Chap 4 (REALITA)

90 14 12
                                    

HARUS VOTEMENT ⚠️⚠️⚠️

Pagi-pagi sekali Almira dijemput oleh temannya bernama Liana. Karena kedatangan Liana Almira harus terburu-buru menyiapkan bekal makanannya sampai membantu ibunyapun dia tidak sempat. Tidak biasanya Liana menjemputnya terlebih membawa vespa unyunya.

Almira menghela nafas jengkel melihat Liana didepannya duduk diatas vespa dengan cengir khas nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Almira menghela nafas jengkel melihat Liana didepannya duduk diatas vespa dengan cengir khas nya.

"Kenapa tidak bilang dulu mau dijemput? Ibu tahu-"

"Almira aku bukan atasan mu!" Tegas Liana tidak suka setiap Almira memanggilnya dengan sebutan Ibu terkesan tua, meski faktanya dia lebih tua dua tahun dari Almira.

"Nih. Pesanan yang kemarin," ketus Almira menyodorkan sekantung bunga mawar putih pada Liana.

Liana mencubit gemas pipi Almira mengambil kantung mawar lalu menghirup bunga itu merasakan aroma khas bunga yang selalu memabuki indra penciumnya.

"Terima kasih," ucapanya kemudian menggantungkan kantung bunga di motor dan menyerahkan helem ke depan wajah Almira.

"Kamu yang nyetir."

"Tidak ada penolakan," pungkas Liana sebelum Almira mengeluarkan kata-kata penolakannya.

Almira mendengus kecil, dia menurut saja mengenakan helmnya secepat mungkin.

"Ahjuma!" Teriak Liana pada Alisa yang baru saja keluar dengan teko air sering dia gunakan untuk menyiram bunga jualannya.

Liana langsung berhambur menemui Alisa memeluk Alisa seperti kepada ibu kandungnya sendiri.

"Bibi maaf ya Liana sudah buat bibi repot," sungkan Liana merasa tak enak karena kehadirannya sepagi ini.

Alisa mengulaskan senyum tak keberatan. Alisa sudah tak asing lagi dengan Liana. Bagi Alisa Liana tidak beda jauh dengan Almira layaknya anak sendiri. Pertemanan Liana dengan Almira bisa dikatan sudah sangat lama tak heran jika Alisa dan Liana terlihat sangat akrab.

"Tidak merepotkan juga Li. Kamu sudah makan Li?" Tanya Alisa dijawab gelengen kecil oleh Liana.

Alisa mengerutkan alisnya seperti marah, "makan dulu. Jam kerja kalian masih lama, ayo-"

Liana mengibaskan tangannya untuk menolak tawaran Alisa. "Tidak bi. Aku tadi sudah makan roti, lagipula nanti aku pasti makan bi. Almira kan bawa bekal makan siang," bisik Liana menghadirkan tawa Alisa. Dari kejauhan Almira mendengus kecil. Kebiasaan Liana sering mengundur waktu, catat Almira paling tidak suka mengundur waktu.

"Lian katanya buru-buru!" Teriak Almira sudah mulai kesal.

Saat Almira sibuk dengan ponselnya tiba-tiba wanita seusia ibunya keluar dari dalam rumah di sebrangnya.

"Pagi Mira-ssi." Sapa si ibu yang merupakan tetangga Almira dengan tatapan mengintimidasi.

"Pagi bu," balas Almira sekenanya.

REALITA (JJK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang