Chapter 6

340 28 1
                                    

Sore ini mereka sedang menikmati pemandangan yang sangat indah yaitu terbenamnya matahari. Citra mengulas senyum saat semburat jingga sudah terlihat.

"Gimana kamu suka?" Tanya Azmi dan Citra membalasnya dengan anggukan. "Suka banget, makasih ya Mas!"

Azmi menggenggam tangan Citra erat seolah tak mau kehilangan. "Maafin Mas ya sayang, jarang ngajak kamu liburan!"

Azmi menghembuskan nafas perlahan. "Mas terlalu sibuk sama pekerjaan."

"Gak papa kok Mas, adek ngertiin itu. Mas kerja kan juga buat adek." Balas Citra sambil mengulas senyum.

"Ekhem... Aduh kok jadi aku ya yang baper!" Sahut Ahkam tidak jelas.

"Udah deh jangan mulai lagi!" Kesal Aisyah yang sedang menggendong Aira.

"Tuh gendong Asyifa jangan ngomong mulu!"

"Siap laksanakan!" Sahut Ahkam sambil menaruh tangannya di kening seperti hormat bendera.

Mereka yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. Bagi mereka itu adalah hal yang biasa.

Aban memandang semburat jingga itu dengan raut wajah sedih.

"Kamu kenapa?" Tanya Nisa sambil duduk di samping Aban. "Gak papa." Jawab Aban sambil melihat Nisa sekilas.

"Aku tau pasti kamu inget Umi sama Abi kan?"

"Mereka udah tenang, kita do'akan mereka yang terbaik aja!"

Aban mengusap air matanya yang mulai turun tanpa perintahnya.

Kejadian satu setengah tahun yang lalu membuat Aban tidak bisa melupakannya. Bagaimana tidak disaat tahun itu menurutnya adalah tahun yang paling buruk. Abi Aban menghembuskan nafas terakhirnya di tempat kejadian. Abi Aban mengalami kecelakaan. Dan pelakunya sudah tertangkap. Umi Aban juga menghembuskan nafas terakhirnya di saat H-2 pernikahannya dengan Nisa. Pada saat itu Aban sangat sedih, tetapi karena Nisa selalu ada disaat suka maupun duka, Aban menjadi kuat menghadapi ujian ini.

"Makasih ya kamu selalu ada disamping aku!" Ujar Aban sambil tersenyum tulus pada Nisa. "Aku akan selalu ada disamping saat suka maupun duka sampai maut memisahkan kita!"

"Woyy jangan bucin melulu udah maghrib nih, Sholat dulu habis itu makan, terus pulang!" Teriak Ahkam.

"Dasar ganggu orang aja." Tukas Aban kesal.

"Udahlah gak usah kesel gitu mukanya, yuk!" Nisa menarik tangan Aban untuk ikut dengannya.

***

Naura menatap berkas-berkas yang ada di mejanya dengan raut wajah kesal.

"Huh kapan sih selesainya!" Ketus Naura.

"Udah deh gak usah ngeluh mulu,  cepet kerjain biar bisa pulang."

"Iya iya gue kerjain, bawel banget sih lo!"

"Eh btw lo tau nggak rumahnya Azmi?" Tanya Naura sambil memutar badannya menghadap Sireen yang ada di belakangnya.

"Pak Azmi bukan Azmi! Gak sopan banget sih!"

"Iya Pak Azmi! Lo tau gak?"

"Tau lah. Mau ngapain emang nanya-nanya rumahnya Pak Azmi?" Tanya Sireen balik sambil menatap Naura curiga.

"Oh jangan-jangan lo mau jadi dekor!" Sahut Sireen.

"Dekor apaan?" Tanya Naura tidak mengerti.

Love In Pesantren 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang