1
padahal cuaca terlihat mendukung sejak tadi pagi. angin sepoi-sepoi dengan pancaran sinar matahari yang hangat, semerbak harum sejuk di pagi hari, benar-benar sebuah healing rutin yang selalu didambakan.
pukul delapan pagi selalu dimanfaatkan oleh reysha untuk bersantai sejenak di balkon apartemen sembari menyesap teh hangat pada cangkir favoritnya. menikmati suasana pagi hari yang cerah selalu berhasil membuat dirinya tenang.
namun ternyata langit berubah perlahan menjadi abu-abu. awan bergumul, entah apakah akan menjatuhkan tetesan air sekarang atau pada detik-detik berikutnya.
cepat-cepat reysha membawa masuk terlebih dahulu cangkirnya, dan kemudian kembali ke balkon untuk mengambil semua jemurannya. cucian itu baru saja ia jemur selama satu setengah jam, sebagian masih terasa basah sebagiannya lagi sudah mulai kering.
angin kencang mendukung persepsi akan turun hujan. reysha semakin mempercepat gerakannya menarik jemurannya. dalam hati ia mengutuk karena rambut sebahunya tidak sempat ia ikat dan malah ikut terombang-ambing terbawa angin.
jemuran semakin menumpuk di tangan kiri reysha, selagi gadis itu terus menarik jemurannya yang belum habis.
entah apa ini memang kebetulan, ketika reysha akan menarik salah satu cardigan tipisnya, saat itu juga angin kencang berhembus meniupkan cardigannya. kain tipis itu terlepas dari genggaman jari reysha.
"CARDIGAN GUE!"
tentu saja teriakan tidak membuat cardigan itu kembali ke tempatnya. tapi untungnya cardigan itu tersangkut di kursi santai balkon apartemen sebelah.
"holyshit."
umpatan pagi hari berhasil mencetak skor. setelah sekian lama mulutnya tidak mengeluarkan umpatan di pagi hari, akhirnya terjadi juga hari ini.
reysha buru-buru masuk ke dalam apartemennya dan mengunci pintu balkonnya. ia meletakkan jemurannya begitu saja di lengan sofa, dan segera berlari keluar menuju apartemen sebelah.
langkahnya terhenti tepat sejengkal dari pintu apartemen sebelah. nomor 208. reysha kurang tau dengan jelas apakah ruang apartemen ini sudah ada penyewanya atau belum. tapi mendengar isu dari tetangga-tetangga, ada seorang penyewa baru yang menempati salah satu ruang apartemen di lantai lima ini.
ragu namun penasaran, reysha tetap memencet bel. ia memainkan kukunya, melampiaskan rasa gugupnya dengan kebiasaan itu.
salah satu perasaan yang paling dibenci reysha dan semua orang: gugup. rasa sakit perut yang benar-benar membuat bimbang antara ingin mual atau buang air besar.
sekali lagi reysha memencet bel dan tepat saat itu juga seseorang membukakan pintu apartemen dari dalam. bunyi tombol dipencet dan suara ceklekan pintu membuat reysha langsung berdiri tegap.
hanya badannya saja yang tegap, belum diikuti kepalanya yang masih menunduk ke arah lantai.
"sorry, ganggu waktunya." ucap reysha dengan suara kecil. "gue boleh ijin ambil—"
"ini cardigan punya kamu, 'kan?"
oke. gugup beralih menjadi tegang. perasaan yang benar-benar paling dibenci reysha dan semua orang.
begitu telinganya mencerna suara dari seseorang yang berdiri di depannya, reysha sontak mendongak. bodohnya, tidak seharusnya ia menunjukkan ekspresi wajah seperti orang bodoh.
"k–kok... l–lo—"
"hi, reysha. nice to see you again. i'm mark lee, your ex–crush —and your neighbor too i think?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUEL SUMMER, ᵐᵃʳᵏ ˡᵉᵉ ✓
Fanfictionketika mantan gebetanmu muncul kembali sebagai tetanggamu. [ C O M P L E T E ]. ©myelegance. 2O2O, Desember.