11. Manipulative

1.5K 407 160
                                    

'Rahasia tidak akan pernah berhenti berderap, ia akan selalu menemani langkah kecilmu'

.
.
.

Breaking News
| Sabtu, Pembunuhan berencana terjadi di Markas Militer Angkatan Udara Korea Selatan |

[Sabtu, 07/11/20] Lima perwira tingkat dua yang berjaga di pangkalan Militer ketahanan Udara terbunuh secara misterius, diketahui pukul tujuh pagi oleh anggota militer darat yang tengah jalan menuju ruang ganti. Sampai saat ini belum ada bukti signifikan terkait kasus yang menimpa, sebab tidak ada bukti di tempat kejadian. Kami melaporkan, kembali ke studio...

Jeno menegang, jangan tanya alasannya, sebab wajah-wajah dan pakaian dinas berlumur merah, lima korban yang sudah tidak bernyawa yang tampil di layar tipis persegi tadi sangat melekat di dalam kepalanya.

Mereka yang menyeret dirinya paksa masuk ke dalam ruang isolasi.

Wajahnya pasi, jatuhkan remot tv saking jemarinya bergetar tak karuan. Menengok pria di samping yang hanya diam santai dengan ponsel di tangan kanan sambil sesap kopi sesekali.

"Waw, beritanya naik..." gumamnya.

Jeno ingat, sebuah kalimat yang tadi malam saat ia dibebaskan oleh pria asing yang belum ia tahu namanya itu mengatakan 'Nggak akan, semua sudah aman.' karena ia tahu, ruang isolasi dijaga beberapa perwira bawahan suruhan Jendral Kim.

Jeno memang sedang mencocok logi-kan kejadian, hanya pria yang tidak diketahui nama dan rupa aslinya yang datang selamatkan dirinya malam itu. Dan, satu orang lain dengan bahu sempit berjaket kebesaran dan tebal. Meskipun menggunakan masker, Jeno yakin dia bukan orang di dalam militer, sebab matanya terlalu asing untuk Jeno ingat mirip dengan siapa diantara orang-orang yang ia kenal di dalam militer. 

"Ga-gak mungkin," Jeno menggeleng kepala, menepis kemungkinan yang berputar di kepalanya. Senyum simetris pria itu tunjukan saat maniknya bergetar takut melihat pria tersebut.

"Lo!" Pekiknya, bangun dari sofa sambil menunjuk pria tersebut. Berjalan mundur saat matanya perlahan menatapnya sambil berikan senyum di ujung bibir.

"Lo siapa?!"

"Siapa? Hmmm, gue siapa ya?" Katanya dengan tertawa. "Ini ya, yang lo tonton tadi?" Tanyanya kemudian sambil tunjukkan layar ponsel di genggaman, tampilkan berita yang serupa dengan apa yang ia lihat tadi.

"Nggak kaget sih sama beritanya, tapi heran aja beritanya cepet naik. Hmm, mungkin karena media terlalu tanggap kali ya? Atau yang mati orang-orang berpengaruh? Makanya booming. Siapa yang tahu kan, rusaknya negara ini dan media massa?" Gumamnya.

Tak memikirkan bagaimana perasaan Jeno yang sudah kalut dengan dentuman jantung yang seakan ingin meledak saat itu juga. Pria ini malah terkekeh seolah berita yang sudah merebak ke seluruh penjuru negeri adalah seonggok bangkai yang diabaikan, amat tenang dan damai terkesan tidak peduli.

"Siapa orang yang ada sama lo waktu itu?" Jeno bertanya takut. 

"Gue yang bunuh mereka, dan..... ah! iya dia cukup membantu juga. Tapi harusnya lo bersyukur dong bisa selamat." Lanjutnya dengan santai.

"Gu-gue bakalan lapor ini ke polisi..."

"Polisi? Lo tau, polisi justru banyak menyimpan kasus kriminal." Ia berjalan mendekat.

"Gue gak peduli! Lo kan yang ngelakuin itu?! Ja-jawab! Gue lapor polisi sekarang..."

Yang diancam tidak menggubris, melainkan berjalan mendekat seolah Jeno adalah mangsa.

"Satu langkah lo maju, ini gue lempar ke muka lo!" Jeno mengancam, melirik vas bunga, sedangkan tangannya bergetar raih ponsel yang ia simpan dalam saku.

Bermuda Triangle - StrayKidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang