Hallo semuanya, aku hadir dengan membawa satu kisah yang absurd. Cerita ini mengisahkan tentang seorang gadis biasa yang menaruh hati pada pria kaya raya yang berbeda agama.
Bangunan penghubung daratan antar sungai itu terisi lumayan ramai oleh manusia yang sedang menikmati senja di sore hari. Orang-orang sering menyebutnya jembatan. Mereka mengabadikan momen mereka dengan cara mereka sendiri ada yang menggambil gambar, ada yang melakukan live dalam sosmednya, sebagian ada juga yang memilih menikmati dengan bercengkrama bersama kekasihnya. Namun paling menyorot diantara keramaian tersebut, seorang gadis berhijab pasmina berwarna putih tulang polos yang sangat berbeda dari tampilan maupun aktivitasnya.
Gadis itu tidak menjadi sorotan orang-orang sana karena mereka terlalu acuh dan memilih pada kesibukan mereka daripada harus melihatnya yang sedang melukiskan pemandangan senjanya.
Satu ukiran saling menarik garis bibirnya setelah penyelesaian sketsa gambar. Gadis itu mengamati hasil sketsanya sebelum dia mencampurkan dengan berbagai warna yang bisa terlihat lebih asli.
"Sepertinya ada yang kurang," gumamnya meneliti kesegala arah karena menurutnya ada satu yang dia lewati untuk di gambar.
Almira melotot gembira mendapati sesuatu yang tidak dia gambar seperti menemukan hadiah yang paling mewah. Yah gadis itu bernama Almira Humaira Zidni, gadis belasteran korea-indonesia.
Almira mulai kembali menggoreskan pensilnya di kertas, menggambar seseorang yang dia lupakan tadi. Kedua bola mata lucunya sangat fokus melihat seseorang disebrangnya untuk dia gambar. Lagi, Almira menghela kesal karena orang yang dia gambar tidak berada di tempatnya.
"Dari awal pirasatku memang tidak baik jika harus di tambahkan pria itu. Sudahlah setidaknya ada gambaran sedikit," dumelnya kembali membenarkan wujud gambar orang tersebut.
Pada akhirnya Almira memilih meneruskan gambarnya hingga sesi pewarnaan. Sedikit demi sedikit kini yang dia gambar terlihat jelas kemana tujuan hasil gambarnya, jangan di sepelekan soal keahlian Almira dalam melukis. Lihatlah, hasilnya baru setengah tapi itu sudah terlihat sangat indah sampai seorang anak kecil yang entah kapan datangnya pun menganga terkagum-kagum melihat hasil karya Almira.
"Astaghfirullah," kaget Almira tanpa sengaja menyenggol gadis kecil di pinggirnya. Hampir saja alat lukisnya terjatuh berceceran jika saja Almira sedikit oleng.
Almira menghela nafas lalu menyimpan alat lukisnya berkacak pinggang menghadap sang gadis kecil.
"Eonni lukisannya sangat bagus!" Seru si gadis menampilkan deretan gigi putihnya tanpa menghiraukan ekspresi Almira.
Almira terkekeh melihat wajah lucu sang gadis, niatnya ingin berpura-pura marah tidak jadi ketika gadis kecil itu menatapnya gembira. Dia mencubit kecil pipi si gadis dengan gemas.
"Pertama aku sangat berterima kasih atas pujian mu. Kedua kamu mengagetkanku, dan ketiga dimana orang tua mu gadis manis?" Tanya Almira sambil melirik kesana kemari barangkali ada sepasang manusia yang kehilangan anaknya.
Gadis kecil itu hanya terdiam di beri pertanyaan Almira.
Almira menggiring gadis itu untuk duduk bersamanya di trotoar. dia yakin kedua orang tua gadis ini kehilangan dia. Untuk itu Almira memilih mengajak gadis itu untuk sedikit berbincang dengannya barangkali dia bisa membantu mencarikan orang tua anak ni.
"Bolehkah aku tahu siapa nama mu gadis manis?" Tanya Almira dengan tangannya yang mengelus surai si gadis.
Anak itu mengangguk semangat, Almira senang melihat ekspresi anak ini yang terbuka padanya yang notabenenya orang baru. Tidak seperti gadis kecil pada umumnya sulit untuk diajak bicara terkadang menanyakan nama saja mereka selalu diam, berbeda dengan gadis kecil bersamanya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
REALITA (JJK)
Novela Juvenil"Mencintaimu itu wajar namun berharap memilikimu adalah sebuah kesalahan." Almira "Aku bisa mencintai agama mu karena dirimu tapi aku tidak bisa mencintai agama mu karena Tuhan mu." Park Jung-kook Mereka memang se amin tapi mereka tidak bisa menjad...