Beberapa saat setelah pergi dari rumah sakit, Aji Nusa berjalan di pinggir sebuah jalan. Langkahnya agak cepat, nampak sangat terburu-buru tapi Ia harus menghemat tenaga, "perjalanan masih sangat jauh" pikir Aji. Tiba-tiba saja, Terdengar suara mesin bus elf. Aji heran. Bus kecil itu mendekati Aji dari belakang, kemudian berhenti di sebelahnya. Ternyata yang mengemudikan Bus itu adalah Putra, di sebelahnya sudah ada pak Fikri, dan di kursi belakang juga ada Dr. Deden, dan Nadya. "Ayo naik mas. Bandung itu Masih jauh loh" Pak Fikri mengajak. Aji memberikan sedikit senyumnya tanda ia senang. Setelah ia menaiki bus itu, mereka semua pun berangkat ke Bandung.
Selama di perjalanan mereka semua sepakat untuk tidak merasakan takut pada Jin atau Siluman supaya mereka tidak tercium oleh mereka. Walaupun Nadya dan Putra masih muda mereka sangat pemberani, justru satu-satunya yang di khawatirkan adalah Dr. Deden. Di perjalanan Dr. Deden menanyakan untuk apa mereka datang ke Bandung. Aji menjawab bahwa di sana ada seseorang yang mungkin bisa membantu menyelesaikan semua masalah ini. Kakeknyalah yang menceritakan orang itu pada Aji. Mereka berlima mengiyakan saja ucapan Aji itu. Dua, tiga jam berlalu, Akhirnya bus kecil itu sudah melewati kota Cianjur dan sampai di Perbatasan kota Bandung.
Namun, Tiba-tiba saja sesuatu yang aneh terjadi. Sebuah kilatan terang hampir menyambar Bus mereka. GUSTI NU AGUNG!! teriak Putra sambil menghindari kilatan itu. Beruntung, Putra adalah pengemudi yang handal. Busnya berhasil menghindar, sehingga kilatan itu malah mengenai sebuah pohon. Mereka semua semakin kaget dan khawatir saat menyaksikan perlahan lahan pohon itu berubah menjadi batu. Akal mereka tak bisa mempercayai hal yang baru saja mereka lihat. Tiba-Tiba saja, pak Fikri berteriak mengagetkan semua orang. "DIBELAKANG!! PELAKUNYA ADA DIBELAKAAANG!!" Terlihat beberapa belas meter di belakang bus mereka ada seorang lelaki berbadan tegap dan kekar sedang berdiri.
Tancep gas, Put! tancep gas kita kabur!! BRUUUUMM. Bus itu pun melesat dengan kecepatan tinggi menjauhi lelaki itu. Lelaki itu adalah Malin. Tentu mereka semua tidak tahu kalau yang mengejarnya adalah Malin Kundang yang melegenda. Mereka juga tak tahu kesaktian apa yang telah ia miliki. Walaupun hanya dengan berlari Malin mampu mengejar bus tersebut. Satu hentakan langkah kakinya bisa membawanya melesat beberapa meter. "Kenapa banyak sekali orang-orang aneh siih!!" teriak Dr. Deden. Satu kilatan lagi menyambar. AAAAHH!! Kilatan itu hampir mengenai bus mereka namun kali ini terhalangi oleh sebuah mobil, mobil itu pun berubah menjadi batu. Melihat itu, Nadya mendapatkan ide. Semuanya! kita harus masuk ke pepohonan. Pohon-pohon bisa menghalangi kilatnya dan melindungi kita. Benar!! Dr. Deden setuju. Eh.. tapi apa bus ini masih bisa melaju kencang di pepohonan.? "Tenang saja.." Kata pak Fikri. "Anak saya, Putra Irvansyah adalah Sopir Bus kelas Kakap, selevel Dom Fast & Furious ituh. gituan mah dia pasti bisa".
Seperti instruksi, Putra mengemudikan bus itu keluar dari jalan lalu mulai memasuki pepohonan dan kebun di pinggir jalan. Bus tersebut masih mampu melaju meliak-liuk di sela-sela pepohonan yang lebat. Malin mengikutinya dan menyambar bus tersebut dengan kilatan pembatunya. Namun benar saja, pepohonan di sana menghalangi kilatan itu lalu berubah menjadi batu. Malin menyambarnya berkali-kali namun lagi lagi kilatannya terhalang oleh pepohonan. Malin semakin kesal, kali ini ia tak lagi mengeluarkan sambaran. Ia fokus mengejar bus itu dengan sangat cepat. Melompat dari pohon ke pohon. "Gawat! Dia semakin dekat" kata Aji sambil menggenggam kuat kris nya. Keadaan menjadi semakin genting. Selewat Aji dan Dr. Deden melihat ada sebuah sungai besar di sebelah tebing curam tempat bus itu melaju. Tak lama kemudian, Bus itu menyerempet sebuah Batu besar hingga hampir melenceng sampai melambat. Asap yang cukup besar juga keluar dari seluruh mesin bus. Malin tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia melompat sekuat tenaga kemudian mendarat di atas bus itu. Ia menyambar busnya dengan kilatnya sehingga bus itu beserta segala isinya berubah menjadi batu. Malin merasa sangat puas. Posisi bus itu yang ada di tebing tinggi dekat sungai, akhirnya membuat bus yang sudah membatu perlahan-lahan jatuh. Saat Malin melompat turun dari bus, seketika bus batu itu terjerembab ke bawah sungai lalu hancur berkeping-keping. Malin tertawa puas, ia pun langsung pergi untuk melaporkan tugasnya membunuh mereka sudah selesai.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/245965407-288-k932596.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gejolak di Khatulistiwa
FantasiIbu Pertiwi sedang tidak baik-baik saja. Kerusuhan dan demonstrasi terjadi dimana-mana, Sebuah wabah virus mematikan juga sedang merajalela. Yusuf Ansori adalah seorang pria yang mendambakan kedamaian. Namun para pemangku jabatan selalu saja mengece...