"Kyaaah!"
.
.
"Pa, suara apa itu tadi?"
"E-entahlah, tapi sepertinya rumor bahwa ada hantu wanita baru di sekitar sini benar-benar terbukti. Ayo, ma. Kita masuk saja."
.
.
.
"Kyaaah!"
Seongeun terlonjak dari sofa. Hampir mengeluarkan koleksi kata-kata mutiara jika ia tak ingat sedang menjaga citra daddy keren baik hati.
"Sayang? Kenapa teriak begitu? Kasian tetangga, pasti mereka ketakutan."
Minji sekarang sudah tidak berada di tempatnya lagi. Dia berdiri dengan tubuh tremor kecil menatap Seongeun. Masa bodoh dengan tetangga yang ketakutan. Lagipula yang harus dikasihani itu bukan orang lain di luar rumah ini, melainkan Seongeun. Wah, telinganya sekarang pasti berdengung.
Seongeun celingukan melihat ke bawah sofa. "Ada serangga? Rumah saya biarpun tidak terlalu besar tapi sering dibersihkan lho."
"A-a-anda." Minji menunjuk Seongeun.
"Saya?" Seongeun mengernyit. Jadi dia serangganya?
Minji menggigit bibir, sekarang bingung harus bicara formal atau tidak. Tapi karena aura mengintimidasi yang kuat dari Seongeun, mau tak mau Minji mempertahankan kesopanannya.
"A-anda masih berumur sembilan belas tahun?" cict Minji dengan lidah terasa pahit.
Mendengar pertanyaan itu, Seongeun terdiam. Dia menghela nafas. Ekspresi yang terlukis di wajah membuat Minji menegang. Keramahan sirna. Tatapan Seongeun berubah menjadi dingin.
Lelaki itu meraih dompetnya, lalu meletakkannya di antara bantal-bantal sofa. Seolah menyembunyikan, tapi percuma saja, Minji sudah mengetahuinya. Namun dari tindakan itu Minji tau, Seongeun tidak berniat untuk terbuka.
"Kenapa anda menipu saya?"
Seongeun mendengkus. Masih bicara formal, heh?
"Saya belum pernah bilang apa-apa soal umur," balas Seongeun membuat Minji semakin tak berkutik. "Jadi, saya tidak menipu siapapun."
Ya ampun! Itu benar!
Seo Seongeun lebih muda darinya dan pria itu tidak bersalah. Tapi siapa yang akan menduga kalau Seongeun masih semuda itu? Dia bahkan belum dua puluh tahun!
"Lagipula kenapa memangnya kalau saya lebih muda?"
Kenapaaaa?!
Apa perlu Minji menjerit sekali lagi?!
Bukankah sudah jelas, kalau Seongeun lebih muda darinya itu berarti dia bukan 'Daddy' melainkan 'Baby'.
Tidak, bukan itu yang penting!
Yang jadi masalah, dari mana Seongeun punya uang? Jangan-jangan semua ini punya ayahnya?
Pikiran Minji semakin kacau. Dia sedang dalam keadaan susah. Kalau ayah Seongeun tau akan hal ini dan memintanya untuk tanggung jawab karena sudah 'merusak' putranya, habis sudah kehidupan Minji.
Minji terlalu sibuk meringkuk sambil meremas rambutnya. Ia tak sadar Seongeun berjalan ke arahnya.
Kepala itu ditepuk pelan.
Tanpa banyak bicara, Seongeun melepaskan jari-jari yang mencengkram rambut 'baby'. Minji mengangkat kepala. Ia yakin seratus persen penampilannya sudah kembali pada kodratnya, nggembel. Seongeun pasti menertawakannya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy [ Seo Seongeun X OC]
RandomSeo Seongeun jadi sugar daddy?!?! Fanfiction. Dengan diciptakannya fanfiction ini, saya berharap dapat meredakan reaksi ketegangan terhadap karakter Seo Seongeun yang dikenal keras dan "edyan". Melalui OC Park Minji, mari kita simak sepenggal kehidu...