Sea memijat pelipisnya lelah. Masalah kemarin masih membuatnya trauma, apalagi kata Alvero ketiga teman SMP nya itu adalah anggota Geng yang tak disangkanya adalah musuh Geng Shiner. Dunia begitu sempit, dan kenapa gitu Sea harus ada masalah dengan mereka. Padahal hidupnya sudah mulai tenang dan lurus tetapi sekarang timbul lagi masalah.
"Gak usah naik motor lagi entar jatuh lagi." ujar Merry yang sedang menggendong kucing gendut berwarna putih, pemberian Alvero beberapa waktu lalu untuk mengganti kucing Sea yang mati.
"Oke sip berarti naik mobil!" Sea tersenyum dalam hati. Ia terpaksa membohongi Maminya bahwa luka memar yang ada di wajahnya adalah akibat jatuh. Kalau ia menjawab jujur karena berantem dengan teman SMP, masalahnya bakal makin rumit.
"Terserah kamu deh!"
3 hari ini Sea sedang malas membuka ponsel karena Rasi terus menghubunginya. Ia terus menghubungi Sea dan bahkan ingin mengajaknya bertemu. Duh, manusia itu benar-benar tak tahu diri.
Akhirnya setelah berfikir panjang, Sea pun menurutinya. Gadis itu segera menuju kamar untuk bebersih diri sekalian ganti baju.
Sea
kafe bluee, sekarang.
telat 10 menit gue tinggal balik.Rasi
Hah?? Sekarangg?? Ok ok waitt."Mi habis ini aku mau pergi yaa??"
"Mau kemana?" Merry menatap Sea tajam. Terlihat khawatir karena Sea habis jatuh dari motor dan sekarang bukannya istirahat malah mau pergi.
"Ngerjain tugas."
"Yaudah hati-hati dijalan tapi!"
🌻🌻🌻
"Lucu banget ya. Kamu nyuruh aku buat gak telat tapi kamu sendiri yang telat lebih dari 10 menit. Aku kira kamu udah disini loh!" gerutu Rasi seraya mengaduk jus mangganya dengan cepat. Sea yang melihatnya hanya menampilkan wajah datar.
"Kenapa? Gak suka? Yaudah gue pulang aja!" gadis itu mengangkat tasnya dan berniat meninggalkan Rasi. Namun dengan segera Rasi menarik tangannya.
"Jangann! Ngajakin kamu ketemu susah banget masa kamu pulang gitu aja..." Rasi mencoba tersenyum untuk meredamkan kekesalannya. Belum tentu setelah ini Sea mau diajak bertemu lagi.
"Oke. Jadi, ada urusan apa lo ngajakin gue ketemu?"
Rasi menautkan kedua jarinya ragu. Banyak sekali yang ingin ia bicarakan dengan Sea, namun saat sudah berada dihadapannya sulit sekali untuk mengatakannya.
"Gue mau..."
"Minta maaf?"
Rasi terdiam ketika Sea berhasil menebak apa yang ingin ia bicarakan. Cewek memang paling peka dalam urusan seperti ini.
"Kok kamu bisa tahu?"
Sea tersenyum miring.
"Ya dipikir aja deh. Kalau udah lama gak ketemu terus mantan ngajak ketemu lagi tuh pasti gak jauh-jauh dari pengen minta maaf, kalau gak ya ngajakin balikan. Bener kan?""Kamu jangan..."
"Jangan kepedean? Ya mending pede lah daripada minder!"
Sejenak Rasi memejamkan matanya. Tidak ada cara untuk mengalihkan pembicaraan. Sea sudah memahami semua apa yang ingin ia katakan.
"Aku tahu aku gak tahu diri, tapi aku cuma mau ngomong kalau..."
"Apa?"
"Aku nyesel ninggalin kamu."
Rasanya Sea ingin tertawa terbahak-bahak, tetapi setelah melihat wajah Rasi yang begitu memelas, ia mengurungkan niatnya.
"Kok bisa nyesel? Baru nyadar ya gue terlalu cantik buat ditinggalin?"
"Lebih tepatnya, gak ada yang kayak kamu didunia ini. Ibaratnya, kamu langka."
Akhirnya Sea tidak bisa menahan tawanya. Ia tertawa beberapa saat tanpa bisa dihentikan, sementara Rasi hanya menatapnya dengan diam.
"Hahaha, masa sih? Kalau gue langka berarti yang dapetin gue tuh harus orang yang berkualitas dong. Iyakan?"
Rasi kembali terdiam. Kenapa Sea seolah menyindirnya?
"Yang berkualitas maksudnya siapa? Alvero?" tanya Rasi setelah beberapa saat.
"Loh kok sampai Alvero segala? Maksudnya apa?"
"Gak papa..."
Sea mengendikkan bahunya lalu memakan es krim pesanannya dengan lahap. Rasi juga terdiam dan seolah tak ingin berbicara lagi.
"Kamu, kuliah?"
"Gak, gue disini sama lo!" jawab Sea dengan enteng. Maksud Rasi bukan itu.
"Maksudnya, kamu sekarang lanjut kuliah apa gimana?" ulang Rasi dengan sabar.
"Oh, iya kuliah."
"Jurusan?"
"Jakarta-Bandung."
"Gue serius, Sea."
Sea kembali terbahak. Mengerjai Rasi seru juga ternyata.
"Jurusan keperawatan. Lagian sih jadi orang kepo banget."
"Emang gak boleh ya?"
"Enggak."
Rasi menghela napasnya panjang. Sea yang sekarang sudah berbeda dengan Sea yang dulu. Entah ia berubah atau memang sifat aslinya baru keluar.
"Lo sendiri?"
"Hah?" Rasi tergagap, tidak menyangka Sea akan menanyainya balik. "Gue baru masuk tahun ini."
"Ooh gitu..." Sea manggut-manggut. "Tahun-tahun kemarin kemana? Sibuk pacaran sama mbak-mbak restoran ayam?"
"Sea..." gadis itu kembali menyindirnya, Rasi tak bisa berkata lagi.
"Btw dia kemana? Kabarnya baik kan?"
"Gak usah bahas dia bisa kan??"
"Loh emangnya kenapa? Kan gue kepo sama dia, masa gak boleh. Gak asik!"
"Kita udah lama gak ketemu, bahas yang baik-baik aja bisa kan?" ujar Rasi dengan nada lembut. Intinya ia tak boleh membuat Sea tak nyaman.
"Gak bisa! Ah lo mah gak asyik, gue pulang aja deh!" Sea mengangkat tasnya lalu berjalan meninggalkan Rasi. Kali ini Rasi membiarkannya pergi dan tidak menahannya. Mungkin masih butuh waktu untuk bisa berbicara baik dengan Sea.
"Hati-hati dijalan!!"
"Males."
Bersambung
lama bgt ga update ya?