lagi habis kok." Sea meminum es tehnya sejenak. Kemudian gadis itu melihat ke arah Rasi yang berada dihadapannya, menatap wajahnya yang—merah banget seperti tomat!