"Uncle!!" Teriak Hana ketika dirasa pamannya tidak mengikutinya.
Orang yang di panggil sama sekali tidak menyahut dia terlalu sibuk menatapi seseorang karena rasa penasarannya. Alhasil Hana berlari kecil melepaskan pegangan tangan ayahnya menuju pamannya.
"Uncle, Jung Kook. Ayooo," tangan Jung Kook ditarik untuk segera pergi.
Sepanjang perjalanan Jung Kook lebih pokus dengan ponselnya. Sedangkan Hana dia sibuk dengan dunianya sendiri, berbicara dengan boneka kesayangannya. Dan Soo Jin sibuk menyetir tentunya.
Dirasa bosan Hana pun mulai membuka suaranya. "Appa tahu tidak lukisan Eonni tadi sangat bagus. Seandainya appa lihat, appa pasti ingin membelinya," ucap Hana telah memecahkan keheningan di dalam mobil berselang beberapa menit itu. Jung Kook yang awalnya sibuk mengotak atik ponselnya tiba-tiba diam menyimak tatkala mendengar kata Eonni.
"Sungguh? Wah appa sangat menyesal tidak melihatnya," sahut Soo Jin dari depan terdengar menyesal. Walau kenyataannya Soo Jin tidak begitu memperdulikan soal lukisan Almira.
Hana mengangguk semangat, kedua matanya yang begitu ceria saat menceritakan lukisan Almira membuat rasa ingin tahu Jung Kook semakin bertambah. Karena tidak biasanya Hana menceritakan seseorang segembira itu.
"Tadi Hana ngobrol apa saja sama Eonni hem?" Tanya Soo Jin.
Sambil memainkan bonekanya Hana menjawab pertanyaan Soo Jin. "Hana bilang sama Eonni kalo besar nanti Hana ingin seperti eonni."
"Kenapa?" Potong Jung Kook bertanya dengan cepat membuat anak berusia lima tahun itu melongo polos.
"Apanya?" Jawab Hana dengan wajah polos. Soo Jin terkekeh kecil melihat reaksi anaknya sekaligus Jung Kook yang pura-pura acuh padahal penasaran.
"Mengapa besar nanti kau ingin seperti wanita yang kau sebut Eonni itu?" Jelas Jung Kook dengan raut menggemaskan.
Hana tersenyum arti, mudah sekali untuk memancing pamannya itu. Cukup seperti tadi Jung Kook bisa menjadi penasaran. Hebat bukan taktik Hana ini.
"Appa pernah bilang jika wanita yang baik itu pakaiannya tertutup dan cara bicaranya sangat sopan-"
"Terus?" Jung Kook menatap sedikit heran pada Hana.
"Eonni tipikal wanita seperti yang Appa bilang. Benarkan Appa?" Ucap Hana dan langsung dibalas anggukan oleh Soo Jin.
"Majja." Seru Soo Jin.
"Apakah dia secantik IU?" Memberikan pertanyaan begitu Hana langsung merotasikan mata malas merubah ekspresi datar. Sementara Soo Jin berdecak kecil, adiknya selalu membandingkan wanita manapun dengan idolnya. Terlalu tinggi memang selera Jung Kook itu, sampai kecantikannya pun harus sebanding dengan idolnya.
"Tentu!" Seru Hana hiperbola sampai Jung Kook mendelik tak percaya.
"Mustahil. Sudahlah anak kecil seperti dirimu mana tahu seperti apa wanita cantik sebenarnya-"
"Yak uncle wanita cantik itu bukan diukur dari visualnya tapi dari cara dia berbicara dengan orang, dan cara dia bersikap. Terutamanya cara dia berteman tidak memandang atas bawah atau kecil dewasanya. Karena wanita cantik itu, wanita dengan attitude yang tinggi bukan visualnya. Eomma pernah bilang, kalo wanita cantik belum tentu hatinya baik. Walau IU noona kenyataannya baik tapi diluar sana wanita cantik belum tentu baik semua. Tetapi Almira Eonni, pertama bertemu saja dia sangat sopan sama Hana tidak seperti mantan Uncle yang angkuh itu," sontak Jung Kook membeku di tempat. Dia sudah salah beradu argumen dengan anak seperti Hana.
Soo Jin langsung terbahak kencang mendengarkan anaknya yang menceramahi Jung Kook habis-habisan yang notabenenya angkuh selalu merasa benar. Hal yang langka memang ketika seorang Park Jung Kook bisa dibikin mati kutu oleh seorang gadis kecil berumur 5 tahun. Akan sangat memalukan jika sampai salah satu media mendengar hal itu, mengingat reputasi Jung Kook sebagai seorang CEO yang terkenal dingin dan arogan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REALITA (JJK)
Teen Fiction"Mencintaimu itu wajar namun berharap memilikimu adalah sebuah kesalahan." Almira "Aku bisa mencintai agama mu karena dirimu tapi aku tidak bisa mencintai agama mu karena Tuhan mu." Park Jung-kook Mereka memang se amin tapi mereka tidak bisa menjad...