Hampir tengah malam, di Riau tempat Jendral Ilham Setyono berada. Ia sedang berdiskusi dengan para petinggi negara yang masih tersisa termasuk beberapa anggota DPR yang masih hidup untuk membicarakan kondisi pulau jawa yang memprihatinkan. Tiba-tiba saja, seorang prajurit bawahan Jendral masuk ke ruangan itu memberikan kabar bahwa ada sebuah kapal besar nan kuno di pantai dan ada temannya sedang menunggu di sana. Jendral Ilham langsung keluar dari ruangan itu, lalu pergi ke pantai. Ternyata itu adalah Kapal Sangkuriang dan Dr. Deden bersama pak Fikri sudah turun dari kapal itu. "Deden?!" Jendral Ilham nampak heran. Dr. Deden yang tahu Jendral Ilham sudah datang mengisyaratkan Aji dan Sangkuriang untuk meneruskan perjalannya ke kerajaan laut Selatan. Mereka saling mendoakan kesuksesan satu sama lain. Aji, Sangkuriang dan yang lainnya pun berlayar kembali menjauhi tempat itu. Nadya dan Putra ikut dengan Aji di kapal itu, sebenarnya pak Fikri yang kakinya terluka parah juga menyuruh Putra dan Nadya untuk turun juga, tapi Nadya memaksa ingin ikut. Ia memohon kepada Aji dan Sangkuriang untuk mengizinkannya. Ia ingin sekali bertemu dengan sang kaka, Yusuf yang katanya sedang bersama para Jin. Apa boleh buat, Aji tak tega menolaknya. Akhirnya mereka pun diizinkan, Putra memaksa ikut dan diizinkan juga dengan alasan untuk menjaga Nadya, gadis yang sebanarnya dia sukai.
Kapal keramat itu semakin jauh dari pulau hingga Dr. Deden dan pak Fikri tak bisa melihatnya lagi. Setelah itu, Jendral Ilham pun mendatangi mereka berdua kemudian mengevakuasinya. Jendral Ilham dan Deden yang merupakan teman, saling melepas rindu. Pertanyaan demi pertanyaan tak henti jendral Ilham lontarkan "Deden? Ka.. kamu masih hidup! Saya senang sekali melihat kamu. Den. Kamu sehat kan?" "Ayo cerita, bagaimana ceritanya kamu masih hidup dan bisa ada di sini bukannya seluruh akses keluar masuk jawa jalur laut dan udara sudah ditutup yaa?"
Di Perjalanan menuju fasilitas militer Dr. Deden menceritakan semuanya ; Maksud Nyi Roro kidul yang akan menyerang dunia manusia, rencana mereka untuk menggunakan manusia siluman ikan yang telah diculik sebagai pasukan, termasuk maksud Dr. Deden yang ingin menciptakan obat untuk menyembuhkan manusia-manusia siluman ikan itu. Setelah mendengar semua cerita itu, Jendral Ilham membawa Dr. Deden ke tempat para petinggi negara berada. Sesampainya di sana, Deden menjelaskan semua maksudnya di hadapan para petinggi negara itu, Deden meminta bantuan dari mereka semua. Namun sebagian dari mereka tidak percaya dengan Deden dan menolak permintaannya. Membuat obat untuk ribuan manusia siluman ikan tentu butuh biaya yang besar. Tanpa bantuan pemerintah Deden tak bisa memulainya dengan cepat. Akhirnya perdebatan panas terjadi di tempat itu. Sebagian mendukung rencana Dr. Deden untuk memulai proyek pembuatan obat itu, namun sebagian anggota legislatif yang sudah menyusun anggaran pemerintahan tak setuju menggelontorkan dana untuk obat yang belum jelas bisa menyembuhkan kembali orang-orang itu. Pak Fikri yang ada di ruangan itu kesal mendengar para petinggi negaranya berdebat seperti anak-anak. Pak Fikri menggebrak meja. Ia berteriak memarahi semua orang yang ada di sana. Para mentri, para gubernur, anggota DPR, bahkan Jendral yang ada di situ juga ditegur oleh pak Fikri. Pak Fikri menceritakan pada semua orang yang ada di sana betapa beratnya bertahan hidup selama dua tahun di pulau Jawa saat itu. Mereka kekurangan makanan dan kesulitan air bersih. Ia juga menceritakan kalau ia adalah pemimpin kelompok yang bertanggung jawab atas nyawa puluhan orang. Ia menceritakan kalau ia sering sekali berhari-hari tak makan karena mengutamakan anggota anggotanya yang ia pimpin dulu. Seperti itulah seharusnya pemimpin. Pak Fikri juga bercerita, kalau dalam kelompoknya juga ada anggota DPR. Di dalam tasnya Ia punya banyak uang dan gadget yang mahal, tetapi sama sekali tak berguna dalam situasi seperti itu. Walau mempunyai banyak barang mewah, tetap saja Ia hampir mati kelaparan. Beruntung, berkat rasa saling cinta yang ditumbuhkan dalam kelompok itu mereka bisa terus bertahan hidup selama dua tahun lebih. Mereka saling memaafkan kesalahan masing-masing dan rela berkorban satu sama lain. Semua orang yang ada di sana tertegun mendengar cerita itu, mereka merasa malu. Bahkan banyak yang meneteskan air mata. setelah berlangsung cukup lama, akhirnya pertikaian itu selesai. Mereka semua sepakat untuk mendukung Dr. Deden semaksimal mungkin menemukan obat menyembuhnya.
Kemudian Dr. Deden diberi fasilitas laboratorium terbaik di kota Riau. Ia diberi banyak ilmuwan pendamping untuk membantunya, diberi dukungan dana tak terbatas, serta semua bahan yang dia butuhkan. Dr. Deden dan semua iImuwan di sana sudah tahu bahwa bagi orang yang terkena Covid dahulu, gas ajaib para siluman tidak bekerja. Mereka pun berkerjasama untuk meneliti sampel darah yang telah diambil Dr. Deden. Awalnya tujuan Dr. Deden hanyalah ingin mencari obat kebutaan untuk keponakannya, namun kini niatnya sudah berubah. Ia bertujuan untuk melakukan sesuatu yang lebih besar. Ia ingin menyelamatkan banyak manusia dan menebar kebaikan dengan obatnya ciptaanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/245965407-288-k932596.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gejolak di Khatulistiwa
FantasiIbu Pertiwi sedang tidak baik-baik saja. Kerusuhan dan demonstrasi terjadi dimana-mana, Sebuah wabah virus mematikan juga sedang merajalela. Yusuf Ansori adalah seorang pria yang mendambakan kedamaian. Namun para pemangku jabatan selalu saja mengece...