:: Vivid :: 3

941 304 57
                                    




Vivid

Yooa, Jaehyun, Jiho, Lucas and Binnie

THE DEAD INSIDE US :: UNIVERSE









℘ timeline : setelah kelulusan sekolah dasar ℘


"Pembicaraan kita berakhir." Yooa menatap Jaehyun, Jiho, Binnie dan Lucas secara bergantian, sebelum dia berdiri dari duduknya. Di mana mereka sebelumnya memilih untuk bertemu makan siang, di salah satu restoran mewah milik Ibu dari Binnie. Lalu Yooa menyampirkan rambut panjangnya, sebelum melanjutkan. "Ayah dari Lalisa melakukan hal paling menjijikan. Itu artinya, Lalisa akan menjadi aib untuk kita."

Binnie memerhatikan bagaimana Yooa meraih tas tangannya kemudian. "Jadi, kita akan meninggalkan Lalisa?"

"Tentu." ucap Yooa santai, lalu melirik Lucas. "Ada yang keberatan?"

Lucas menelan ludahnya sendiri ketika tatapannya terarah pada Yooa. Namun selanjutnya ia menunduk, membuat Yooa tersenyum, lalu melirik Jiho, Jaehyun, dan Binnie bergantian.

"Diantara kalian?"

Jaehyun merapikan posisi garpu dekat piringnya, lalu menggeleng. "Tidak."

"Baguslah." ucap Yooa lagi dengan tenang. "Artinya Lisa sudah keluar dari organisasi renang Ayahmu, right, Jaehyun?"

Jaehyun mengangguk menjawab Yooa.

Dan Yooa pun menatap pada Jiho kali ini. "Aku tahu Lisa sangat mengagumkan dan luar biasa. Tapi dengan apapun yang dilakukan Ayahnya, itu akan memberikan noda pada pertemanan kita. Jadi, tak ada pilihan lain."

"Sekarang kau akan pergi?" Jiho membawa topik ke arah lainnya.

"Ya." Yooa menjawab singkat sesaat. "Supir Om Horan akan menjemputku. Sudah kukatakan, aku ada janji. Terlebih keluarga Om Horan, tak tinggal di kota ini sama sekali."

Jaehyun mengangguk pada Yooa. "Have fun, then."

"Tentu. Dia menyenangkan." Yooa tersenyum senang. "Sebenarnya aku ingin mengenalkannya pada kalian. Tapi dia tak menyukai berteman dalam jumlah banyak, jadi..."

"Tak apa. Hati-hati, Yooa." Binnie tersenyum manis padanya, membuat Yooa menatapnya. "Minggu depan, rencana untuk ke Paris bersama kita semua dan Ibuku tetap jadi, bukan?"

Yooa mengangguk, beranjak dari kursinya. "Tentu. Aku perlu membeli pakaian bagus sebelum masuk SMP."

"Okay, kalau begitu!" Binnie melambai dengan ceria.

Dan Yooa agak menggerenyit namun terkekeh di sana. "Kau terlihat bahagia sekali."

"Tentu!" Binnie berseru sebelum tersenyum. "Ah, ya, kapan-kapan, aku boleh menginap di rumahmu?"

Yooa mengangguk dengan manis sambil mulai melangkah. "Tentu. Waktu liburan masih cukup panjang, kok. Aku pergi, ya? Sampai nanti!"

Binnie melambai dengan senang, dilanjut Lucas perlahan. Jiho pun melakukannya secara anggun, membuat Jaehyun juga melakukannya. Dan Yooa memberikan senyuman terakhir sebelum ia berbalik dan berjalan menyusuri seisi restoran tersebut untuk keluar. Di mana tepat sekali, saat ia keluar, sebuah mobil mewah berhenti di depan pintu.

Sebelum Yooa melakukan apapun, pintu belakang sudah terbuka lebih dahulu dari dalam. Dan itu membuat senyuman Yooa mengembang, melihat bagaimana sosok anak lelaki, yaitu Yeonjun, membukakan pintu untuknya dengan santai.

Yooa pun melangkah masuk dan membiarkan Yeonjun yang menutupkan pintu untuknya—melalui hadapan Yooa tepat dari pahanya saat gadis itu telah duduk. Setelahnya, Yeonjun kembali duduk dengan santai—kedua kakinya ia naikkan ke atas bagian belakang jok depan—dan memainkan kubus rubiksnya.

Dan Yooa menaruh tas tangan di sampingnya, tepat ketika sang supir mulai melajukan mobil tersebut kemudian.

"Sudah lama tak bertemu, kau akan tetap bermain rubiks?"

Tetapi Yeonjun menjawab santai. "Game konsol buatan Ayahku belum selesai."

"Tapi setidaknya tak rubiks, kau tak bosan?" tanya Yooa dengan heran. 

Namun Yeonjun mengedikkan bahunya dengan santai.

Dan itu membuat Yooa pasrah saja akan timbal baliknya. Kemudian Yooa teringat sesuatu, membuatnya menatap Yeonjun kembali—yang masih fokus—dan tersenyum. "Apa SMP nanti kau akan pindah ke kota ini?"

"Tidak."

"Lho?" tanya Yooa perlahan. "Kau tinggal di kota kecil, lho. Memangnya ada sekolah bagus di sana?"

Yeonjun menjawab, masih dengan kedua jemarinya yang sibuk memainkan kubus rubiksnya. "Orangtuaku membebaskanku sekolah dimanapun. Mereka murni pengusaha, bukan orang yang gila akan pendidikkan tinggi tanpa menghasilkan apapun."

Jujur, Yooa agak tertohok sampai membuat matanya mengerjap. "Well... bagus untukmu. Tapi sekolah di sini banyak yang bagus. Maksudku, kita bisa satu sekolah."

"Suasana kotaku lebih menyenangkan, Yooa." jawab Yeonjun. "Aman, nyaman, tentram dan sepi. Bahkan aku bisa bermain sepeda tanpa harus berpikir ada yang akan menculikku lalu meminta tebusan mahal pada orangtuaku."

"Maksudmu?"

Yeonjun melirik Yooa kemudian, lalu sedikit mengangkat sudut bibirnya. "Aku bahkan tak butuh bodyguard."

"Aku juga—" Yooa tertahan napasnya sendiri, saat teringat sesuatu. "Ah, aku tak sebebas ini. Untuk berbelanja pakaian saja sulit. Aku hanya bisa benar-benar sendiri jika bersama teman-temanku, karena selalu ada salah satu orang tua kami yang mengawasi."

"Maka dari itu." Yeonjun berdecih dan menyelesaikan kubus rubiks 7x7-nya. Lalu Yeonjun mengangkatnya tinggi, membuat Yooa baru menyadari bahwa itu bukanlah 5x5, melainkan lebih banyak dari itu. "Aku senang tinggal di kotaku. Karena rasanya begitu menenangkan."

Yooa mengerjapkan matanya, akan keputusan Yeonjun, dan juga akan penyelesaiannya pada kubus rubiksnya. Yang mana membuat Yooa benar-benar terperangah, sebelum perlahan menatapnya yang kini mulai membawa pandangan menuju ke arahnya.

"Cobalah sesekali, Yooa. Menyenangkan bisa berbaur bersama orang-orang yang tak tahu identitasmu." jawab Yeonjun lagi. "Dan disanalah, kau akan menemukan teman sejati itu, seperti apa."

Kalimat itu membuat Yooa mematung, benar-benar mematung.

Karena rasanya, ia sendiri tak mengerti, teman sejati itu seperti apa. Walau ada Jaehyun, Jiho, Lucas dan Binnie di sampingnya, tetapi mereka berteman karena orangtuanya. Tapi ketika mengenal Yeonjun, rasanya berbeda. Sama seperti ketika ia mengenal Lisa... Yooa merasa begitu...

"Oh, di belakang ada beberapa pakaian dari brand Ibuku. Aku sengaja membawakannya untukmu."

... hidup.

Yeonjun berucap, sebelum menatpa kubus rubiksnya lagi dengan sangat berbinar. Ketika Yooa hanya benar-benar diam, tak bisa mengatakan apapun di sana ketika isi kepalanya tengah berbenturan.

mwehehehe plot twist yang sangat twist~ kkk
vomment pls bantu semangat 🖤

THE DEAD INSIDE US - UNIVERSE MINI SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang