Episode 7 : Legenda

9 4 2
                                    


Suatu siang, di sebuah area pepohonan pedalaman kota Bandung. Di suatu sungai terlihat ada beberapa orang muncul keluar dari air. Ternyata orang-orang itu adalah Aji, Dr. Deden dan yang lainnya. Mereka berlima selamat. Mereka berlima berhasil keluar dari bus sebelum busnya tertangkap. Aji telah melubangi bagian bawah depan busnya dengan kris. Menabrakkan busnya pada batu besar tadi pun adalah siasat mereka. Saat bagian depan busnya hampir tergelincir dari tebing akibat tabrakan itu, mereka memanfaatkannya dengan melompat keluar melalui lubang yang dibuat Aji lalu terjatuh ke sungai. Walau mereka harus memperoleh cedera akibat jaraknya yang cukup tinggi setidaknya mereka bisa lolos. Saat itu Malin juga tak menyadari apa-apa karena Dr. Deden sudah menaburkan bubuk kimia asetilen pada mesin bus sehingga menimbulkan asap yang pekat. Dalam waktu yang sangat singkat Dr. Deden berhasil memperhitungkan segalanya dengan tepat. "Kerja Bagus dok", kata Aji, mengapresiasi.

Beberapa jam setelah istirahat mereka pun melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Saat itu hari mulai gelap. Tempat tujuan mereka sudah tidak jauh dari sana, yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Sambil berjalan, Aji lalu menceritakan pada mereka alasannya datang ke sana.

"Kalian pasti pernah tahu Legenda tentang gunung ini kan? kisah tentang Sangkuriang. Kisah yang mengatakan bahwa asal usul gunung ini adalah sebuah kapal raksasa yang terbalik karena ditendang sangkuriang?". Semuanya mengangguk. Mereka menyimak cerita Aji dengan seksama. Aji lalu melanjutkan : "Dulu, Kakek Saya juga pernah menceritakan kisah tentang Sangkuriang pada saya. Sangkuriang adalah seorang anak dari Dayang Sumbi, seorang wanita yang memiliki ajian awet muda. Sedangkan ayahnya Tumang adalah makhluk kayangan yang dusir ke Bumi. Ayahnya juga punya kemampuan berubah menjadi anjing, Walau karena suatu kutukan ia tidak bisa berubah kembali menjadi manusia. Dari latar belakang kedua orangtuanya kita semua bisa tahu bahwa Sangkuriang juga pasti bukan manusia biasa. Ya, kisahnya yang menceritakan kalau Ia mampu membangun kapal raksasa dan membalikannya dengan mudah membuktikan kalau dia adalah sosok Sakti mandraguna."

Aji bercerita panjang lebar mengenai Sangkuriang. Sampai pak Fikri bertanya : "Lalu apa hubungan legenda itu dengan tujuan kita datang kemari? kisah ini kan hanya Legenda?". Tiba-tiba, Aji tersenyum kecil. "Benarkah? hehe. Sebenarnya, Kakek ku percaya Sangkuriang itu nyata dan Ia masih hidup sampai sekarang".

"Haaah!?" Semua orang termasuk Dr. Deden langsung terheran. Bagaimana mungkin? Ta.. tapi itu mustahil ". Dengan santai, Aji lalu menjawab. "Mustahil? Kenapa mustahil? kita semua sudah melihat fakta bahwa ratu Laut Selatan yang orang-orang anggap mitos ternyata nyata. Lalu apa alasannya kau harus tidak percaya pada Sangkuriang." Semua orang seketika terdiam. "Kalian harus belajar membuka mata kalian, dunia yang selama ini kalian tahu, hanya kalian lihat lewat lubang kunci di pintu. Jika kalian membuka pintu itu kalian baru akan sadar banyak hal yang belum kalian tahu. Ayoo, Semuanya! Ikuti aku! Kita sudah dekat. Mereka mempercepat jalannya mengikuti Aji. Tiba-tiba saja. AAAGHH! Pak Putra berteriak kesakitan. Ternyata, kakinya terluka parah akibat melompat ke sungai tadi siang. "Tidak apa-apa, aku masih bisa melanjutkan. Ayo" kata pak Fikri. Aji membawa mereka naik ke sebuah tanah terjal, di sana terdapat sebuah goa yang menyeramkan. Di depan goa itu, Aji melanjutkan ceritanya : "Di akhir kisah Sangkuriang, diceritakan kalau Ia gagal menikahi Dayang Sumbi. Ia menyesali kemarahannya dan seluruh kesalahannya, Ia pun memutuskan untuk menghilang ke alam ghaib, dia sengaja mengasingkan dirinya untuk menebus segala dosanya."

Sejak saat itu, Sangkuriang tak pernah terlihat lagi. Di mulut goa itulah Sangkuriang menghilang. Hanya dukun-dukun sakti saja yang tahu lokasi itu. Aji melakukan persiapan, ia menyiapkan sewadah air bertabur kembang melati di depannya. Kemudian ia duduk bersila di depan goa itu, memasang kuda-kuda bertapa. Ternyata ia mencoba berkomunikasi dengan Sangkuriang yang ada di alam ghaib. Setelah membaca mantra tertentu tiba-tiba Aji berteriak : Sangkuriang!!" Sudahilah hukumanmu!! Sudahilah pengasinganmu!! Saat ini, alam manusia tempatmu lahir sedang ada dalam ancaman. Akan terjadi huru hara besar. Dahulu, kau pernah menciptakan huru hara di bumi akibat kesombongan dan hawa nafsumu. Kembalilah! Semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua. inilah kesempatanmu menebus dosamu!! Kembalilahh!!" Setelah mengatakan itu semua Aji menyiramkan sewadah air bertabur kembang itu ke arah mulut goa. Seketika Hal yang ajaib terjadi. Dari mulut goa itu keluar cahaya terang berwarna ungu. Hawa yang kencang juga keluar dari goa itu. Ternyata gerbang menuju alam ghaib telah terbuka. Sangkurianglah yang membukanya dari sana. Ia yang mendengar panggilan Aji Nusa memutuskan untuk kembali ke alam manusia. Dari cahaya itu terlihat seorang Laki-Laki gagah perkasa berjalan ke luar. Dr. Deden dan yang lainnya terperangah melihat hal itu. "Terima kasih karena kau telah mendengarkanku, Sangkuriang" Kata Aji. "Tidak, akulah yang seharusnya berterimakasih. Jika bukan karena kalian yang mengingatkanku, pasti aku akan terus tenggelam dalam lubang penyesalan selamanya". Sangkuriang menjawab.

Sangkuriang pun meminta mereka menjelaskan keadaan yang sedang terjadi. Mereka menjelaskan kalau musuh yang mereka hadapi adalah ratu laut selatan. mendengar ancaman bahwa pasukan besar sedang dibangun di kerajaan laut selatan, Sangkuriang juga nampak khawatir. Nadya dan Putra juga menjelaskan bahwa ratusan ribu orang telah diculik dan dijadikan manusia siluman ikan untuk menjadi pasukannya. Sangkuriang mengaku tak bisa membantu soal hal itu, karena yang bisa membatalkan sihir pengubah wujud para manusia menjadi siluman, hanyalah pengirim sihirnya sendiri, yang tak lain adalah Nyi roro kidul. Mengetahui Sangkuriang yang sakti tak bisa membantu soal itu, Dr. Deden menyadari bahwa tidak ada cara lain menyelamatkan para manusia siluman ikan selain dengan menciptakan obat penawar. Ia harus mencoba membuat obatnya. Akhirnya, Aji mengajukan permintaan pada Sangkuriang supaya Ia membawa mereka pergi mendatangi langsung kerajaan laut selatan yang ada di alam ghaib. Sangkuriang menyetujui saran dari Aji, menyerang Nyi Roro Kidul sebelum penyerangan besarnya ke alam manusia memang cara yang paling tepat. Sangkuring tiba-tiba saja meminta mereka berlima mundur sejauh mungkin dari gunung. Setelah itu, dengan cepat Sangkuriang melesat masuk kedalam inti gunung tangkuban perahu melalui goa itu. Seluruh Tangkuban perahu lalu bergetar hebat. Hewan-hewan berlarian turun dari gunung. Burung berterbangan menyelamatkan dirinya. Tiba-tiba muncul retakan-retakan besar ditanah. Longsor juga terjadi di sekeliling tangkuban perahu seakan-akan sesuatu sedang dipaksa keluar dari dalamnya. Ternyata benar saja. Sangkuriang sedang mengeluarkan Perahu raksasa yang sudah terkubur ratusan tahun di dalam gunung itu. Dr. Deden dan yang lainnya hanya bisa takjub melihat kegagahan lelaki sakti mandra guna itu. Kapal itupun berhasil Ia keluarkan.

"Sangkuriang berteriak, Ayo semuanya naik!! Kapal ini bisa mengantarkan kita ke mana saja." Mereka berlima pun diangkat naik ke atas kapal itu. "Kapal ini bisa menembus alam ghaib dan membawa kita semua ke kerajaan laut selatan. Ayo kita berangkat!". "Tunggu dulu!" Dr. Deden menolak. Dr. Deden lalu mengungkapkan daripada dia yang tak memiliki kesaktian apa-apa ikut ke sana, lebih baik dia berusaha membuat obat untuk menyembuhkan manusia-manusia siluman ikan itu. Dr. Deden meminta Sangkuriang untuk mengantarkannya ke tempat temannya Jendral Ilham Setyono yang sedang berada di Riau. Aji Nusa dan Sangkuriang menyetujuinya. Sangkuriang pun mulai mengendarai kapalnya, ternyata kapal keramat buatannya itu juga bisa melaju di darat. Kapalnya bergerak mendekati lautan. Dan begitu menyentuh laut kapal itu melesat dengan jauh lebih cepat. Kapal itupun memperbaiki arahnya dan belayar menuju kepulauan Riau. 

Gejolak di KhatulistiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang