"Halo, sayang? Kenapa kamu sulit dihubungi akhir-akhir ini?"
"A-ah itu ... Saya." Minji memainkan kancing piama. Gugup setengah mati. Ini pertama kali ia mendengar suara Seongeun lagi setelah tempo hari ia berkunjung kerumah 'daddy'nya itu.
Tak ada yang berubah, suara Seongeun masih terdengar berat dan seksi. Tidak ada kecanggungan sama sekali setelah kejadian itu. Padahal Minji sudah histeris sendiri.
Ya ampun. Dari awal dia tau kalau aku lebih tua darinya, tapi dia tidak pernah memanggilku dengan sopan. Sayang, sayang, gundulmu!
Kalau saja otot Seongeun tidak besar, Minji pasti berani menjitak ubun-ubun pemuda itu.
"Saya sibuk, tugas kuliah makin banyak." Minji tidak sepenuhnya berbohong. Rasanya hampir semua orang juga tau jika mahasiswa adalah salah satu spesies yang memiliki segudang kesibukan dan akan terus bertambah tiap semester.
Untuk pertama kalinya Minji bersyukur dengan fakta itu. Kebohongannya bisa tersamarkan.
"Oh, kalau begitu kapan kita bisa bertemu lagi?"
"Er ... ." Minji melirik kalender kecil di meja belajar. "Saya kosong besok malam."
Tunggu, kenapa kata-kataku terdengar seperti yang—
"Oke. Mau dijemput?" tanya Seongeun yang untungnya tidak peduli dengan kata-kata ambigu Minji.
"Ti-tidak perlu, seperti sebelumnya saja, jemput di stasiun."
Di seberang sana terdengar helaan nafas tipis, "Baiklah, tapi saya minta mulai lebih awal ya, karena kencan besok malam agak spesial."
"Spesial?"
"Iya. Saya mau ajak kamu ke suatu tempat."
"Tempat apa? Bukan rumah bordil 'kan?"
"Bukan," bantah Seongeun cepat. "Kenapa berpikir seperti itu?"
"Lalu apa?"
"Nanti kamu bakal tau sendiri. Ah ... Sudah dulu ya. Saya harus segera menyelesaikan pekerjaan. Em ... Sampai jumpa."
"Sa-sampai jumpa."
Minji berdebar karena senang dan penasaran. Menurut ajaran Hae In dan Jihye, kalau daddy sudah mulai main rahasia-rahasiaan itu tandanya akan ada hadiah besar menanti. Entah liburan ke luar negeri, atau barang-barang mahal seperti rumah dan mobil. Ingat Seongeun pernah menawarkan rumah pada Minji? Jangan-jangan Minji akan diberi rumah sungguhan?
"Sayang, sekarang buka penutup matamu."
Minji lekas melepas simpul tali pita merah yang melingkari kepalanya, membuka matanya perlahan dan mengerjap. Dia sangat terkejut melihat sebuah rumah berlantai empat dengan pilar raksasa berlapis emas, taman bunga mawa membentang seluas dua hektar lalu ada sebuah kolam renang yang tidak diisi air, melainkan lembaran uang berbau wangi.
"Maaf hadiahnya sederhana, besok saya kasih yang lebih banyak lagi." Seongeun tersenyum sambil membentangkan kedua tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy [ Seo Seongeun X OC]
RandomSeo Seongeun jadi sugar daddy?!?! Fanfiction. Dengan diciptakannya fanfiction ini, saya berharap dapat meredakan reaksi ketegangan terhadap karakter Seo Seongeun yang dikenal keras dan "edyan". Melalui OC Park Minji, mari kita simak sepenggal kehidu...