:: The First Triangle :: 3

912 280 57
                                    



The First Triangle

Yeonjun, Heejin and Soobin

THE DEAD INSIDE US :: UNIVERSE







℘ timeline : tujuh bulan setelah masuk sekolah menengah pertama, tingkat pertama ℘



"Ah... Yeonjun dan Heejin... ayo masuk. Soobin baru bangun dari istirahatnya. Tapi demamnya sudah menurun."

Suara samar itu terdengar dari lantai bawah, dari bagaimana senyapnya kamar dirinya yang terbuka. Yang sengaja ditinggalkan seperti itu karena kedua orangtuanya juga kakak perempuannya menjaga dan mengurusnya dengan sangat ketat saat ia sakit.

Saat itu, Soobin mendengar langkah kaki dari arah tangga kemudian. Membuatnya yang hanya terbaring di atas ranjang, perlahan memundurkan diri agar bisa bersandar—membawa bantalnya untuk menjadi tumpuannya. Dan bersamaan dengan munculnya dua orang yang masih berseragam—satu tersenyum, satu menatap khawatir sambil membawa bola basketnya.

Tepatnya adalah Yeonjun dan Heejin, yang sengaja datang untuk menjenguk Soobin yang sakit, sehingga tak sekolah. Keduanya pun segera mendekat ke arah ranjang, sambil melepaskan ransel masing-masing—juga bola basket—dsn menjatuhkannya ke lantai kemudian.

Heejin segera duduk di tepi ranjang dan menyentuh dahinya secara tiba-tiba. Yang mana membuat tubuh Soobin terkesiap, sedangkan Yeonjun berdiri di sisi ranjang lain yang berlawanan—menatapnya.

"Tubuhmu panas sekali..."

Dengan lemah, Soobin terkekeh pelan membalas ucapan khawatir Heejin. "Padahal sudah menurun, lho."

"Susah sekali mendengar, memang." Yeonjun berucap dengan santai lalu menggelengkan kepala. "Aku dan Heejin sudah bilang, jangan memaksa diri untuk berlatih renang. Memangnya apa yang salah dari tak bisa renang?"

"Orang-orang selalu menganggapku bisa berenang karena postur tubuhku..." Soobin membawa pandangannya menatap Yeonjun perlahan. "Lagipula aku juga ingin ikut kalian berdua yang selalu asik setiap renang."

Heejin menyentuh lengannya, membuat Soobin menoleh, melihatnya menggelengkan kepala. Lalu Heejin menghela napasnya, begitu khawatir padanya. "Tak perlu dengarkan orang lain. Memang siapa peduli kau tak bis—"

Namun kalimat Heejin terhenti, seiringan dengan Soobin menyadari sesuatu. Soobin pun mengulurkan tangannya, berniat untuk menyentuh mata Heejin, tetapi terhenti saat berjarak beberapa inci.

"Matamu agak bengkak..." bisik Soobin pelan.

Yeonjun melirik Heejin yang sontak melihatnya. Dan tentu saja hal itu membuat Soobin menjadi penasaran.

"Kau habis menangis?" tanya Soobin lagi. Lalu menelan ludahnya pelan, masih belum biasa menunjukkan emosinya pada kedua orang terdekatnya sekarang. "Kalian baru datang padahal sekolah usai dua jam yang lalu... apa yang terjadi?"

Samar, Yeonjun menjilat bibir bawahnya.

Sedangkan Heejin agak tergagap di sana. "A-aku tak habis menangis... aku hanya..."

"Hanya...?" Soobin menunggu kalimat yang digantung, sebelum melirik Yeonjun kemudian. "Heejin menangis?"

Yeonjun tak menjawabnya.

Dan hal itu membuat Soobin menggerenyit bingung. "Benar menangis? Apa yang terjadi, Yeonjun? Kau membuatnya menang—"

"Bukan, Soobin." Secara tiba-tiba, Heejin menyentuh lengan Soobin yang masih terangkatz lalu menggenggamnya pelan. Dan tentu saja hal itu membuat Soobin menatapnya kembali. "Tadi hanya... kami... berdebat sedikit tentang nilai. Y-ya, nilai. Mengingat kau rajin dan pintar, sedangkan aku dan Yeonjun hebat dalam mencontek."

THE DEAD INSIDE US - UNIVERSE MINI SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang