7

1.5K 248 75
                                    

"Pergilah," ujar Seongeun.

Minji yang berada di dekatnya langsung sumringah. Pria yang mengejarnya tadi seketika berhenti, tak berkutik menerima tatapan horor Seongeun. Dalam hati Minji terkikik, rasakan!

Pria itu pasti ketakutan melihat wujud Seongeun yang tinggi besar, lihat saja perbedaan fisik mereka berdua, ubun-ubun pria itu cuma sebatas dagu Seongeun. Jangan tanya soal bisep atau otot, ini hanya akan jadi perbandingan antara manusia setengah dewa dengan buntelan lemak.

Menyerahlah. Minji mengusir lewat tatapan mata.

Tapi ternyata hal tersebut malah memicu keberanian pria itu. Entah karena terdesak rasa malu atau memang benar jagoan, dia yang semula hampir ciut melihat Seongeun sekarang kembali bertingkah.

Dagunya naik, bibirnya dimonyong-monyongkan, alisnya berkerut jijik menatap Seongeun seolah melihat pecundang. Persis karakter preman kecil-kecilan di komik remaja.

"Hei~ apa yang kau katakan, ha? Kenapa menatapku seperti ituu? Aku cuma mau membantunya, kok." dia mendorong dada Seongeun dengan telunjuk, sial, keras juga.

"Kau kelihatannya lebih muda dariku, tapi tidak punya sopan santun. Ya ampun, anak zaman sekarang."

Seongeun menatapnya datar. Karena merasa tidak perlu diladeni, dia menarik Minji untuk pergi dari sana.

Baru saja merasa lega bisa lepas dari preman cap teri itu, langkah mereka berdua terhenti karena pria itu tiba-tiba meraih kerah belakang Seongeun.

"Hei, apa yang anda la—"

Bugh!

Tinju melayang mengenai dagu Seongeun. Minji melihat kejadian itu tepat di depan matanya sebelum sempat menuntaskan perkataannya. Sekarang gikiran pria itu yang bicara dengan tatapan mata.

Apa yang aku lakukan? Memukul pacarmu!

Minji memelototinya. Tapi dia bukan pacarku!

Seongeun menghentikan percakapan mata itu dengan dehaman halus. Dia tidak tampak kesakitan meski barusaja dipukul dagunya. Kalau diperhatikan dengan baik, justru pria itu sedang mengusap bekas kepalan tinjunya diam-diam.

Sial, sepertinya dia terbuat dari batu. Dadanya keras. Dagunya juga keras. Selanjutnya apanya lagi yang keras?

Orang-orang di sekitar yang melihat kejadian itu segera menghindar, tapi ada pula yang diam-diam menyaksikan. Mungkin saja akan terjadi perkelahian.

"Saya tidak mengerti kenapa anda memukul saya. Meskipun tidak sakit sama sekali, tapi hal barusan tidak baik untuk dilihat wanita."

Tahan. Tahan. Jangan meleleh. Dia adalah adikmu yang memberimu uang. Jaga dia, ambil uangnya.

Minji berusaha mempertahankan kewarasannya untuk tidak menjerit genit dalam hati karena mendengar ucapan Seongeun. Ia tau Seongeun tidak sedang menggombal atau berniat mengatakan sesuatu yang manis, tapi kalau yang mengatakan hal tersebut wujudnya seperti Seo Seongeun, wanita mana yang tidak akan terbawa perasaan.

"Iya, benar. Dasar preman."

"Ayo rekam dan viralkan, karirnya pasti langsung hancur!"

"Kita laporkan saja orang itu."

Sugar Daddy [ Seo Seongeun X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang